Sabtu, 04 Januari 2014

Chapter 30

"Question Mark"


Aku terbangun oleh suara ketukan pintu yg amat keras, terdengar suara gaduh diluar. Dengan malas aku pun bangkit dan menghampiri Bianca si pelayan lalu menanyakan apa yg sedang terjadi diluar, namun Bianca hanya menggelengkan kepala seraya mengangkat bahu, menandakan ia pun tak tahu. Akhirnya kuputuskan membuka pintu sendiri lalu melihat ada keributan apa diluar. Begitu pintu terbuka aku mendapati lpopol yg tengah beradu mulut dengan Darion si penjaga clan hall. Tanpa membuang waktu akhirnya aku mencoba menghampiri mereka.

“Hei ada apa ini, pagi-pagi kok sudah ribut-ribut?” Ujarku menengahi mereka

“Maaf nona, ini ada yg memaksa ingin masuk clan hall sejak semalam, tapi saya tak mengizinkan karena dia tidak bisa menunjukan identitas kalau dia member di clan ini” Ujar Darion menjelaskan dengan sopan

“Ah kau kan sudah tahu kalau aku juga bagian dari clan ini, hanya saja aku sedang tidak bergabung resmi” Jawab lpopol tak mau kalah

“Maaf tuan, saya hanya melakukan tugas, jadi saya tidak bisa memberi izin masuk sebelum ada konfirmasi atau persetujuan dari member clan” Ujar Darion lagi

“Aduh sudah-sudah, maaf Darion dia tamuku, jadi aku minta izinkan dia masuk” Ujarku pada Darion

“Baik nona. Silahkan masuk tuan” Darion akhirnya mengizinkan lpopol masuk bersamaku

“Eh tunggu dulu, jika tidak keberatan bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di tempat favoritmu saja?? Sudah lama gk ngobrol, ayo temani aku dulu mumpung lagi break hunting ini. Gk lama kok paling 1 atau 2 jam saja” Ajak lpopol padaku sambil memegangi lenganku

“Hemmmm… oke deh, yuk” Jawabku tanpa pikir panjang

Kemudian kami langsung menuju tempat yg di maksud cowok elf ini. Namun saat mendekati tempat yg dimaksud, langkahku terhenti. Aku melihat seseorang sedang duduk ditempat aku biasa nongkrong. Dia WalIyuLaH tampak tengah asik mengobrol dengan teman-temannya.

“Waduh, sepertinya tongkronganku lagi rame tuh, ngobrol di tempat lain aja yuk. Ke Heine atau Aden saja sambil berkeliling” Ujarku memberi usul

“Oke deh, mungkin ke kota Aden saja kali ya?!” Jawab lpopol sambil tersenyum, kemudian kami langsung menghampiri gatekeeper.

Sesaat sebelum aku ditelepotkan ke kota Aden oleh gatekeeper sekali lagi aku menoleh kearah WalIyuLaH yg rupanya juga tengah menatapku, lalu ia tersenyum kepadaku.

Setiba dikota Aden aku dan lpopol berkeliling sambil melihat-lihat orang yg sedang berdagang. Kota ini benar-benar kota Metropolitan yg tak pernah tidur, dapat dikatakan kota Aden-lah pusat perekenomian yg paling maju saat ini. Ada juga perdagangan dikota lain seperti Giran dan Goddart namun tidaklah seramai kota Aden.

Satu jam berlalu, lpopol bercerita tentang beberapa kesulitannya saat hunting. Aku juga tak lupa bercerita tentang peristiwa di Varka tempo hari, juga bagaimana aku terkapar tak sadarkan diri diclan hall selama beberapa hari, serta bercerita tentang CrazYCroT yg memberiku hadiah satu set +4 Dinasty Robe lengkap dengan sigilnya. Mendengar ceritaku lpopol jadi makin kagum pada CrazYCroT. Dia mengatakan bahwa Doombringer itu memang sosok yg amat perhatian pada teman-temannya. Bahkan lpopol, LiSyaoran dan Khodomo juga tak luput dari perhatiannya, dia memang senang membantu teman. lpopol dan saudara-saudaranya juga pernah didanai equipmentnya oleh CrazYCroT tanpa keraguan sedikitpun. Dari situ aku menilai sepertinya CrazYCroT memang orang yg ringan tangan dalam membantu teman.

Hari mulai beranjak siang, walau langit tampak sedikit mendung ketika lpopol menyudahi obrolan kami. Katanya dia masih ada urusan lain lagi sebelum kembali bersiap hunting. Kami berpisah didekat gatekeeper kota Aden setelah lpopol pamit pergi. Kemudian aku beranjak kembali melihat-lihat pedagang yg sibuk berdagang. Saat aku menuruni tangga, aku melihat seorang pedagang yg memajang dagangan ditokonya dekat pojok tangga bagian bawah, tak jauh dari gedung Warehouse. Karena penasaran aku pun menghampiri pedagang tersebut dan melihat barang yg ia pajang.

Begitu mendekat aku melihat dengan jelas barang yg dijual, yaitu sebuah Arcana Mace tanpa enchant dengan element earth dan label harga sebesar 125.000.000,- adena. Aku terdiam sejenak dihadapan toko, sambil berfikir, label yg tertera menunjukan bahwa si penjual tidak melayani tawar menawar alias harga pas. Arcana Mace adalah weapon grade S 76 yg sesuai untuk profesiku. Sebenarnya aku memiliki cukup adena untuk membeli barang yg terpajang dihadapanku ini. Tapi yg membuatku harus berfikir lagi adalah elemen yg melekat pada weapon ini adalah earth, sedangkan elemen dasarku yg berprofesi sebagai Archmage adalah elemen fire.

Karena merasa kurang yakin akhirnya aku berlalu dari toko tersebut melanjutkan niatku ke gedung Warehouse. Setiba di depan petugas Warehouse aku menyerahkan beberapa barang yg ingin aku simpan, yah sekedar mengurangi isi inventory yg makin berat.

Setelah keluar dari gedung Warehouse aku berpapasan dengan seorang Orc yang memakai lencana clan TheLeague yg tak asing dimataku. Aku teringat deRseRbeL, orc yg dulu memberiku Formal Wear. Sesaat kami sama-sama terdiam, sepertinya orc yg telah memakai Destino heavy ini tengah berusaha mengenaliku sambil mendekat. Aku diam saja sampai akhirnya dia menyapaku.

“Hai cc, cc Arisa kan ya?” Sapanya padaku

“Hemmm, hai juga.. iya benar aku Arisa. Kamu deRseRbeL kan ya?” Ujarku meyakinkan lagi

“Iya cc, wah sudah lama ya gk ketemu” Jawabnya “mau shopping ya cc?” Ujarnya bertanya

“Ah gk, tadi cuma habis jalan-jalan saja sama teman” Jawabku

“Oh begitu, nah temannya kemana?? Kok sendiri saja? Sama cc Lena ya?” Lanjutnya bertanya

“Bukan sama Lena, tapi sama temen satu clan dulu, dia sudah pergi ada keperluan lain katanya” Ujarku menjelaskan

“Hemmm.. ya ya ya, lalu sekarang mau kemana?” Tanyanya lagi

“Belum tahu mau kemana, kau sendiri mau kemana?” Ujarku balik bertanya

“Mau pergi hunting, cc mau ikut?” Ajaknya tiba-tiba

“Wew.. hunting dimana emangnya?” Tanyaku padanya

“Di Schuttgard territory, tepatnya di Crypt of Disagree” Jawabnya menyebutkan lokasi

“Hah, dimana tuh?? Sepertinya baru denger” Ujarku

“Hahahaha… ya iyalah, disana tempat hunting untuk class fighter cc, yg mystic paling hanya buat support saja, sama kyak di Giant’s Cave lah, tapi bedanya Crypt of Disagree itu dihutan, ada beberapa kuburan tua berbentuk piramida juga disana” Ujar deRseRbeL menjelaskan.

“Owh.. gitu, sepertinya menarik” Gumamku pelan

“Jadi mau ikutan?” Tanya deRseRbeL lagi

“Boleh deh, eh tapi sepertinya aku mau beli weapon dulu deh” Ujarku padanya

Kemudian aku bergegas menuju toko penjual Arcana Mace tadi, dan disana masih terpajang weapon yg kumaksud. deRseRbeL juga ikut menghampiri toko yg ada dihadapanku saat ini

“Wah Arcana Mace, emang cocok sih buat profesi seperti cc, lagi pula harganya lumayan miring tuh” Ujar deRseRbeL setelah ia melihat label harga

“Oh begitu ya, tapi lihat elemennya earth, elemen dasarku kan fire” Ujarku menjelaskan

“Ah itu bisa diganti kok cc, nanti aku beritahu caranya” Kata deRseRbeL

“Baiklah kalau begitu” Ujarku

“Kemudian aku membeli Arcana Mace tersebut, setelah itu deRseRbeL mengajakku menemui Master Yang (saudara master Yin di Kota Rune Township) dikota Aden ini, disana elemen earth yg melekat pada weapon ini dihilangkan, setelah itu derseRbeL memberiku beberapa buah fire stone dan fire crystal untuk diisikan kedalam weapon ini.

Setelah itu kami segera menuju kota Schuttgard. Di Schuttgard tampak seorang wanita human sepertiku telah menunggu, dia seorang Hierophant dan memperkenalkan diri dengan nama Nalila. Sesaat aku mengamati wanita yang memakai Dark Crystal Robe  yang saat ini tengah bersama kami. Aku merasa seperti mengenali lencana clan yang ia gunakan. Namun aku tak berhasil mengingatnya apa nama clan yang memiliki logo yang didominasi warna merah tersebut. Kemudian deRseRbeL langsung mengajak kami ke Cript of Disagre. Dihutan ini lumayan banyak orang yg hunting, sampai-sampai kami nyaris saja tak dapat tempat. Ketika hunting kami bertiga tak banyak bicara, hanya sesekali saja saling mengingatkan.

Entah kenapa tiba-tiba aku teringat WalIyuLaH, kupikir kamael itu cukup menarik, walau terlihat  cukup misterius, tapi dia juga humoris. Tadinya aku ingin bertanya pada deRseRbeL apakah dia mengenal WalIyuLaH, tapi ku urungkan keinginan itu melihat situasi yang dingin karena saling diam. Setelah satu jam berlalu kami cuma hunting tanpa ada acara ngobrol-ngobrol sekedar untuk menghangatkan suasana. Nalila yang kulihat tampak sudah profesional dalam hunting ini, tanpa di minta dia dengan cekatan membaca mantra-mantranya sebelum buff kami benar-benar menghilang. Juga tak perlu berteriak minta di heal ketika kami terluka terkena sabetan pedang-pedang monster disini. Dia benar-benar seperti robot. Akhirnya aku mulai bosan, dan entah kenapa secara diam-diam aku berharap WalIyuLaH muncul disini, agar aku punya alasan untuk mengundurkan diri dari party hunting yang membosankan ini.

Nyaris dua jam berlalu, ketika tiba-tiba deRseRbeL terdiam. Aku sempat menyapa menanyakan apakah dia baik-baik saja atau kelelahan. Namun ia tetap diam, wajahnya tampak menegang. Begitu pula Nalila yang terlihat terkejut setelah deRseRbeL membisikkan sesuatu padanya. Tak lama kemudian Nalila escape entah kemana. Sedangkan deRseRbeL berjalan lesu kebawah sebatang pohon pinus kemudian duduk. Aku pun menghampirinya, lalu menanyakan kemana perginya Nalila, namun dia tak menjawab. Aku merasa ada yang tidak beres dengan mereka berdua, mungkin saja mereka bertengkar.

  
Setelah beberapa kali berusaha mengajak deRseRbeL bicara dan tidak berhasil, akhirnya aku menyerah. Walaupu aku tak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi aku merasa sepertinya Titan ini butuh waktu untuk sendiri, aku pun memutuskan untuk pergi. Setelah pamit padanya aku pun segera berdiri membelakanginya lalu mengambil selembar scrol escape clan hall dari dalam tasku. Sebelum aku menarik simpul scrol ditanganku, sekali lagi aku menatap Orc dibelakangku ini. Dan…. Aku tak melihat siapa pun, dia menghilang, aku mengedarkan pandangan disekitarku, tak ada tanda-tanda atau jejak apapun yang ditinggalkan deRseRbeL, sungguh aneh. 

Kemudian aku tersentak, tiba-tiba terlintas dikepalaku bentuk dan warna lencana clan yang dipakai Nalila tadi, itu lencana clan SesameHill, aku yakin sekali. Dan aku menyadari satu hal, bahwa TheLeague dan SesameHill adalah dua clan yang saat ini telah mengumumkan perang. Dan barusan aku 1 party dan hunting bersama mereka? Mereka dalam status war tapi nekat hunting bersama? bulu kudukku merinding. Tak ingin berlama-lama lagi memikirkan hal yang makin aneh ini, aku pun langsung menarik simpul yang mengikat scrol escape clan hall yang kupegang. Tiga detik sebelum pandanganku gelap, aku melihat sosok Kamael sedang berlari pelan ke arahku. Dan aku mengenali sosok itu. Dia………

“WalIyuLah!!!” Desisku tertahan

To be Continue