Senin, 30 September 2013

Chapter 28

" A Surprise Gift "


Saat membuka mata, kudapati tubuhku tergolek lemah disudut Clan Hall ForeignKNIGHTs, tak jauh dariku kulihat sesosok Dark Elf wanita dan seorang human laki-laki sedang berbicara. Aku berusaha bangun perlahan, walau kepalaku masih terasa sakit. Saat aku mencoba bangun si laki-laki human menoleh kearahku, lalu dengan sigap membantu tubuhku duduk dan bersandar dengan benar.

"Ah kau sudah sadar, syukurlah" Ujar Dark Elf wanita yg tak lain adalah Aisha

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, kepalaku masih terasa berat sekali.

"Sebaiknya kamu banyak-banyak istirahat dulu biar cepat pulih" Human laki-laki yg tampak gagah menggunakan satu set destino heavy beserta shieldnya itu berdiri disamping Aisha juga ikut menimpali, mengingatkan aku agar bisa cepat pulih.

"Iya, terima kasih" Jawabku pelan

"Gimana ceritanya kamu bisa terluka separah ini Sa?" Tanya Aisha

"Heemmhh... ini gk sengaja kok" Jawabku tenang

"Gk sengaja gimana?? Kata Elf yg mengantarmu, kalian dari Varka saat disana sedang terjadi perang besar" Aisha semakin memberondongiku dengan pertanyaan.

"Aisha, cukup!!! Jangan dipaksa cerita dulu, kasihan dia masih belum pulih, nanti saja ditanya-tanya biar dia istirahat total dulu" Ujar Human laki-laki tadi mengingatkan Aisha

"Uhhh... iya maaf Arisa, aku hanya khawatir clan kita akan di incar oleh clan-clan gila perang itu kalau kita ikut campur masalah mereka" Ujar Aisha dengan nada khawatir

"Tidak akan, aku jamin itu" Jawabku singkat

"Baiklah kalau begitu, kamu pulihkan dulu kondisimu. Kami ingin pergi hunting, mungkin hingga beberapa hari di Primvle Isle, jika kamu mau ikut susul saja ya lewat kota Rune Township". Aisha sudah mencapai Level 80, Primvle Isle tampaknya adalah tempat yg tepat untuk hunting bagi seorang yg mengambil profesi Storm Screamer sepertinya.

"Iya, terima kasih tawarannya, lain waktu aku menyusul. Kalian hati-hati ya" Jawabku sambil tersenyum.

                                                                 * * *
Dua minggu berlalu sejak peristiwa di Varka Silenos Stronghold terjadi, kini kondisiku sudah benar-benar pulih. Rencananya hari ini aku ingin menyusul Aisha ke Primvle Isle setelah seminggu yg lalu untuk yg kedua kalinya dia mengajakku hunting disana. Baru saja aku ingin menuju Grocery untuk membeli beberapa botol potion, aku melihat seorang Doombringer berjalan tergesa-gesa kearahku. Dia CrazYCroT, di kejauhan aku dapat melihat dia tersenyum tipis, senyuman khas seorang Kamael.

"Hallo nona Arisa, apa kabarmu?" Sapanya hangat padaku, tak ada sedikitpun bekas luka ditubuhnya, padahal dua minggu yg lalu aku melihatnya nyaris sekarat penuh luka di medan perang, yg membuatku nekat membacakan mantra Batle healku padanya, hal itu juga yg membuatku jadi terkapar beberapa hari.

"Hai, aku baik-baik saja, seperti yg kau lihat" Jawabku sambil tersenyum

"Heemmmm... lumayan cepat juga ya kamu pulih, padahal sehari setelah perang itu aku masih melihatmu terbaring tak sadarkan diri di Clan Hall" CrazYCroT bicara sambil berjalan pelan mengitariku sambil sesekali memperhatikan beberapa bagian tubuhku.

"Heh mahluk bersayap satu, jangan pandangi aku seperti itu, aku tak suka!!!" Ujarku dengan nada tinggi, aku merasa risih dipandangi seperti itu.

"Owhh.. Maaf neng, aku gk bermaksud membuatmu tak nyaman. Aku hanya memastikan kau benar-benar pulih, jika tidak aku akan sangat menyesal membiarkanmu bertindak konyol dan ceroboh seperti saat perang kemarin" Jawab CrazYCroT dengan tatapan tajam

"Hahahahaha... Gk perlu sekhawatir itulah, ini kan kau bisa lihat aku sudah sehat, sudah bisa lari-larian malahan" Ujarku sambil tertawa "Nah kau sendiri bagaimana??? sepertinya gk ada bekas luka sama sekali ya?" Tanyaku ingin tahu, sambil meneruskan langkah menuju teras temple kota Giran.

"Heh... siapa bilang gk ada?? Hari itu setelah perang usai aku langsung mencarimu ke Clan Hall ForeignKNIGHTs, aku melihatmu tergeletak disana. Luka-lukaku yg tadinya tak seberapa, jadi terasa makin parah ketika aku tiba di sana. Ini kelihatannya saja aku sehat, padahal sakitnya masih terasa sampai sekarang" Ujarnya dengan pandangan kosong.

"Hah...?? yg benar??? Apa bagian tubuh dalammu terluka parah?? aduh maafkan aku ya tak bisa berbuat banyak" Jawabku penuh rasa sesal

"Iya, benar... bagian dalam tubuhku yg terluka parah, disini" Ujarnya seraya menunjuk dadanya bagian kiri "Ini sakit sekali sa, saat aku melihatmu tak bergerak sama sekali" Lanjutnya sambil menatapku dalam.

Aku benar-benar shock, berbagai pemikiran muncul dikepalaku. Apa maksudnya dia berkata demikian, kenapa  harus bicara seperti itu. Apakah sebegitu pedulinya dia terhadapku?? atau... ah aku tak mau ge-er duluan, mungkin saja karena memang kami sudah berteman lama, jadi dia merasa seperti saudara.

"Hei, kok bengong??" CrazYCroT menyenggolku dengan lengannya

"Ah iya, maaf ya" Hanya kalimat itu yg bisa aku ucapkan

"Ya sudah, tak usah terlalu dipikirkan, yg jelas aku tetap ingin berterima kasih padamu. Karena walaupun kau konyol dan ceroboh, kau tetap berusaha menolongku, terima kasih ya" Ujar CrazYCroT dengan nada tulus. "Tapi lain kali jangan senekat itu lagi ya non, kau itu masih cupu hahahaha..." Lanjutnya sambil tertawa keras.

"Oh ya, ada sesuatu yg ingin aku berikan padamu, tunggu di sini sebentar, jangan kemana-mana" Ujarnya seraya beranjak menjauh.

Kemudian aku memilih duduk di salah satu anak tangga teras temple. Ya disini memang tempat favoritku saat ingin bersantai bersama teman-temanku. Tapi hari ini mereka sepertinya sedang ada kegiatan masing-masing, karena tak ada satupun dari mereka yg aku lihat disekitar sini.

Tak jauh dariku, aku melihat seorang Kamael lagi sedang memperhatikanku. Melihat weapon yg ia bawa, sudah bisa dipastikan dia juga seorang Doombringer seperti CrazYCroT. Aku tak begitu memperdulikan kamael itu, aku berusaha mencari kesibukan sendiri dengan memeriksa inventory. Aku ingat kalau aku punya simpanan adena di Warehouse, tadinya aku berencana menggunakan adena tersebut untuk membeli armor dan weapon, tapi sepertinya belum cukup untuk membeli keduanya. Jadi kemungkinan aku harus memilih antara membeli weapon dulu atau armor dulu. Sesaat kupandangi Dark Crystal Robeku yg mulai lusuh, juga beberapa sword dan blunt yg biasa kugunakan hunting. Lalu sekali lagi aku melirik kearah Doombringer tadi, dan kudapati dia masih saja memandangiku, dan saat aku mencoba membalas tatapannya, kamael itu membuang muka dan langsung beranjak menghampiri gatekeeper lalu menghilang.

"Ah cemen, baru dibalas tatap begitu saja langsung kabur hehehe..” Ujarku lirih seraya terkekeh geli.

Tepat saat aku menutup inventory, CrazYCroT tiba dihadapanku. Dia tampak tersenyum sumringah padaku.

“Maaf, lama ya?” Tanyanya padaku

“Yah lumayan, tapi gk masalah kok, habis dari mana emangnya?” Ujarku balik bertanya

“Dari Warehouse, aku ingin memperlihatkan sesuatu, tapi tidak disini. Ayo ikut aku ke Rune” Ajaknya sambil bergegas menuju gatekeeper.

Lalu tanpa bertanya aku langsung menyusulnya bertelepot ke kota Rune Township. Setiba di Rune Township aku melihat CrazYCroT menghampiri rekan-rekannya yg sedang berkumpul di depan Warehouse. Aku berniat menghampiri, tapi langkahku terhenti saat mataku menangkap sosok yg tak asing bagiku. Ya ada Viecha disana, aku agak canggung jika harus berhadapan dengannya, mengingat sikapnya yg kurang bersahabat padaku. Akhirnya aku memutuskan menunggu saja di dekat gatekeeper. Lima menit kemudian CrazYCroT menghampiriku.

“Hei, kok malah diem disini, kenapa gk gabung aja disana tadi?” Tanyanya padaku

“Ah gk apa-apa, gk nyaman aja. Gk ada yg dikenal, jadi berasa asing” Jawabku jujur

“Haaiiizzz,,, kau ini, gk perlu segitunyalah mereka asik-asik kok, ya sudah yuk kita ke Clan Hallku” Ajaknya padaku

“Heh??? Ke Clan Hallmu?? Mau ngapain??” Tanyaku bingung

“Ada yg mau kawinan, hahaha… udah ikut aja nanti juga tau sendiri” Jawabnya sambil menarik lenganku

“Hah??? Siapa yg ngadain acara kawinan di Clan hall?” Tanyaku makin bingung sambil terseok mengikuti langkah CrazYCroT yg lebih panjang

“Hahahaha… dasar oon, percaya aja” Celetuknya sambil menarik kuncir rambutku
“Iiissshhh… jahil amat sih” Gumamku kesal, yg di tanggapi dengan tawa keras oleh Doombringer ini

Setiba di depan Clan Hall, CrazYCroT langsung mengajakku masuk karena pintu tidak ditutup. Memasuki Clan Hall sebuah clan besar seperti Mongol memberi kesan berbeda, mungkin karena aku terbiasa dengan Clan Hall ForeignKNIGHTs yg tampak klasik dan lebih luas. Clan Hall di sini memang berukuran lebih kecil dari milik clanku, tapi didalamnya dilengkapi dengan dua tungku perapian yg menyala serta sebuah tembikar besar dimasing-masing tungku membuat ruangan ini terasa lebih hangat. Namun tampaknya member clan lebih suka berkumpul di kota dari pada di Clan Hall ini.

“Nah sekarang apa yg ingin kau tunjukan padaku tuan Doombringer?” Tanyaku tanpa basa basi padanya

“Oh ya, yg ingin kutunjukkan padamu sebenarnya cukup sederhana kok, hanya saja aku tak mau orang lain pada tahu, karena aku gk mau nantinya jadi cerita yg aneh-aneh” Ujarnya menjelaskan padaku.

“Oke, aku mengerti, lalu???” Tanyaku lagi

“Aku mau kasih ini kekamu” Jawabnya seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam inventory-nya, lalu meletakkan benda itu di tanganku

“Heh… ini armor???” Tanyaku kaget sambil mengamati benda yg ada ditanganku

“Yap, benar sekali. Itu satu set Dinasty Robe type Magic. Aku rasa kamu sudah cukup level untuk menggunakannya. Lagi pula Dark Crystal Robemu ini tampaknya sudah waktunya di museumkan hehehe” Ujarnya menjelaskan sambil terkekeh pelan.

“Haiiizzz… menghina bener kau” Jawabku sinis

“Eeiittss,,, jangan salah paham Sa, bukan menghina. Tapi apa kau tak kasihan sama armormu itu?” Tanyanya dengan tampang serius

“Ya ya ya ya… aku mengerti, jadi kamu kasihan nih sama temen cupumu ini, jadi mau ngasih armor baru?? Aduh makasih ya sobat, kamu perhatian sekali. Tapi maaf, aku tak suka dikasihani, mending kamu simpan aja atau kamu jual kan lumayan adenanya bisa digunakan untuk hal lain” Jawabku ketus sambil melangkah keluar dari clan hall.

“Lho… astaga..! Jangan salah paham gitu Sa, aku gk bermaksud seperti itu” CrazYCroT berusaha menahan langkahku

“Oh… lalu apa??? Kamu pikir aku gk mampu beli armor gitu?? Gk usah sombong mas bro, mungkin aku memang gk semakmur kamu, tapi aku bisa menghidupi diriku sendiri” Jawabku dengan nada tinggi.

“Haiiizzz… bukan gitu Arisa, tolonglah. Aku memberi ini tulus, bukan karena kasihan atau anggap kamu gk mampu, aku dapetin barang ini memang pengen ngasih kekamu, ya anggap aja hadiah karena kemarin kamu sudah berusaha menolongku” Ujarnya sambil mengencangkan cengkeraman tangannya dipergelangan tanganku.

“Ayolah terima Sa” Lanjutnya lagi sambil menatapku lekat, seolah ingin meyakinkan aku bahwa dia tulus.

Melihat dia yg tampak tulus akhirnya aku tak lagi punya alasan untuk menolak. Aku berusaha menepikan egoku demi seorang teman baik, walaupun aku merasa masih kurang nyaman, tapi rasanya tak adil juga jika aku harus membuatnya kecewa karena menolak pemberiannya. Satu set armor Dinasty Robe bukanlah barang yg murah saat ini. Aku yakin aku bisa membelinya sendiri suatu saat nanti, tapi jika sekarang aku memakai barang pemberian seseorang, terlebih lagi dia bukan orang asing, dia temanku sendiri, mungkin aku akan bisa lebih berhati-hati menjaga dan menggunakannya.

“Ya sudah, aku mau terima” Jawabku pelan

“Nah gitu dong, dari tadi kek, gk usah pake acara salah paham segala” Ujarnya tersenyum puas “Ya udah langsung pake gih, cakep pasti nih” Katanya seraya menyeretku masuk clan hall lagi.

“Eehhh, aku gk mau ganti disini. Aku ke Clan Hall ku aja, nanti ketemu disana, eh gk deh kamu tunggu di jembatan aja” Jawabku yakin

“Hemmmm… oke lah, aku tunggu ya?” Ujarnya mantap

Lalu aku bergegas mengambil selembar scroll escape clan hall yg ada di inventoryku. Ketika tiba di Clan Hall aku kembali mengamati satu set Dinasty Robe yg lengkap dengan sigilnya ini. Kulihat baik-baik sebelum akhirnya aku kenakan ditubuhku. Rasanya jadi berbeda, bahannya lebih nyaman ditubuh dan tidak kaku, walau agak sedikit berat. Ada juga slot untuk memasang cloak dibagian punggung. Setelah aku merasa menggunakan armor ini dengan pas, aku menggunakan Sword of Valhallaku kemudian membuka pintu clan hall, aku berjalan menuju jembatan dekat clan hall. Dari kejauhan aku sudah melihat CrazYCroT yg tengah menungguku disana. Sesampainya ditempat CrazYCroT menunggu, dia tampak tersenyum puas.

“Hemmm… gimana??? Nyaman gk dipakai??? Cocok kan??” Tanyanya padaku

“Iya pas sih, bahannya juga nyaman, hanya saja agak berat” Jawabku jujur

“Iya lah neng, ini armor grade S76, sudah ku enchant hingga ke +4 semua, mulai dari circlet sampai shoesnya, sudah kutambahkan elemen juga, makanya mungkin agak berat, tapi pertahanan fisikmu juga meningkat” Katanya menjelaskan.

“Owh.. begitu..” Gumamku sambil mengangguk tanda sudah mengerti “Terima kasih ya” Kataku tulus

“Iya sama-sama” Jawabnya dengan senyum tipis

Setelah itu hening, aku tak menemukan topik yg tepat untuk dibicarakan, begitu juga dengan CrazYCroT, ia tampak sedang berfikir, namun sekilas seperti sedang melamunkan sesuatu. Entah kenapa aku tak ingin mengusiknya. Ku pandangi saja wajahnya yg menatap lurus kearah aliran air sungai yg mengalir di bawah jembatan. Kemudian tiba-tiba saja dia memutar tubuhnya menghadapku dan ini dekat sekali, aku terkejut. Postur tubuhnya yg tinggi membuatku terdongak menatapnya sesaat, tapi kemudian aku menunduk. Aku merasakan pipiku menghangat, namun CrazYCroT malah semakin mendekatkan tubuhnya padaku sambil terus memandangiku. Saat keningku nyaris saja menyentuh dadanya, dan aku merasakan tangannya menyentuh bahuku, terdengar langkah berat dari kejauhan. Aku merasa dia seperti terkejut, lalu mengalihkan pandangannya kedepan.



“Aduuhhh… aku lupa, sore ini mau balik dreamy lagi” Ujarnya seraya menepuk jidatnya

Seketika aku langsung mundur selangkah, hal ini membuatku jadi lebih santai dari sebelumnya.

“Oh gitu ya, ya sudah siap-siap dulu sana, apa perlu aku temani?” Tanyaku

“Eh gk usah, aku sudah siapin dari kemarin kok" Jawabnya mantap

"Ah iya, aku juga ada janji hunting bareng Aisha di Primvle Isle" Ujarku yg kini juga teringat janjiku pada Aisha 

"ya sudah aku pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik, sampai jumpa lagi. Kamu juga cepetan naikin level” Ujarnya setengah berteriak sambil berlari menjauh

*to be continue*