Selasa, 15 Januari 2013

Chapter 22

" Everlasting Sunset "


Petang ini teramat mendung, kala aku memilih bersantai di Rune Harbor. Hampir dua pekan sudah kejadian di Silent Valley itu terjadi. Rasa marah yg teramat sangat besar pada df4e dan temannya si Kamael brengsek itu membuatku enggan menghubunginya bahkan aku sama sekali tak ingin menemuinya. Entah sudah berapa kali df4e berusaha menghampiriku, tapi aku tak sudi. Aku merasa tak dianggap, mengingat dia lebih membela temannya yg kurang ajar itu. Sudah berkali-kali df4e mencoba menjelaskan betapa dia amat menghargai persahabatannya. Tapi aku tak peduli, "sekalipun sahabat tapi jika salah apa layak untuk dibela??" tanyaku pada df4e saat dia berusaha menahan langkahku kala bertemu di kota Rune Township. Dan pertanyaanku itu hanya tinggal pertanyaan, tanpa mendapat jawaban. df4e hanya terdiam diikuti dengan tatapan mataku yg tajam. Aku tahu dia merasa tersudut dan bahkan mungkin dia juga sempat bertengkar dengan sahabatnya itu. Tapi seharusnya dia bisa berfikir dengan tepat sebelum bertindak. Aku masih tak bisa menerima sikap df4e, aku kecewa bahkan terluka.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk tak menghubungi ataupun menemuinya lagi. Perasaanku datar, walaupun aku tak membencinya, tapi aku tetap enggan melihat wajahnya. Dan setiap aku melihat sosoknya atau tak sengaja bertemu dikota, aku memilih menjauh. Aku sudah kehilangan df4e ku, dan kuharap dia mengerti seperti apa rasanya kehilangan.

Dan sejak kejadian di Silent Valley itu, Radit dan teman-temannya kini semakin baik padaku, walau kadang merasa sepi, tapi aku tak sendiri. Sebelum hari benar-benar gelap aku pun memutuskan kembali ke Kota Rune Township, menuju Giran. Setiba di Giran aku melihat banyak orang bergerombol disana. Aku penasaran lalu menghampiri, dan ternyata disana ada Cmah yg sedang asik berdansa dengan temannya.

"Hai Arisa, dari mana saja?? Lama gk kelihatan" Sapa seorang Gladiator sambil menepuk pundakku. Aku mengenalnya, dia Calivso dari Clan Valius, teman Radit yg ikut membantu saat terjadi keributan di Silent Valley waktu itu. Tak jauh darinya berdiri pula sosok yg sama yg kemudian aku tahu namanya dongsoo. Juga Kamael dengan tatapan angkuh yg diperkenalkan dengan nama Ascleopus.

"Hai juga, aku yah sedang asik hunting saja, tapi terkadang lebih sering nongkrong sendiri sih di Rune Harbor" Jawabku dengan senyum yg kupaksakan karena aku kurang nyaman dengan kehadiran si Kamael ini.

"Waahh.. sukanya nongkrong nih cc??" Tanya dongsoo dengan tatapan jahilnya.

"Hehehe.. yah sekedar menenangkan diri saja" Jawabku santai

"Cc tukang galau nih kayaknya" Sahut Ascleopus yg masih stay dengan gayanya yg cool.

"Hahaha... ya gimana gk galau, dimaki-maki berserker gk jelas, pacarnya bukannya ngebela malah ikut mukulin dia" Jawab Calivso sambil tertawa "Tapi tenang aja cc kalau itu orang muncul lagi, aku akan dapat kesempatan menggunakan Triple Sonic Slash ku lagi" Lanjut Calivso sambil menggesekkan dual sword yg menyala terang miliknya.

Aku hanya tersenyum saja melihat tingkah Calivso, kemudian aku pamit pergi menuju Aden. Setiba di Aden aku berkeliling sebentar. Ditengah-tengah kota Aden aku melihat LiSyaoran, aku pun segera menghampirinya yg tampak sedang melakukan tawar menawar dengan seorang pedagang. Kemudian setelah transaksi selesai, LiSyaoran baru menyadari kehadiranku.

"Astagaa..!!! Sejak kapan kamu berdiri disini Arisa" Ujar LiSyaoran dengan ekspresi yg sangat terkejut.

"Sejak tadi hehehe.." Jawabku sambil tersenyum geli melihat wajah LiSyaoran yg terlihat lucu. Entah kenapa aku senang melihat berbagai macam ekspresinya.

"Wah kenapa gk bilang dari tadi, eh coba lihat aku baru beli Dynasti Sigil nih, bagus gk??" Tanya LiSyaoran sambil memperlihatkan barang yg baru saja dia beli.

"Hemmm.. keliatannya sih bagus, sudah dienchant??" Tanyaku sambil menyentuh Dynasti sigil yg tampak berkilau itu.

"Belum sih, nanti aku enchant sendiri saja. Aku memang sudah mempersiapkan beberapa Scroll Enchant untuk armor grade S" Jawabnya sambil melangkah bersamaku.

"Lalu setelah ini mau kemana?" Tanyaku padanya

"Mau hunting aja deh, yuk ikut aku. Katanya mau coba ikutan aku hunt, kapan?" Tanya LiSyaoran dengan tampang serius padaku.

"Ya sudah, hari ini aku ikut kamu deh, tapi aku beli Blessed Spiritshot dulu ya" Ujarku sambil menuju kepada seorang pedagang Blessed Spiritshot.

"Heeii gk usah, aku punya banyak" Cegah LiSyaoran sambil menarik lenganku "Ayo langsung ke Rune Township aja" Lanjutnya sambil menyeretku menuju Elisa

Setiba di Rune Township LiSyaoran memintaku menunggu dia sebentar di dekat Ilyana, dia menuju Warehouse, 5 menit kemudian dia kembali lalu menyerahkan banyak Blessed Spiritshot padaku, inventory ku jadi terasa semakin berat. Melihat hal itu, LiSyaoran tersenyum lalu mengambil sebagian Blessed Spiritshot itu lagi dan memasukkan ke inventorynya.

"Aku sengaja memberimu banyak Blessed Spiritshot, karena kita akan lama disana. Nanti kalau Blessed Spiritshotmu sudah mau habis bilang ya. Ini sebagian aku bawakan, soalnya aku lihat inventorymu sudah kebanyakn isinya hahaha" Ujarnya sambil tertawa.

"He'em... trus sekarang kita mau kemana??" Tanyaku padanya

Tanpa menjawab pertanyaanku LiSyaoran menggamit lenganku lalu menghampiri Gatekeeper

"Ilyana, telepotkan kami ke Forest of the Dead" Ujar LiSyaoran pada Ilyana yg tampak mengantuk, karena hari sudah semakin larut.

Setiba di Forest of the Dead aku mengamati pemandangan yg tampak gelap, pohon sejenis ekaliptus dan cemara banyak berjajar diantara jalan setapak yg gelap. 

"Nah malam ini kita menginap disini dulu ya, karena sudah terlalu larut untuk berburu. Aku akan mendirikan tenda, kamu bisa bikin api unggun kan?" Ujar LiSyaoran padaku

"Oke, kurasa itu bukan ide yg buruk" Kemudian aku pun mencari ranting-ranting kayu kering disekitar kami, sementara LiSyaoran mendirikan tenda. Dan malam itu aku tertidur lelap didalam tenda, sementara LiSyaoran tetap berjaga diluar hingga fajar terbit.

Pagi ini ketika aku keluar dari tenda, kudapati LiSyaoran masih tertidur pulas tak jauh dari api unggun yg kubuat semalam. Suasana pagi yg kurang cerah, mengingat tebalnya kabut, serta cahaya matahari yg terhalang oleh pepohonan membuat suasana tak kalah gelap dengan Swamp Of Scream. Aku pun beranjak ke arah api unggun dan memadamkannya. Kemudian tanpa sadar aku terpaku memandangi LiSyaoran yg tengah tertidur, tapi yg terbayang olehku justru wajah cHurRcHaL, aku sadar kini aku teramat merindukannya. Entah berapa lama aku melamun, sampai akhirnya LiSyaoran terbangun. Dan hal itu menyadarkanku dari lamunan. Segera aku membersihkan tumpukan bara yg masih menyala dihadapanku.

"Uuuhh.. sudah pagi ya, kau cepat sekali bangun Sa" Ujar LiSyaoran sambil berusaha duduk dengan baik sambil mengucek-ngucek matanya.

"Yah tidurku cukup nyaman semalam" Ujarku tanpa menghentikan kesibukanku

"Berarti sudah siap berburu dong" Ujar LiSyaoran seraya berdiri

"Ya gitu deh" Jawabku sambil berdiri pula

Kemudian kami berkemas, membereskan tenda, kurang lebih sekitar 30 menit kemudian kami sudah berjalan menyusuri jalan setapak dan masuk kedalam Forest of the Dead. Suara-suara lirih para Monster mulai terdengar, dan terkadang sesekali monster seperti Zombie mencoba menghalangi jalan kami. Tapi LiSyaoran tampaknya sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, jadi dia lebih cepat tanggap. Hingga kemudian kami tiba di sebuah tempat yg agak lapang, disalah satu ujung Forest of the Dead, dengan sebuah batu yg tinggi besar menjulang, disini juga banyak monster sejenis Vampire dan Zombie.

"Nah disini kita hunting, kau lihat batu besar itu??" Tanya LiSyaoran sambil menunjuk batu yg aku lihat tadi, lalu aku mengangguk. "Aku sering mendaki sampai puncaknya untuk istirahat" Ujarnya lagi

"Wew... ngapain sampai mendaki sejauh itu cuma buat istirahat?" Tanya ku bingung

"Iya, soalnya monster-monster disini agresif" Terang LiSyaoran padaku, dan itu benar. Tak lama kemudian tiba-tiba seekor Zombi tiba-tiba menyerang kami begitu saja. Namun dengan cepat LiSyaoran menyambutnya, hanya dengan mengucapkan mantra 2 kali saja, monster itu sudah terkapar.

Aku yg masih belum terbiasa merasa kaget, kupikir jika aku hunting sendiri disini aku tak akan sanggup melihat monster-monster yg lebih agresif dari pada di Swamp of Scream. Lalu kami pun mulai hunting. Melihat cara LiSyaoran hunting tampak lebih santai, mungkin karena perbedaan level dan sudah terbiasa jadi tak terasa berat lagi untuknya. 

Tanpa terasa 3 hari sudah kami hunting, levelku sudah naik 1 level menjadi 74. Hunting bersama LiSyaoran terasa lebih menyenangkan. Pembawaannya yg sangat bersemangat, kocak dan suka bercanda membuat aku merasa jauh lebih baik. Menjelang sore aku memeriksa inventoryku, persediaan Blessed Spiritshotku sudah sangat menipis, persediaan yg kutitipkan pada LiSyaoran pun sudah habis. Aku mengutarakan niatku ingin kembali kekota untuk membeli persediaan Blessed Spiritshot. Tapi LiSyaoran melarangku, dia bilang tak lama lagi temannya akan datang membawakan Blessed Spiritshot untuk kami, lalu kami pun beristirahat diatas puncak batu besar seperti biasanya.

"Maaf ya sa, bukannya aku tak mengizinkanmu untuk kembali menghirup udara kota, tapi jika kau pergi sendiri akan berbahaya, di perjalanan menuju kemari bisa saja kau dihadang Vampire dan Zombie-Zombie itu. Aku tak ingin kau terluka, sekarang aku bertanggung jawab penuh atas keselamatanmu, karena aku yg mengajakmu kemari" Ujar LiSyaoran sambil mengelap Valhalla nya yg terang. 

"Oke aku mengerti" Jawabku sambil tersenyum. Lalu kemudian sayup-sayup aku mendengar suara seseorang berteriak dibawah.

"Oooyyy... LiSyaoran, mana kau?? sini turun" Teriak suara itu

"Eh sepertinya temanku sudah datang, tunggu disini ya, aku kebawah dulu" Ujar LiSyaoran sambil beranjak dari tempat duduknya. Aku hanya menjawab dengan anggukan saja sambil mengikuti LiSyaoran yg turun dengan mataku. Aku melihat seorang Kamael dibawah sana, dan tanpa sadar aku bergumam  kecil "Huh.. lagi lagi Kamael" Gerutuku kesal pada diri sendiri. Sejak Keributan bersama df4e dan temannya itu, aku mulai kurang suka pada Kamael. Kulihat dari kejauhan LiSyaoran tampak asik sekali bicara dengan Kamael yg menggunakan Destino Light lengkap dengan Icarus Heavy Armsnya yg tak kalah terang dari Valhalla milik LiSyaoran, kemudian LiSyaoran mengajak Kamael itu menghampiriku

"Nah Arisa, kenalin nih temenku si Doombringer dari Clan Mongol" Ujar LiSyaoran penuh semangat.

"Namaku CrazYCroT" Ujar Doombringer itu memperkenalkan namanya dengan tatapan angkuh.

"Arisa" Jawabku singkat

"Sekali lagi makasih ya bro udah mau nganterin keperluan huntingku" Ujar LiSyaoran sambil menjabat erat tangan si Doombringer ini.

"Hehe.. iya iya, sering-sering saja merepotkan, aku tak keberatan kok, aku tak heran jika kau malas beranjak dari tempat ini, rupanya ada yg menemani" Jawab CrazYCroT terkekeh sambil melirik kearahku.

"Hahaha... iya lah sob, biasanyakan aku selalu sendiri" Jawab LiSyaoran salah tingkah

"Ya sudah, aku pergi dulu. Mau lanjut dreamy,  Viecha sudah menungguku" Lanjutnya seraya beranjak pergi.

"Okeee, hati-hati ya sob" Ujar LiSyaoran mengingatkan temannya.

Setelah CrazYCroT pergi aku dan LiSyaoran kembali beristirahat, dia menceritakan bagaimana dia mengenal Doombringer itu, dari LiSyaoran juga aku tahu Kamael itu sudah level 83. Disore yg selalu kelabu di Ujung Forest t of the Dead ini kami banyak bertukar cerita, tentang kisahku dan cHuRcHaL, siera1st, hingga peristiwa di Silent Valley beberapa waktu yg lalu. Dia pendengar yg baik, sesekali dia berkomentar dan menanggapi ceritaku. Dia juga bercerita jika dia memutuskan mengembara tanpa Clan dulu, tapi suatu hari dia akan kembali ke Clan itu lagi. Kemudian tanpa terasa matahari sore kian condong ke barat, menandakan tak lama lagi malam tiba, lalu tiba-tiba saja LiSyaoran berdiri.

"Lihat matahari tenggelam itu sa!!!" Ujar LiSyaoran sambil menunjuk matahari terbenam. 

Dicakrawala aku melihat senja,   dengan pesona  cahaya jingga,, yg   sangat indah walau terhalang kabut gelap Forest of the Dead.

"Waw.. keren juga ya??" Ucapku kagum

"Iya, jarang-jarang lho bisa liat sunset sekeren itu tu dari sini" Ujar LiSyaoran lagi. Aku pun mengamininya dengan anggukan

"Sa, gabung di Clan ForeignKnight aja yuk??!" Ajak LiSyaoran tiba-tiba.

"Hah?? kok tiba-tiba ngajak gabung di ForeignKnight??" Tanyaku tak mengerti

"Aku bisa merasakan kalau kamu kesepian di Clanmu sekarang Arisa" Jawab LiSyaoran tanpa mengalihkan pandangannya dari sunset didepan kami.

Sebuah opini yg tepat, pikirku. Aku memang merasa kesepian akhir-akhir ini, apalagi sejak cHuRcHaL tak ada.

"Aku perlu berfikir dulu, karena bagiku gk gampang menyesuaikan diri dengan orang-orang baru" Jawabku tegas

"Baiklah, aku mengerti. Santai aja ya, kapan pun kamu mau, bisa kok gabung di ForeignKnight, apalagi aku kenal baik dengan pimpinannya" Kata LiSyaoran penuh semangat.

Dalam hati aku bertanya-tanya, apakah keluar dari Musrik adalah langkah tepat, atau hanya sebagai pelarian karena kekecewaanku pada df4e. Aku masih bimbang, belum bisa memutuskan. Tapi mengabaikan begitu saja niat baik LiSyaoran yg sangat baik padaku pun kurasa juga bukan keputusan yg baikjuga . Ditengah kebimbangan yg masih mememenuhi pikiranku, Sunset dihadapan kami pun tenggelam dengan sempurna memeninggalkan segaris warna keemasan yg buram, seburam pikiranku saat ini.


*to be continue*                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar