Kamis, 10 Oktober 2013

Chapter 29

"Doombringer From TheLeague" 




Sebuah pulau yg terpisah dari wilayah kota besar Rune Township, Primvle Isle, ya disinilah aku sekarang berada. Berdiri di tengah hamparan pasir putih di pantai yg indah disertai hembusan angin yg lembut dan pemandangan laut yg tenang. Aku sudah memberi tahu Aisha bahwa aku sudah menunggunya di dermaga ini, untuk menyusul Aisha sendirian kedalam sana aku belum mendapat izin darinya. Alasannya karena monster spesies Dinosaurus disini sangat agresif. Jadi aku didermaga saja menunggu Aisha menjemputku.

Lima menit berlalu namun Aisha belum terlihat muncul juga, kemudian aku berjalan mengitari tempat ini, aku melihat ada sebuah mulut goa yg besar tak jauh dari gatekeeper. Penasaran aku mencoba masuk berjalan pelan menyusuri rongga goa yg gelap dan dingin. Baru saja aku melangkahkan kaki pada belokan pertama, aku mendengar suara langkah berlari mendekat. Suara langkah terdengar jelas dalam goa, aku pun memutuskan kembali keluar saja. Saat aku memutar langkah aku mendapati Aisha melangkah kearahku.

“Heim au kemana kamu?” Tanya Aisha tanpa basa basi

“Eh, aku hanya jalan-jalan saja, soalnya tadi aku menunggumu lama gk muncul” Jawabku

“Ayo ikut aku, lokasi huntingku bukan lewat sini, lagi pula monster didalam sana levelnya lebih tinggi dan lebih galak, belom cukup level kita hunting disana” Ujar Aisha menjelaskan

“Owh begitu, oke aku mengerti” Jawabku sambil tersenyum

Kemudian kami berdua bergegas keluar dari goa, setiba diluar aku melihat human fighter laki-laki yg bersama Aisha dua minggu yg lalu menoleh pada kami. Dia tersenyum lalu menghampiri kami.

“Hai… Sudah siap berburu?” Tanyanya pada kami

“Pasti dong, oh iya aku lupa memperkenalkanmu pada Arisa. Arisa ini ArRthas,” Ujar Aisha memperkenalkan human laki-laki ini padaku

“Namaku ArRthas, profesiku Phoenix Knight” Ujar ArRthas memperkenalkan diri padaku

“Oh iya, namaku AriSaFusChiDa panggil Arisa saja, profesiku Archmage” Balasku sambil sedikit membungkuk memberi salam.

“Ahahaha.. iya aku sudah tahu dari Aisha” Jawabnya sambil tertawa pelan

“Oh begitu ya” Jawabku

“Dah yuk kita masuk kedalam, ArRthas tolong di cover ya Arisa soalnya kan dia baru pertama kali hunting disini” Ujar Aisha memberi komando pada ArRthas

“Oke sayang, trust me” Jawab ArRthas sambil mengerlingkan mata pada Aisha

“Huuuu… jangan pakai sayang-sayangan disini deh, malu sama Arisa” Aisha tampak salah tingkah

“Eheemmm.. Jadi kalian pacaran nih?” Tanyaku curiga

“Ehehehe.. menurutmu?” Ujar ArRthas yg tersenyum dengan ekspresi malu-malu. Mereka berdua terlihat salah tingkah dan saling lirik. Melihat hal ini rasanya aku tak tahan untuk tidak tertawa, lucu sekali mereka.

“Ahahahahaha.. ya ya ya aku paham, aduh jadi gk enak nih mengganggu kencan kalian hehehe” Ujarku sambil tertawa.

“Eeehh gk segitunya juga kali Sa, udah santai aja. Kami gk masalah kok ada kamu, makanya aku udah ngajak dari kemarin-kemarin” Ujar Aisha meyakinkan aku.

“Yg bener nih?” Tanyaku sekali lagi

“Iya Sa, gk apa-apa kok” Lanjut ArRthas juga ikut meyakinkan
“Baiklah kalau begitu, ayuk jalan” Ajak ku pada mereka

Lalu kami mulai masuk kedalam pulau, aku berjalan dibelakang ArRthas, melihat monster didalam pulau ini aku pikir mereka bukanlah spesies yg ganas, malah terlihat lucu menurutku. Kalau dijadikan peliharaan pasti keren. Ada Wind Strider yg besar, ada monster dengan tampang lucu berwarna coklat dan berleher panjang berlarian berkelompok juga ada yg seperti anak Dinosaurus yg imut juga berlarian berkelompok. Diantara tiga jenis, yg paling agresif adalah jenis strider, sedangkan dua jenis yg lain tidak akan terusik jika tidak diserang lebih dulu. Ada pula satu jenis Elrokian yg hanya duduk diam dalam lingkaran kulit kayu dan batu. Elrokian ini cenderung pasif, dia hanya menyerang jika kami terlalu berisik. Namun hal yg menyenangkan menurutku disini semua monster lemah terhadap serangan magic, namun kuat terhadap serangan fisik. Memang benar-benar tempat hunting yg tepat buat magician.

Hari sudah mulai gelap kala kami mengakhiri perburuan hari ini, lumayan experience yg kudapat hari ini. Sepulang dari tempat hunting aku memilih beristirahat di kota Giran, bersantai sejenak di teras temple sambil ngobrol dan bercanda dengan Cmah dan beberapa member dari clan RoyalFlush yg aku lupa menanyakan namanya. Ditengah seru-serunya ngobrol, kembali aku memergoki sepasang mata yg tengah memandangiku dengan tatapan yg tak dapat ku mengerti. Ya lagi-lagi Doombringer kemarin tampak sedang mengamatiku, kali ini mata kami sempat beradu beberapa saat hingga Cmah menegurku pelan.

“Eh cc kok bengong?” Ujar Cmah sambil menepuk pundakku. Aku pun reflek mengalihkan pandanganku kearah Cmah, begitu pula si kamael tadi kulihat sekilas dia juga mengalihkan pandangannya kearah yg lain, lalu melangkah mendekati seorang kamael laki-laki lain dan mulai bicara.

“Ah gk kok, eh ya cc Cmah kenal gk sama kamael itu?” Bisikku pada Cmah sambil melirik kea rah kamael tadi. Kemudian Cmah melirik kearah yg aku maksud

“Wah kurang tau cc, sering liat sih tapi gk tau dia siapa, mungkin Calivso atau Ascleopus kenal kali ya, kan lencana clannya sama tuh” Ujar Cmah pelan. “Emangnya kenapa cc?” Tanyanya kemudian dengan suara berbisik juga.

“Gk apa-apa sih, cuma dari kemarin itu kamael ngeliatin aku-nya gimana gitu, aneh rasanya. Yah takutnya aja kalau-kalau dia punya niat gk baik sama aku, tatapannya misterius banget soalnya” Ceritaku masih dengan suara yg agak berbisik

“Wew… emang cc punya musuh ya?” Tanya Cmah
“Enggak, tapi sepertinya ada sih yg menganggap aku ini musuhnya” Jawabku jujur.

“Walaahh,,, kalau begitu hati-hati aja cc, tapi jangan cepat berprasangka buruk juga sama orang lain, mungkin memang cara dia mandang orang seperti itu, tau sendiri kan ras kamael emang tampangnya seperti itu, belum tentu mereka jahat” Ujar Cmah berargumen

“Iya bener juga sih, tapi yah kalau dipandangi seperti itu sama orang yg gk dikenal kan rasanya aneh” Aku kembali bicara dengan suara normal

“Tapi kalau sudah berkenalan jadi gk aneh lagi kan?” Tiba-tiba ada suara lantang yg ikut nimbrung pembicaraanku dan Cmah dari arah belakang kami. Dan astagaaa..! Kamael itu yg bicara rupanya, dia mulai mendekat dan tanpa permisi langsung duduk disebelahku.

Aku yg masih terkejut hanya bengong saja saat kamael ini duduk disebelahku. Aku dan Cmah hanya saling pandang sama-sama tak mengerti. Kemudian kamael ini berdiri lagi dan bersikap memberi hormat pada kami.

“Kenalin namaku WalIyuLaH, aku seekor Doombringer hehehehe…” Ujarnya memperkenalkan diri sambil tersenyum ramah. Ekspresi aneh yg sempat ia perlihatkan padaku kemarin dan barusan seketika menghilang.

“Hai juga kk, namaku Cmah si Maestro” Balas Cmah sambil melambakan tangannya, bisa ngelawak juga nih om Doombringer” Lanjut Cmah

“Hehehe… Bercanda sedikit kan boleh. Kalau cc human ini namanya siapa?” Tanya WalIyuLaH seraya membungkuk sambil menatapku dengan senyuman khas kamaelnya.

“Aku AriSaFusChiDa, Archmage” Jawabku singkat.

“Owh Archmage, tadinya kupikir cc ini Hierophant” Lanjut WalIyuLah sambil kembali duduk disebelahku.

“Pasti karena gk bener-bener perhatiin armornya yah?? Udah jelas Hierophant sama Archmage itu kalau pakai Dinasty Robe bentuk bagian bahu kirinya beda” Ujar Cmah menjelaskan.
“Oh begitu ya cc, maklumlah aku ini kurang bukan pemerhati jenis armor. Masih tergolong awam sih, beda sama yg profesi Maestro seperti cc, pasti ngerti banget” Jawab WalIyuLaH

“Hehehe… Ya lumayan lah paham, masih perlu banyak belajar juga sih” Ujar Cmah sambil tersenyum

“Eh cc AriSaFusChiDa kok diam saja?” Tanya WalIyuLaH padaku

“Hemmm.. Panggil Arisa saja” Jawabku pelan “Oh ya kk dari clan TheLeague kan ya?” Lanjutku sambil melirik lencana clan yg ia gunakan.

“Ah iya, aku member clan TheLeague, kenapa cc??? berminat gabung?” Tanyanya

“Wew… bukan begitu, cuma memastikan siapa tahu aku salah lihat gambar lencana” Jawabku santai

“Owh begitu, apa ada kenalan lain di clanku?” Tanyanya lagi

Aku melirik Cmah sesaat,,,

“Ada sih beberapa orang, mungkin kk kenal sama Calivso, Radit, Ascleopus dan Verox?” Ujarku balik bertanya

“Ya kenal lah sama mereka, yah walaupun gk dekat-dekat banget” Jawab WalIyuLaH penuh antusias “Cc kenal dekat ya sama mereka? Kalau kenal dekat kenapa gk ikut bergabung di clan TheLeague saja? Biar bisa leveling bareng-bareng” Ujarnya lagi.

“Walaahh, bukannya gimana sih sekarang aku kan sudah bergabung dengan clan lain kk. Lagi pula masih level segini gak pede lah masuk clan sebesar itu” Jawabku sambil merubah posisi dudukku.

“Halaahh iya juga sih, masih level segini kalau kena sweeping pas hunting ya repot juga ya, apa lagi kalau huntingnya hanya sendirian” WalIyuLaH terlihat seolah-olah sedang bicara dengan dirinya sendiri.

Malam semakin larut, kami semakin asik mengobrol, mulai dari ngobrol soal perang, enchant weapon dan skill juga bercerita seputar clan masing-masing. Tanpa terasa waktu sudah dini hari, akhirnya kami menyudahi obrolan malam ini lalu kembali ketempat masing-masing. Namun sebelum bubar, WalIyuLaH sempat menawariku hunting bareng di Giant’s Cave kapan-kapan. Aku hanya mengangguk saja, namun tak bisa memberikan kepastian kapan bisa hunting bareng.

Di dalam clan hall aku kembali mengingat sikapku tadi, betapa piciknya aku menilai seseorang yg belum aku kenal, hanya karena ia memandangiku dengan tatapan yg tak bisa dimengerti. Dan rupanya ia hanya ingin berteman. Aku menertawakan diriku serta malu pada diriku sendiri juga karena berfikir sedangkal itu. Padahal tampaknya WalIyuLaH adalah sosok yg cukup humoris.

Tanpa terasa akhirnya aku terlelap perlahan, tapi rasanya hanya sekejap. Karena tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara ketukan pintu yg cukup keras. Karena masih mengantuk aku acuhkan saja suara itu. Aku pikir itu pasti bukan member clan, jika ia member clan ini, ia tak perlu repot-repot mengetuk pintu segala, karena Darion pasti dengan senang hati mau membukakan pintu. Lalu aku kembali terlelap, dan dalam lelap aku melihat bayangan seorang Doombringer, tapi hanya sekelebat saja kemudian bayangan itu menghilang.



*to be continue* 

Senin, 30 September 2013

Chapter 28

" A Surprise Gift "


Saat membuka mata, kudapati tubuhku tergolek lemah disudut Clan Hall ForeignKNIGHTs, tak jauh dariku kulihat sesosok Dark Elf wanita dan seorang human laki-laki sedang berbicara. Aku berusaha bangun perlahan, walau kepalaku masih terasa sakit. Saat aku mencoba bangun si laki-laki human menoleh kearahku, lalu dengan sigap membantu tubuhku duduk dan bersandar dengan benar.

"Ah kau sudah sadar, syukurlah" Ujar Dark Elf wanita yg tak lain adalah Aisha

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, kepalaku masih terasa berat sekali.

"Sebaiknya kamu banyak-banyak istirahat dulu biar cepat pulih" Human laki-laki yg tampak gagah menggunakan satu set destino heavy beserta shieldnya itu berdiri disamping Aisha juga ikut menimpali, mengingatkan aku agar bisa cepat pulih.

"Iya, terima kasih" Jawabku pelan

"Gimana ceritanya kamu bisa terluka separah ini Sa?" Tanya Aisha

"Heemmhh... ini gk sengaja kok" Jawabku tenang

"Gk sengaja gimana?? Kata Elf yg mengantarmu, kalian dari Varka saat disana sedang terjadi perang besar" Aisha semakin memberondongiku dengan pertanyaan.

"Aisha, cukup!!! Jangan dipaksa cerita dulu, kasihan dia masih belum pulih, nanti saja ditanya-tanya biar dia istirahat total dulu" Ujar Human laki-laki tadi mengingatkan Aisha

"Uhhh... iya maaf Arisa, aku hanya khawatir clan kita akan di incar oleh clan-clan gila perang itu kalau kita ikut campur masalah mereka" Ujar Aisha dengan nada khawatir

"Tidak akan, aku jamin itu" Jawabku singkat

"Baiklah kalau begitu, kamu pulihkan dulu kondisimu. Kami ingin pergi hunting, mungkin hingga beberapa hari di Primvle Isle, jika kamu mau ikut susul saja ya lewat kota Rune Township". Aisha sudah mencapai Level 80, Primvle Isle tampaknya adalah tempat yg tepat untuk hunting bagi seorang yg mengambil profesi Storm Screamer sepertinya.

"Iya, terima kasih tawarannya, lain waktu aku menyusul. Kalian hati-hati ya" Jawabku sambil tersenyum.

                                                                 * * *
Dua minggu berlalu sejak peristiwa di Varka Silenos Stronghold terjadi, kini kondisiku sudah benar-benar pulih. Rencananya hari ini aku ingin menyusul Aisha ke Primvle Isle setelah seminggu yg lalu untuk yg kedua kalinya dia mengajakku hunting disana. Baru saja aku ingin menuju Grocery untuk membeli beberapa botol potion, aku melihat seorang Doombringer berjalan tergesa-gesa kearahku. Dia CrazYCroT, di kejauhan aku dapat melihat dia tersenyum tipis, senyuman khas seorang Kamael.

"Hallo nona Arisa, apa kabarmu?" Sapanya hangat padaku, tak ada sedikitpun bekas luka ditubuhnya, padahal dua minggu yg lalu aku melihatnya nyaris sekarat penuh luka di medan perang, yg membuatku nekat membacakan mantra Batle healku padanya, hal itu juga yg membuatku jadi terkapar beberapa hari.

"Hai, aku baik-baik saja, seperti yg kau lihat" Jawabku sambil tersenyum

"Heemmmm... lumayan cepat juga ya kamu pulih, padahal sehari setelah perang itu aku masih melihatmu terbaring tak sadarkan diri di Clan Hall" CrazYCroT bicara sambil berjalan pelan mengitariku sambil sesekali memperhatikan beberapa bagian tubuhku.

"Heh mahluk bersayap satu, jangan pandangi aku seperti itu, aku tak suka!!!" Ujarku dengan nada tinggi, aku merasa risih dipandangi seperti itu.

"Owhh.. Maaf neng, aku gk bermaksud membuatmu tak nyaman. Aku hanya memastikan kau benar-benar pulih, jika tidak aku akan sangat menyesal membiarkanmu bertindak konyol dan ceroboh seperti saat perang kemarin" Jawab CrazYCroT dengan tatapan tajam

"Hahahahaha... Gk perlu sekhawatir itulah, ini kan kau bisa lihat aku sudah sehat, sudah bisa lari-larian malahan" Ujarku sambil tertawa "Nah kau sendiri bagaimana??? sepertinya gk ada bekas luka sama sekali ya?" Tanyaku ingin tahu, sambil meneruskan langkah menuju teras temple kota Giran.

"Heh... siapa bilang gk ada?? Hari itu setelah perang usai aku langsung mencarimu ke Clan Hall ForeignKNIGHTs, aku melihatmu tergeletak disana. Luka-lukaku yg tadinya tak seberapa, jadi terasa makin parah ketika aku tiba di sana. Ini kelihatannya saja aku sehat, padahal sakitnya masih terasa sampai sekarang" Ujarnya dengan pandangan kosong.

"Hah...?? yg benar??? Apa bagian tubuh dalammu terluka parah?? aduh maafkan aku ya tak bisa berbuat banyak" Jawabku penuh rasa sesal

"Iya, benar... bagian dalam tubuhku yg terluka parah, disini" Ujarnya seraya menunjuk dadanya bagian kiri "Ini sakit sekali sa, saat aku melihatmu tak bergerak sama sekali" Lanjutnya sambil menatapku dalam.

Aku benar-benar shock, berbagai pemikiran muncul dikepalaku. Apa maksudnya dia berkata demikian, kenapa  harus bicara seperti itu. Apakah sebegitu pedulinya dia terhadapku?? atau... ah aku tak mau ge-er duluan, mungkin saja karena memang kami sudah berteman lama, jadi dia merasa seperti saudara.

"Hei, kok bengong??" CrazYCroT menyenggolku dengan lengannya

"Ah iya, maaf ya" Hanya kalimat itu yg bisa aku ucapkan

"Ya sudah, tak usah terlalu dipikirkan, yg jelas aku tetap ingin berterima kasih padamu. Karena walaupun kau konyol dan ceroboh, kau tetap berusaha menolongku, terima kasih ya" Ujar CrazYCroT dengan nada tulus. "Tapi lain kali jangan senekat itu lagi ya non, kau itu masih cupu hahahaha..." Lanjutnya sambil tertawa keras.

"Oh ya, ada sesuatu yg ingin aku berikan padamu, tunggu di sini sebentar, jangan kemana-mana" Ujarnya seraya beranjak menjauh.

Kemudian aku memilih duduk di salah satu anak tangga teras temple. Ya disini memang tempat favoritku saat ingin bersantai bersama teman-temanku. Tapi hari ini mereka sepertinya sedang ada kegiatan masing-masing, karena tak ada satupun dari mereka yg aku lihat disekitar sini.

Tak jauh dariku, aku melihat seorang Kamael lagi sedang memperhatikanku. Melihat weapon yg ia bawa, sudah bisa dipastikan dia juga seorang Doombringer seperti CrazYCroT. Aku tak begitu memperdulikan kamael itu, aku berusaha mencari kesibukan sendiri dengan memeriksa inventory. Aku ingat kalau aku punya simpanan adena di Warehouse, tadinya aku berencana menggunakan adena tersebut untuk membeli armor dan weapon, tapi sepertinya belum cukup untuk membeli keduanya. Jadi kemungkinan aku harus memilih antara membeli weapon dulu atau armor dulu. Sesaat kupandangi Dark Crystal Robeku yg mulai lusuh, juga beberapa sword dan blunt yg biasa kugunakan hunting. Lalu sekali lagi aku melirik kearah Doombringer tadi, dan kudapati dia masih saja memandangiku, dan saat aku mencoba membalas tatapannya, kamael itu membuang muka dan langsung beranjak menghampiri gatekeeper lalu menghilang.

"Ah cemen, baru dibalas tatap begitu saja langsung kabur hehehe..” Ujarku lirih seraya terkekeh geli.

Tepat saat aku menutup inventory, CrazYCroT tiba dihadapanku. Dia tampak tersenyum sumringah padaku.

“Maaf, lama ya?” Tanyanya padaku

“Yah lumayan, tapi gk masalah kok, habis dari mana emangnya?” Ujarku balik bertanya

“Dari Warehouse, aku ingin memperlihatkan sesuatu, tapi tidak disini. Ayo ikut aku ke Rune” Ajaknya sambil bergegas menuju gatekeeper.

Lalu tanpa bertanya aku langsung menyusulnya bertelepot ke kota Rune Township. Setiba di Rune Township aku melihat CrazYCroT menghampiri rekan-rekannya yg sedang berkumpul di depan Warehouse. Aku berniat menghampiri, tapi langkahku terhenti saat mataku menangkap sosok yg tak asing bagiku. Ya ada Viecha disana, aku agak canggung jika harus berhadapan dengannya, mengingat sikapnya yg kurang bersahabat padaku. Akhirnya aku memutuskan menunggu saja di dekat gatekeeper. Lima menit kemudian CrazYCroT menghampiriku.

“Hei, kok malah diem disini, kenapa gk gabung aja disana tadi?” Tanyanya padaku

“Ah gk apa-apa, gk nyaman aja. Gk ada yg dikenal, jadi berasa asing” Jawabku jujur

“Haaiiizzz,,, kau ini, gk perlu segitunyalah mereka asik-asik kok, ya sudah yuk kita ke Clan Hallku” Ajaknya padaku

“Heh??? Ke Clan Hallmu?? Mau ngapain??” Tanyaku bingung

“Ada yg mau kawinan, hahaha… udah ikut aja nanti juga tau sendiri” Jawabnya sambil menarik lenganku

“Hah??? Siapa yg ngadain acara kawinan di Clan hall?” Tanyaku makin bingung sambil terseok mengikuti langkah CrazYCroT yg lebih panjang

“Hahahaha… dasar oon, percaya aja” Celetuknya sambil menarik kuncir rambutku
“Iiissshhh… jahil amat sih” Gumamku kesal, yg di tanggapi dengan tawa keras oleh Doombringer ini

Setiba di depan Clan Hall, CrazYCroT langsung mengajakku masuk karena pintu tidak ditutup. Memasuki Clan Hall sebuah clan besar seperti Mongol memberi kesan berbeda, mungkin karena aku terbiasa dengan Clan Hall ForeignKNIGHTs yg tampak klasik dan lebih luas. Clan Hall di sini memang berukuran lebih kecil dari milik clanku, tapi didalamnya dilengkapi dengan dua tungku perapian yg menyala serta sebuah tembikar besar dimasing-masing tungku membuat ruangan ini terasa lebih hangat. Namun tampaknya member clan lebih suka berkumpul di kota dari pada di Clan Hall ini.

“Nah sekarang apa yg ingin kau tunjukan padaku tuan Doombringer?” Tanyaku tanpa basa basi padanya

“Oh ya, yg ingin kutunjukkan padamu sebenarnya cukup sederhana kok, hanya saja aku tak mau orang lain pada tahu, karena aku gk mau nantinya jadi cerita yg aneh-aneh” Ujarnya menjelaskan padaku.

“Oke, aku mengerti, lalu???” Tanyaku lagi

“Aku mau kasih ini kekamu” Jawabnya seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam inventory-nya, lalu meletakkan benda itu di tanganku

“Heh… ini armor???” Tanyaku kaget sambil mengamati benda yg ada ditanganku

“Yap, benar sekali. Itu satu set Dinasty Robe type Magic. Aku rasa kamu sudah cukup level untuk menggunakannya. Lagi pula Dark Crystal Robemu ini tampaknya sudah waktunya di museumkan hehehe” Ujarnya menjelaskan sambil terkekeh pelan.

“Haiiizzz… menghina bener kau” Jawabku sinis

“Eeiittss,,, jangan salah paham Sa, bukan menghina. Tapi apa kau tak kasihan sama armormu itu?” Tanyanya dengan tampang serius

“Ya ya ya ya… aku mengerti, jadi kamu kasihan nih sama temen cupumu ini, jadi mau ngasih armor baru?? Aduh makasih ya sobat, kamu perhatian sekali. Tapi maaf, aku tak suka dikasihani, mending kamu simpan aja atau kamu jual kan lumayan adenanya bisa digunakan untuk hal lain” Jawabku ketus sambil melangkah keluar dari clan hall.

“Lho… astaga..! Jangan salah paham gitu Sa, aku gk bermaksud seperti itu” CrazYCroT berusaha menahan langkahku

“Oh… lalu apa??? Kamu pikir aku gk mampu beli armor gitu?? Gk usah sombong mas bro, mungkin aku memang gk semakmur kamu, tapi aku bisa menghidupi diriku sendiri” Jawabku dengan nada tinggi.

“Haiiizzz… bukan gitu Arisa, tolonglah. Aku memberi ini tulus, bukan karena kasihan atau anggap kamu gk mampu, aku dapetin barang ini memang pengen ngasih kekamu, ya anggap aja hadiah karena kemarin kamu sudah berusaha menolongku” Ujarnya sambil mengencangkan cengkeraman tangannya dipergelangan tanganku.

“Ayolah terima Sa” Lanjutnya lagi sambil menatapku lekat, seolah ingin meyakinkan aku bahwa dia tulus.

Melihat dia yg tampak tulus akhirnya aku tak lagi punya alasan untuk menolak. Aku berusaha menepikan egoku demi seorang teman baik, walaupun aku merasa masih kurang nyaman, tapi rasanya tak adil juga jika aku harus membuatnya kecewa karena menolak pemberiannya. Satu set armor Dinasty Robe bukanlah barang yg murah saat ini. Aku yakin aku bisa membelinya sendiri suatu saat nanti, tapi jika sekarang aku memakai barang pemberian seseorang, terlebih lagi dia bukan orang asing, dia temanku sendiri, mungkin aku akan bisa lebih berhati-hati menjaga dan menggunakannya.

“Ya sudah, aku mau terima” Jawabku pelan

“Nah gitu dong, dari tadi kek, gk usah pake acara salah paham segala” Ujarnya tersenyum puas “Ya udah langsung pake gih, cakep pasti nih” Katanya seraya menyeretku masuk clan hall lagi.

“Eehhh, aku gk mau ganti disini. Aku ke Clan Hall ku aja, nanti ketemu disana, eh gk deh kamu tunggu di jembatan aja” Jawabku yakin

“Hemmmm… oke lah, aku tunggu ya?” Ujarnya mantap

Lalu aku bergegas mengambil selembar scroll escape clan hall yg ada di inventoryku. Ketika tiba di Clan Hall aku kembali mengamati satu set Dinasty Robe yg lengkap dengan sigilnya ini. Kulihat baik-baik sebelum akhirnya aku kenakan ditubuhku. Rasanya jadi berbeda, bahannya lebih nyaman ditubuh dan tidak kaku, walau agak sedikit berat. Ada juga slot untuk memasang cloak dibagian punggung. Setelah aku merasa menggunakan armor ini dengan pas, aku menggunakan Sword of Valhallaku kemudian membuka pintu clan hall, aku berjalan menuju jembatan dekat clan hall. Dari kejauhan aku sudah melihat CrazYCroT yg tengah menungguku disana. Sesampainya ditempat CrazYCroT menunggu, dia tampak tersenyum puas.

“Hemmm… gimana??? Nyaman gk dipakai??? Cocok kan??” Tanyanya padaku

“Iya pas sih, bahannya juga nyaman, hanya saja agak berat” Jawabku jujur

“Iya lah neng, ini armor grade S76, sudah ku enchant hingga ke +4 semua, mulai dari circlet sampai shoesnya, sudah kutambahkan elemen juga, makanya mungkin agak berat, tapi pertahanan fisikmu juga meningkat” Katanya menjelaskan.

“Owh.. begitu..” Gumamku sambil mengangguk tanda sudah mengerti “Terima kasih ya” Kataku tulus

“Iya sama-sama” Jawabnya dengan senyum tipis

Setelah itu hening, aku tak menemukan topik yg tepat untuk dibicarakan, begitu juga dengan CrazYCroT, ia tampak sedang berfikir, namun sekilas seperti sedang melamunkan sesuatu. Entah kenapa aku tak ingin mengusiknya. Ku pandangi saja wajahnya yg menatap lurus kearah aliran air sungai yg mengalir di bawah jembatan. Kemudian tiba-tiba saja dia memutar tubuhnya menghadapku dan ini dekat sekali, aku terkejut. Postur tubuhnya yg tinggi membuatku terdongak menatapnya sesaat, tapi kemudian aku menunduk. Aku merasakan pipiku menghangat, namun CrazYCroT malah semakin mendekatkan tubuhnya padaku sambil terus memandangiku. Saat keningku nyaris saja menyentuh dadanya, dan aku merasakan tangannya menyentuh bahuku, terdengar langkah berat dari kejauhan. Aku merasa dia seperti terkejut, lalu mengalihkan pandangannya kedepan.



“Aduuhhh… aku lupa, sore ini mau balik dreamy lagi” Ujarnya seraya menepuk jidatnya

Seketika aku langsung mundur selangkah, hal ini membuatku jadi lebih santai dari sebelumnya.

“Oh gitu ya, ya sudah siap-siap dulu sana, apa perlu aku temani?” Tanyaku

“Eh gk usah, aku sudah siapin dari kemarin kok" Jawabnya mantap

"Ah iya, aku juga ada janji hunting bareng Aisha di Primvle Isle" Ujarku yg kini juga teringat janjiku pada Aisha 

"ya sudah aku pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik, sampai jumpa lagi. Kamu juga cepetan naikin level” Ujarnya setengah berteriak sambil berlari menjauh

*to be continue*  

Kamis, 27 Juni 2013

Chapter 27

"Blood in Varka Silenos Stronghold" 


Sudah 5 jam aku duduk ditepi anak tangga teras temple kota Giran ini, aku hanya diam dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Rasa tak peduli akan keadaan disekelilingku membuatku semakin leluasa tenggelam dalam pikiranku. Aku harus bangkit lebih kuat, aku harus bisa seperti mereka, aku yakin aku bisa. Aku pun berpikir keras  mencari jalan keluar. Aku harus bekerja keras mengumpulkan adena. Itu cara satu-satunya yg aku tahu untuk bisa mendapatkan Armor seperti mereka. Aku berpikir aku tak akan mendapatkan adena yg cukup jika hanya menjual barang-barangku yg tak terpakai yg kusimpan di Warehouse. 

Kemudian tiba-tiba saja aku teringat saat Ascleopus membantuku menjalankan misi di Varka Silenos Stronghold. Aku mengingat-ingat saat itu aku bisa mendapatkan lumayan banyak kepingan-kepingan adena dari monster yg terbunuh. Setelah menimbang-nimbang sesaat akhirnya aku memutuskan untuk mencoba hunting di Varka Silenos Stronghold dulu, barangkali jika aku bisa bersabar hunting disana aku bisa mengumpulkan adena. 

Hari semakin gelap, hawa dingin juga mulai terasa, aku memutuskan besok pagi pergi hunting di Varka Silenos Stronghold. Lalu aku segera beranjak ke Warehouse mengambil Elemental Sword ku dan sebagai cadangan juga membeli persediaan Blessed Spiritshot. Agar besok pagi aku tak perlu repot mempersiapkannya.

                                                        * * *
Varka Silenos Stronghold 

Baru sedetik yg lalu aku tiba di tempat ini, suasana masih amat lenggang, Cahaya mentari masih terasa hangat pagi ini, hanya ada beberapa orang yg duduk-duduk di tepi bebatuan. Kulirik seorang penjaga Gerbang Varka Silenos Stronghold yg tampak tak pernah peduli pada orang yg kerap berlalu lalang di tempat ini. Bahkan ketika terjadi keributan pun ia hanya diam saja tanpa ekspresi, seolah tak mendengar dan  tak melihat apapun. Setelah merasa cukup mengamati kondisi sekitar aku pun mengeluarkan MydeaR lalu beranjak melangkah melewati gerbang kayu dihadapanku. Belum jauh aku masuk kedalam, aku sudah dihadang beberapa monster yg sepertinya berdiam diri saja, walau begitu aku tetap waspada. Perlahan-lahan aku mulai menyerang monster satu per satu dengan hati-hati dan cekatan. Mengumpulkan apa yg bisa aku kumpulkan. Setiap 1 jam aku beristirahat untuk memulihkan kondisiku. Begitu terus berulang-ulang hingga hari semakin siang dan cuaca mulai panas.

Kuusap kening yg mulai berkeringat, nampak debu tipis mulai menempel di wajah dan tubuhku yg hanya dibalut Dark Crystal Robe. Panas makin terik, makin ganas memanggang apa saja yg kena sinarnya. Aku sengaja tak memakai Majestic Robe ku, karena aku tak mau Armor itu makin kotor terkena debu yg akan semakin menebal kala cuaca makin panas. Walau begitu rasanya aku masih tetap bersemangat hunting. Sesekali rambut pendekku jadi berantakan diterpa udara panas. 

Sepertinya aku sudah melewatkan setengah hari ini untuk hunting, inventoryku mulai terasa berat. Ketika aku hendak menuju sebuah pohon untuk beristirahat, tiba-tiba aku melihat seorang Duelist tengah berlari cepat melewatiku dari arah dalam menuju gerbang Varka Silenos Stronghold. Sekilas mirip sesorang yg kukenal, tapi aku yakin itu pasti bukan Calivso atau dongsoo. Karena sekilas tadi aku melihat lambang berbentuk kupu-kupu dengan warna biru, merah dan putih, itu member clan Sanctuary.

Aku tak begitu memperdulikan orang itu, aku segera duduk berteduh di bawah sebatang pohon yg cukup rindang. Tiba-tiba aku teringat lpopol, LiSyaoran, dan Khodomo. Dimana mereka sekarang dan apa yg mereka lakukan ya? aku merasa rindu juga pada ke 3 temanku itu. Jika teringat saat pertama bertemu mereka aku sering tersenyum sendiri, tak menyangka mereka begitu baik padaku. 

Setelah kurasa cukup aku beranjak berdiri ingin melanjutkan hunting lagi, meski matahari kian garang memanggang, tak menyurutkan niatku untuk berburu. Saat aku mulai menyerang monster aku merasakan getaran pada tanah yg kupijak. Aku melihat sekelilingku tapi tak ada apa-apa selain aku, MydeaR dan monster-monster ini. Aku kembali melanjutkan hunting, namun getaran itu kembali terjadi, 5 detik kemudian aku mendengar suara gemuruh orang berlarian. Lalu terdengar suara dentuman dan gesekan senjata bertubi-tubi. Lalu teriakan dan cacian yg beradu dengan suara hantaman senjata. Aku memandang arah gerbang, nampaknya suara itu berasal dari sana. Setelah melumpuhkan satu monster, kaki ku tergerak menuju gerbang. Secepat mungkin aku berlari ingin tahu apa yg terjadi. Semakin dekat semakin jelas aku mendengar suara hantaman senjata beradu, diiringi suara-suara yg sibuk merapalkan mantra. Ketika tiba di Gerbang, aku menyaksikan pemandangan yg mengenaskan. Banyak tubuh tak sadarkan diri bergelimpangan. Darah berceceran dimana-mana. Namun baku hantam antar kubu tetap berlangsung dengan sengit. 

Tanpa berfikir panjang aku membaur dalam kerumunan orang-orang yg sedang saling bunuh itu. Puluhan orang kini tengah berstatus chaos, pesta perang besar sedang berlangsung dihadapan mataku. Aku mengenali clan-clan yg tengah adu pedang ini. Aku mengenali lambang-lambang clan itu, ada member Sanctuary yg aku lihat beberapa saat tadi tengah adu ketajaman senjata dengan seorang Knight member clan Mongol, clan yg sangat kuhafal lambangnya. Ada juga clan Athens yg tampaknya baru saja berdatangan dari arah Garden Of Beast. Suasana benar-benar kacau, tapi aku yakin ini adalah kekacauan yg diinginkan oleh mereka. Tak ada clan besar yg tak haus perang. Puluhan orang dari masing-masing clan tampak dengan garang saling menyerang.

Ditengah kekacauan aku teringat CrazYCroT, dimana dia. Jangan-jangan dia sudah terkapar. Aku bergegas menghampiri satu  per satu tubuh yg tergeletak ditanah. Melihat dan mengamati tiap tubuh kamael yg bersimbah darah. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, langit memerah dan menjadi gelap. Setitik-demi setitik cairan merah menetes dari langit, seakan Einhasad turut berduka atas perang hari ini. Suasana yg kacau makin mencekam seiring dengan makin derasnya tetesan hujan darah. Aku berlari kesana kemari tapi tak menemukan CrazYCroT. Ditengah kepanikan yg kurasakan, tiba-tiba aku menabrak seorang wanita human sepertiku. Aku seperti mengenali wanita dari clan Mongol ini, dia Viecha.

"Heh... ngapain disini?? Mau mati kau??" Teriak Viecha padaku dengan wajah tegang, Destino Robenya tampak basah oleh cairan merah.

"Tidak, bukan begitu. Aku..." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Cardinal ini langsung menyeretku kesamping bebatuan. Lalu secepat kilat dia memberiku buff yg dimilikinya, kemudian melemparkan selembar Blessed Scroll Escape padaku dengan kasar. Aku paham maksudnya.

"Segera tinggalkan tempat ini, disini bukan tempatmu, cepaatttt..!!!" Perintahnya padaku lalu dia langsung melesat menuju arena berdarah dihadapanku.

Seketika aku melihat CrazYCroT menyongsong Viecha yg telah meninggalkanku. Dan aku termangu ketika menyaksikan bagaimana CrazYCroT begitu protect pada Cardinal lvl 82 itu. Dengan tangkas dia menyerang musuh yg mencoba melukai Viecha. Dan Viecha juga tampak dengan cekatan melindungi CrazYCroT dan teman-temannya yg lain dengan skill healnya yg kuat. 

Ditengah keterpanaanku, tiba-tiba aku dihampiri sosok Eva Saint, sesaat aku bingung, sepertinya aku mengenalnya. Dan benar saja dia JhonTaylor.

"Arisa, kenapa ada disini?? ini berbahaya ayo kita pergi" Teriak JhonTaylor seraya menarik lenganku.

"Aku tak sengaja, tadinya aku sedang hunting, tapi tiba-tiba terjadi perang ini" jawabku cepat

"Ya sudah, ayo sini masuk party" Ujarnya mengajakku, yg langsung kuterima. Lalu aku mengikutinya berlari, entah dia menuju kemana aku tak tahu.

"Jangan kaget, hal seperti ini sudah sering terjadi, sebisa mungkin kamu jangan sampai berstatus chaos juga, itu bisa membahayakanmu, kamu bisa terluka" Ujar JhonTaylor lagi tanpa menoleh padaku.

Kami melewati arena perang dengan hati-hati, saat aku melewati CrazYCroT yg sudah berdarah-darah spontan aku membacakan mantra Battle Heal untuknya beberapa kali, namun hanya sedikit yg bisa kupulihkan. Tindakan yg kulakukan mengakibatkan aku mengalami status chaos juga, CrazYCoT sempat menatapku lalu berteriak menyuruhku pergi dengan tatapan nanar. Kemudian JhonTaylor kembali menyeretku menjauh dari tempat itu. Beberapa kali aku merasakan tubuhku terciprat serpihan es tajam bertenaga magic milik seorang Mystic Muse, entah dari clan mana. Tak kupedulikan serpihan-serpihan es yg mengenai tubuhku, meski tubuhku terasa amat sakit tapi tetap ku ikuti JhonTaylor yg terus berlari menuju arah gerbang Varka Silenos Stronghold. Sebelum melewati gerbang aku kembali menoleh kebelakang, sepintas aku masih bisa melihat CrazYCroT tengah baku hantam dengan seorang orc dari clan Sanctuary dikejauhan. Dia tampak terluka disana sini, dibeberapa bagian tubuhnya terlihat mengeluarkan darah. Aku miris melihatnya, ingin sekali aku membacakan mantra Battle Heal untuknya sekali lagi, tapi itu tak mungkin aku lakukan. Dan aku berharap semoga dia selamat hingga pertempuran usai. 

Aku terkejut tak menduga sama sekali ketika JhonTaylor tiba-tiba mengerang kecil, ia diserang monster Varka. Aku dengan sigap langsung membantunya. Sekalipun levelnya lebih tinggi dariku, tapi JhonTaylor adalah Eva Saint yg tak memiliki skill serang yg kuat. Setelah monster yg menyerang JhonTaylor lumpuh kami pun kembali berlari kearah gerbang. Dengan wajah yg terlihat panik JhonTaylor menarik tubuhku yg mulai lemah dan terluka, dalam hitungan detik dia segera membawaku kembali kekota Goddardt dengan skill Party Recall-nya.

Setiba di kota Goddart aku sempat terhuyung, tubuhku terasa sakit sekali. JhonTaylor belum melepaskan pegangannya dari lenganku ketika pandanganku mulai buram, lalu gelap.


*to be continue*
                     

Selasa, 04 Juni 2013

Chapter 26

"Hati Yang Terusik"

 
“CrazYCroT!!!” Seruku tertahan, aku tak menyangka jika Doombringer ini menyaksikanku berubah menjadi seorang Archmage. Perlahan member Mongol yg berada dibarisan Main Clan ini menghampiriku dengan senyuman yg tak bisa kumengerti artinya.

“Sudah siap menggunakan Armor grade S?” Bisiknya padaku saat ia telah berada amat dekat denganku

“Armor grade S?” Ulangku tak mengerti

“Yah seperti Major Arcana atau Dynasti Robe misalnya” Jawabnya yakin

Aku baru terfikir sekarang, aku tak punya cukup adena untuk mendapatkan barang-barang itu, harusnya sejak mulai menginjak level 70 aku sudah memikirkan hal ini, mengumpulkan adena agar dapat memperoleh armor dan weapon grade S. Aku terdiam sejenak memikirkan ketidaksiapanku dari segi materi. Sesaat aku merasa gagal, bahkan untuk memenuhi kebutuhanku sendiri saja aku tak mampu. Aku mengutuki diriku yg tak berfikir kedepan, gampang putus asa dan sulit bangkit. Itulah yg menyebabkan kini aku menghadapi ketidaksiapan dalam mendapatkan armor dan weapon grade S ketika aku telah menjadi seorang Archmage.

“Hei..!!! Kok bengong??” Ujar CrazYCroT membuyarkan lamunanku

“Ah, tak apa” Jawabku dengan ekspresi yg masih terkejut

“Oke, sepertinya tugasku menemani cc Arisa sudah selesai ya?” Tiba-tiba Ascleopus bersuara dari pojok ruangan. Aku baru menyadari rupanya member TheLeague ini sejak tadi masih disini.

“Ah maaf, aku hampir melupakanmu” Jawabku dengan perasaan menyesal

“Tak apa cc, aku harus pergi sekarang. Sepertinya ada yg ingin aku lakukan bersama teman-temanku” Kata Ascleopus tegas

“Ya, baiklah. Terima kasih banyak ya atas bantuanmu hari ini, kalau kamu tidak membantuku mungkin hari ini aku belum menjadi Archmage” Jawabku penuh rasa haru

“Ah tidak perlu berlebihan seperti itu, selagi bisa tak ada salahnya kita saling bantu” Ujar Ascleopus mantap

“Waahh, aku juga harus bilang makasih yg sebesar-besarnya nih bro sudah meluangkan waktu buat menemani nonaku ini menyelesaikan misinya, kalau aku tak sibuk tentu kau tak akan direpotkan” Kata CrazYCroT dengan senyum ceria, dia bicara sambil mengelus lembut kepalaku

“Iya sama-sama, aku pergi sekarang. Hati-hati ya cc Arisa dan sampai jumpa” Jawab Ascleopus dengan sikap dingin, kemudian dia pergi meninggalkan kami berdua

Setelah Ascleopus pergi, aku dan CrazYCrot juga meninggalkan kuil master wizard perlahan sambil mengobrol. Dia menceritakan jika tadi dari kota Rune dia langsung menuju clan hall ForeignKNIGHTs untuk mencariku, dia tahu dari teman-teman di clan kalau aku sudah mencapai lvl 76. Tadinya dia berniat membantuku menyelesaikan misi, tapi terlambat. Saat dia melihatku dan Ascleopus menuju kuil dia mengikuti hingga prosesi perubahanku menjadi Archmage.

“Jujur aku sedikit kecewa, karena keterlambatanku aku tak bisa membantumu, tapi juga cukup senang karena kamu gk mengalami banyak hambatan menjalani misi-misi kamu. Khusus sama teman TheLeague mu tadi, aku benar-benar bersyukur dia mau membantumu”. Katanya panjang lebar, dan saat itu kami sudah sampai didepan teras temple kota megah ini. Aku hanya tersenyum saja menanggapi ucapannya.

“Oh ya, kemana saja akhir-akhir ini?? Banyak kegiatan clan?” Tanyaku kemudian

“Buat sementara sih aku gk ikut dulu kegiatan Raid Boss, paling cuma ikut kegiatan war field atau castle siege saja, tapi tidak rutin” Jawabnya datar sambil membenarkan letak Icarus Heavy Arms nya. “Aku sedang fokus leveling sama temen-temen Mongol lainnya juga, jadi kalau gk bisa ikutan war atau castle siege kami yg sedang fokus leveling langsung mengkonfirmasi ke JassJuss dan biasanya beliau langsung mengizinkan” Ujarnya melanjutkan cerita.

“Hemmm... memangnya hunting dimana kalian?? Sepertinya betah sekali” Tanyaku antusias

“Yah betah gk betah sih dijalanin aja, toh buat kepentingan kedepan juga” Jawabnya santai sambil beringsut mengambil posisi duduk. Kami hunting di Dreamy, disana kita tak pernah tahu seperti apa dunia diluar, tak tahu kapan siang dan kapan malam. Jadi jika mau kesana harus menyiapkan keperluan sebanyak mungkin. Biasanya kami baru akan kembali kekota setelah persediaan hampir habis, tapi jika waktu mendesak yg kembali kekota hanya 1 atau 2 orang saja, sisanya menunggu ditempat dreamy” Ujarnya menjelaskan padaku

“Jadi sekarang kau dapet tugas buat mengambil persediaan dreamy??” Tanyaku lagi

“Sebenarnya hari ini semua member party pada balik kekota, buat ambil persediaan masing-masing sesuai kebutuhan. Makanya begitu sudah mendapatkan semua keperluanku aku langsung mencarimu, karena didalam dreamy aku melihatmu memakai 1 set Dinasty Robe, cantik sekali” Jawab CrazYCroT dengan senyum jahilnya.

“Halaaahhh... Kebanyakan mimpi kau!” Jawabku meledeknya. “Jadi kau mau lanjut dreamy lagi sekarang?”

“Yah, tapi mungkin sekitar setengah jam lagi” Jawabnya santai

Ditengah asik mengobrol tiba-tiba aku mendengar suara wanita berteriak lantang

“Woooiiiii CrazYCroT ngapain kau disitu?? Dicari kemana-mana gk taunya malah disini” Gerutu seorang wanita sambil berjalan kearah kami.

Wanita ini seorang human mystic sepertiku juga, mengenakan 1 set Destino Robe lengkap dengan sigilnya serta Sword of Miraclenya yg menyala terang sekali, bahkan Sword of Valhallaku yg di enchant hingga +7 saja masih kalah terang.

“Ah berisik kau, bawel!!!” Sahut CrazYCroT pada wanita itu

“Jadi ikut Dreamy gk sih lo??” Ujar wanita itu lagi nyaris berteriak

“Iya, sebentar napa sih? Gk sabaran amat” Jawab CrazYCroT dingin “Oh iya Arisa kenalin nih temenku namanya Viecha, si Cardinal abal-abal” Ujar CrazYCroT dengan tatapan merendahkan kearah Viecha

“Enak aja, lo kali yg cupu” Jawab Viecha ketus

“Sikapnya jangan diambil hati ya Sa, memang begitu bawaannya, tapi aslinya dia baik kok” Ujar CrazYCroT meyakinkan aku

“Hai cc Viecha namaku AriSaFusChiDa dari ForeignKNIGHTs” Sapaku ramah

“Ehemm.. iya, aku sudah tahu” Jawabnya sinis

Aku melihat gelagat yg kurang bersahabat dari Cardinal ini, mungkin karena dia baru mengenalku. Tapi mungkin juga karena dia memang tak menyukaiku.

“Ayo kita balik ke Rune, yg lain sudah menunggu. Jadwal berangkat dimajukan setengah jam” Ujar Viecha seraya menggamit lengan CrazYCroT

“Kok dimajukan??” Tanya CrazYCroT sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Viecha
 
“Iya soalnya tadi dapet informasi, dreamy mulai rame, kalau kita kelamaan nanti antrian makin banyak” Jawab Viecha tegas

“Walaahh, padahal masih belum puas menghirup udara kota” Ujar CrazYCroT tampak kecewa

“Sudahlah, ntar kalau sudah level 85 kan bebas kalau mau berkeliaran dikota atau mana saja” Jawab Viecha sambil menyeret CrazYCroT menuju Gatekeeper

“Eeeehh.. Arisa, aku pergi dulu, sampai ketemu lagi” Ujar CrazYCroT setengah berteriak
Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum melihatnya pergi

“Iya, hati-hati” Bisikku lirih, mungkin hanya aku sendiri saja yg mendengar kata-kataku

 * * *

Seiring dengan levelku yg kini sudah mencapai lvl 76, aku pun ingin mencari lokasi hunting baru yg sesuai dengan levelku. Namun tempat hunting yg aku tahu hanya di Forest of the dead, walau begitu tetap kujalani juga. Kadang aku hunting sendirian di dalam Forest of the dead, walaupun monster disana sudah terlalu gampang karena levelku yg sudah jauh diatasnya. Tapi aku tak bisa berbuat banyak, hanya lokasi itu yg aku tahu. Atau kadang jika suasana clan sedang ramai, aku diajak hunting party dengan teman-teman di Giant Cave. Selama aku berada di clan ini yg paling sering mengajakku ngobrol adalah Aisha. Wanita Storm Screamer itu sangat ramah padaku, kadang juga dia mengajakku mengobrol dengan pimpinan clan. Aku menilai Aisha sangat akrab sekali dengan leader clan ini, mungkin karena pembawaannya yg supel dan ramah. Ada juga si Eva Saint wanita bernama Chaula, pada beberapa kesempatan aku pernah hunting bareng dia di Giant Cave bersama member ForeignKNIGHTs lain, ada Jeff dan Buzuzima si Berserker. 

Seperti saat itu aku kurang menyimak obrolan apa yg tengah mereka bahas, entah kenapa tiba-tiba Chaula terlibat adu mulut dengan Buzuzima ketika kami hunting bersama di Giant Cave. Sempat terjadi pertengkaran sengit, aku dan anggota party lain bingung harus bersikap seperti apa hingga akhirnya party dibubarkan. Aku mengejar Chaula yg pulang sendirian ke clan hall, lalu aku mencoba mengajaknya bicara baik-baik. Dari Chaula aku mendengar pengakuan, kalau dia marah pada Buzuzima karena dia dan teman-teman hitter lainnya tidak fokus dan terlalu banyak mengoceh, padahal Chaula sadar sebagai seorang Eva Saint dirinya yg sangat lemah terhadap serangan fisik sudah berusaha maksimal melakukan tugasnya dalam party itu, bahkan hingga Mana Powernya tandas. Namun dia merasa member party seperti tak mengerti bagaimana posisinya. Aku bisa memahami apa yg dirasakan Chaula, tapi menurutku dari sisi yg berbeda Buzuzima juga merasa apa yg dia lakukan sudah benar. Sehingga dia tak mau disalahkan, sama seperti Chaula yg tidak terima dilimpahkan kesalahan sedemikian rupa oleh Buzuzima.

Keesokan paginya aku mendapat kesempatan ngobrol dengan Buzuzima, dan benar analisaku. Buzuzima punya anggapan yg sama dengan Chaula, dia merasa sebagai seorang diposisi Hitter sudah melakukan tugasnya dengan benar, Buzuzima beranggapan Chaula lah yg terlalu lemah pertahanannya dan tidak tangkas bertindak. Disini aku berusaha meluruskan pandangan Buzuzima tentang profesi seorang Mystic. Secara fisik memang sudah takdirnya seorang Mystic itu lemah dalam hal pertahanannya, karena untuk armornya hanya menggunakan jenis Robe. Dan itu mutlak tak bisa di ganggu gugat. Sama halnya dengan Kamael yg terlahir dengan takdirnya menggunakan armor Light. Walaupun mungkin pertahanan fisik sedikit lebih tinggi dari pada armor jenis Robe yg berbahan lebih tipis. Dari hasil pembicaraan itu akhirnya Buzuzima bisa sedikit menerima penjelasanku. Jujur saja dalam hati pun sebenarnya aku merasa bersalah, karena memang profesi Magic tidak membantu apa pun dalam hunting di Giant Cave, karena monster di sana kebal terhadap serangan magic. Setelah kejadian itu aku tak pernah melihat atau mendengar Buzuzima dan Chaula bertegur sapa. Hingga dikemudian hari aku mendapati kabar kalau Buzuzima memutuskan hengkang dari ForeignKNIGHTs.

Aku sedih, karena aku merasa sebagai teman aku gagal mendamaikan mereka. Tapi tetap saja aku tak dapat berbuat banyak, aku berusaha bersikap netral. Aku tetap menjaga hubungan baik dengan keduanya. Sesekali masih hunting bareng Chaula atau pun Buzuzima.

Ada yg pergi kemudian ada pula yg datang, seminggu setelah Buzuzima hengkang dari clan aku dikejutkan oleh member baru yg amat kukenal. Seorang Doombringer dengan Dinasty Light itu tiba-tiba ikut nimbrung saat aku, Chaula, Jeffz dan Aisha tengah asik mengobrol seputar pendaftaran fortress. Dia adalah Rey0o3, dengan sapaan hangat aku  pun menyambutnya dengan suka cita. Rey0o3 mengatakan dia benar-benar tak menyangka kami bisa bergabung dengan clan yg sama. Karena memang sudah lama juga kami tidak bertemu.

Ada perasaan tak nyaman menghampiriku, rasa minder yg luar biasa membuatku menjadi sosok yg pendiam dan murung akhir-akhir ini. Aku iri melihat Chaula, Jeffz, Aisha, dan Rey0o3 yg kini telah memakai armor dynasti yg tampak mewah, terlebih saat tanpa sengaja aku melihat MaggieLena dikota Giran yg juga telah memakai 1 set Dynasti Robe. Tak seperti aku yg masih memakai Majestic Robe dan sesekali memakai Dark Crystal Robe yg tampak makin pudar warnanya. Sering aku memilih untuk menyendiri. Dan sudah beberapa kali aku menolak ajakan Aisha dan Chaula untuk hunting bareng. Jika pun harus hunting aku memilih hunting dengan MydeaR saja. Setidaknya dengan begitu aku tak merasa terusik karena rasa minder yg tak kenal kompromi. Meskipun tak ada yg mempermasalahkan kondisiku, tapi tetap saja perasaan itu menghantui pikiranku. Kadang aku merasa seperti berada dalam sebuah gua sempit, sesak dan gelap jika teringat betapa aku merasa kerdil di clan ini.

Sore ini, aku memilih duduk sendirian di Giran Harbor, menikmati suara ombak dan semilir angin yg lembut, berharap kegundahan ini bisa berkurang. Ketika aku tengah asik dengan kesendirianku, aku menangkap suara langkah berat dibelakangku. Namun aku tak tertarik untuk mencari tahu siapa pemilik langkah itu, yg pasti aku tak suka karena merasa kesendirianku terusik. Perlahan suara langkah itu makin mendekat, aku tetap tak peduli. Hingga aku tak mendengar lagi suara langkah itu. Mungkin si pemilik langkah itu menghentikan langkahnya.

“Ada lagi yg hobby melamun di dermaga” Ujar suara berat dibelakangku, suaranya sama beratnya dengan suara langkahnya yg aku dengar tadi. Aku memilih diam dan mengacuhkan suara dibelakangku, moodku sedang buruk.

“Ooiii... Manusia, tidur ya kamu?” Suara berat itu makin terdengar lantang

“Berisik...!!!” Jawabku ketus tanpa menoleh sedikitpun kepada sosok dibelakangku

“Hei, sepertinya aku mengenali suaramu” Sahutnya yakin

Mendengar jawabannya mau tak mau aku memalingkan muka dan melihat kearah suara itu. Dan dibelakangku kudapati sosok berwarna hijau lumut bertubuh tinggi besar memakai armor Imperial Crushader dan memegang sebuah blunt yg dinamakan Dynasti Crusher tengah menatapku, kini dia terlihat menggunakan lambang clan yg sama dengan Ascleopus, TheLeague. Aku masih ingat sosok itu, dia adalah deRseRbeL orang yg dulu pernah menyeretku dari Rune Harbor kekota Rune. Dan kali ini jangan-jangan dia juga akan menyeretku ke kota Giran. Aku heran dengan Orc ini, apa memang hobby nya nongkrongin orang di harbor apa ya?

“Huufftth... kau lagi” Aku mendengus kesal

“Wah benar rupanya aku mengenalmu, mana kembaranmu?” Tanyanya sambil beringsut duduk disebelahku

Aku diam, aku malas menanggapinya. Dan aku benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Orc ini. Kemudian aku beranjak dari tempat dudukku bersiap untuk meninggalkan tempat ini.

“Wah kok udah mau pergi aja?? Gk suka ya aku ada disini??? Maaf ya, aku saja yg pergi” Ujarnya dengan ekspresi bersalah. “Tapi sebelum aku pergi aku mau kasih ini ke kamu aja deh” Katanya sambil menyodorkan sebuah bungkusan padaku.

“Apa nih?” Tanyaku dengan tatapan curiga

“Ini pakaian, aku mendapatkannya dari hasil menjalankan misi dikota Aden, si Master yg memberi misi bilang, pakaian ini bisa dipakai oleh semua ras baik laki-laki atau perempuan bisa dipakai saat upacara pernikahan. Nama pakaian ini adalah Formal Wear, tapi setelah aku mencobanya aku merasa tidak nyaman. Aku bingung mau kuapakan pakaian ini. Aku mencoba menawarkan pada pedagang-pedagang di Aden tapi tak ada yg tertarik. Jadi dari pada kubuang lebih baik untukmu saja” Ujarnya menjelaskan padaku dengan tampang sedih lalu meletakkan bungkusan itu didekat kakiku.

Aku tak tahu harus merespon seperti apa, pernikahan? Formal Wear?? Apa maksudnya? Aku tak mengerti sama sekali.

"Maaf aku gk mau, aku gk membutuhkan benda itu" Jawabku dingin, lalu membuang muka kearah laut

“Sorry sudah mengganggu, aku harap suatu saat bisa melihatmu memakai pakaian ini, pasti terlihat indah” Setelah bicara seperti itu, Orc itu langsung pergi meninggalkan Giran Harbor.

Kemudian aku kembali duduk ditempatku semula, kutatap bungkusan yg tergeletak begitu saja didekatku. Dan aku tak merasa tertarik sedikitpun untuk menyentuhnya.



*to be continue*