Kamis, 27 Juni 2013

Chapter 27

"Blood in Varka Silenos Stronghold" 


Sudah 5 jam aku duduk ditepi anak tangga teras temple kota Giran ini, aku hanya diam dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Rasa tak peduli akan keadaan disekelilingku membuatku semakin leluasa tenggelam dalam pikiranku. Aku harus bangkit lebih kuat, aku harus bisa seperti mereka, aku yakin aku bisa. Aku pun berpikir keras  mencari jalan keluar. Aku harus bekerja keras mengumpulkan adena. Itu cara satu-satunya yg aku tahu untuk bisa mendapatkan Armor seperti mereka. Aku berpikir aku tak akan mendapatkan adena yg cukup jika hanya menjual barang-barangku yg tak terpakai yg kusimpan di Warehouse. 

Kemudian tiba-tiba saja aku teringat saat Ascleopus membantuku menjalankan misi di Varka Silenos Stronghold. Aku mengingat-ingat saat itu aku bisa mendapatkan lumayan banyak kepingan-kepingan adena dari monster yg terbunuh. Setelah menimbang-nimbang sesaat akhirnya aku memutuskan untuk mencoba hunting di Varka Silenos Stronghold dulu, barangkali jika aku bisa bersabar hunting disana aku bisa mengumpulkan adena. 

Hari semakin gelap, hawa dingin juga mulai terasa, aku memutuskan besok pagi pergi hunting di Varka Silenos Stronghold. Lalu aku segera beranjak ke Warehouse mengambil Elemental Sword ku dan sebagai cadangan juga membeli persediaan Blessed Spiritshot. Agar besok pagi aku tak perlu repot mempersiapkannya.

                                                        * * *
Varka Silenos Stronghold 

Baru sedetik yg lalu aku tiba di tempat ini, suasana masih amat lenggang, Cahaya mentari masih terasa hangat pagi ini, hanya ada beberapa orang yg duduk-duduk di tepi bebatuan. Kulirik seorang penjaga Gerbang Varka Silenos Stronghold yg tampak tak pernah peduli pada orang yg kerap berlalu lalang di tempat ini. Bahkan ketika terjadi keributan pun ia hanya diam saja tanpa ekspresi, seolah tak mendengar dan  tak melihat apapun. Setelah merasa cukup mengamati kondisi sekitar aku pun mengeluarkan MydeaR lalu beranjak melangkah melewati gerbang kayu dihadapanku. Belum jauh aku masuk kedalam, aku sudah dihadang beberapa monster yg sepertinya berdiam diri saja, walau begitu aku tetap waspada. Perlahan-lahan aku mulai menyerang monster satu per satu dengan hati-hati dan cekatan. Mengumpulkan apa yg bisa aku kumpulkan. Setiap 1 jam aku beristirahat untuk memulihkan kondisiku. Begitu terus berulang-ulang hingga hari semakin siang dan cuaca mulai panas.

Kuusap kening yg mulai berkeringat, nampak debu tipis mulai menempel di wajah dan tubuhku yg hanya dibalut Dark Crystal Robe. Panas makin terik, makin ganas memanggang apa saja yg kena sinarnya. Aku sengaja tak memakai Majestic Robe ku, karena aku tak mau Armor itu makin kotor terkena debu yg akan semakin menebal kala cuaca makin panas. Walau begitu rasanya aku masih tetap bersemangat hunting. Sesekali rambut pendekku jadi berantakan diterpa udara panas. 

Sepertinya aku sudah melewatkan setengah hari ini untuk hunting, inventoryku mulai terasa berat. Ketika aku hendak menuju sebuah pohon untuk beristirahat, tiba-tiba aku melihat seorang Duelist tengah berlari cepat melewatiku dari arah dalam menuju gerbang Varka Silenos Stronghold. Sekilas mirip sesorang yg kukenal, tapi aku yakin itu pasti bukan Calivso atau dongsoo. Karena sekilas tadi aku melihat lambang berbentuk kupu-kupu dengan warna biru, merah dan putih, itu member clan Sanctuary.

Aku tak begitu memperdulikan orang itu, aku segera duduk berteduh di bawah sebatang pohon yg cukup rindang. Tiba-tiba aku teringat lpopol, LiSyaoran, dan Khodomo. Dimana mereka sekarang dan apa yg mereka lakukan ya? aku merasa rindu juga pada ke 3 temanku itu. Jika teringat saat pertama bertemu mereka aku sering tersenyum sendiri, tak menyangka mereka begitu baik padaku. 

Setelah kurasa cukup aku beranjak berdiri ingin melanjutkan hunting lagi, meski matahari kian garang memanggang, tak menyurutkan niatku untuk berburu. Saat aku mulai menyerang monster aku merasakan getaran pada tanah yg kupijak. Aku melihat sekelilingku tapi tak ada apa-apa selain aku, MydeaR dan monster-monster ini. Aku kembali melanjutkan hunting, namun getaran itu kembali terjadi, 5 detik kemudian aku mendengar suara gemuruh orang berlarian. Lalu terdengar suara dentuman dan gesekan senjata bertubi-tubi. Lalu teriakan dan cacian yg beradu dengan suara hantaman senjata. Aku memandang arah gerbang, nampaknya suara itu berasal dari sana. Setelah melumpuhkan satu monster, kaki ku tergerak menuju gerbang. Secepat mungkin aku berlari ingin tahu apa yg terjadi. Semakin dekat semakin jelas aku mendengar suara hantaman senjata beradu, diiringi suara-suara yg sibuk merapalkan mantra. Ketika tiba di Gerbang, aku menyaksikan pemandangan yg mengenaskan. Banyak tubuh tak sadarkan diri bergelimpangan. Darah berceceran dimana-mana. Namun baku hantam antar kubu tetap berlangsung dengan sengit. 

Tanpa berfikir panjang aku membaur dalam kerumunan orang-orang yg sedang saling bunuh itu. Puluhan orang kini tengah berstatus chaos, pesta perang besar sedang berlangsung dihadapan mataku. Aku mengenali clan-clan yg tengah adu pedang ini. Aku mengenali lambang-lambang clan itu, ada member Sanctuary yg aku lihat beberapa saat tadi tengah adu ketajaman senjata dengan seorang Knight member clan Mongol, clan yg sangat kuhafal lambangnya. Ada juga clan Athens yg tampaknya baru saja berdatangan dari arah Garden Of Beast. Suasana benar-benar kacau, tapi aku yakin ini adalah kekacauan yg diinginkan oleh mereka. Tak ada clan besar yg tak haus perang. Puluhan orang dari masing-masing clan tampak dengan garang saling menyerang.

Ditengah kekacauan aku teringat CrazYCroT, dimana dia. Jangan-jangan dia sudah terkapar. Aku bergegas menghampiri satu  per satu tubuh yg tergeletak ditanah. Melihat dan mengamati tiap tubuh kamael yg bersimbah darah. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, langit memerah dan menjadi gelap. Setitik-demi setitik cairan merah menetes dari langit, seakan Einhasad turut berduka atas perang hari ini. Suasana yg kacau makin mencekam seiring dengan makin derasnya tetesan hujan darah. Aku berlari kesana kemari tapi tak menemukan CrazYCroT. Ditengah kepanikan yg kurasakan, tiba-tiba aku menabrak seorang wanita human sepertiku. Aku seperti mengenali wanita dari clan Mongol ini, dia Viecha.

"Heh... ngapain disini?? Mau mati kau??" Teriak Viecha padaku dengan wajah tegang, Destino Robenya tampak basah oleh cairan merah.

"Tidak, bukan begitu. Aku..." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Cardinal ini langsung menyeretku kesamping bebatuan. Lalu secepat kilat dia memberiku buff yg dimilikinya, kemudian melemparkan selembar Blessed Scroll Escape padaku dengan kasar. Aku paham maksudnya.

"Segera tinggalkan tempat ini, disini bukan tempatmu, cepaatttt..!!!" Perintahnya padaku lalu dia langsung melesat menuju arena berdarah dihadapanku.

Seketika aku melihat CrazYCroT menyongsong Viecha yg telah meninggalkanku. Dan aku termangu ketika menyaksikan bagaimana CrazYCroT begitu protect pada Cardinal lvl 82 itu. Dengan tangkas dia menyerang musuh yg mencoba melukai Viecha. Dan Viecha juga tampak dengan cekatan melindungi CrazYCroT dan teman-temannya yg lain dengan skill healnya yg kuat. 

Ditengah keterpanaanku, tiba-tiba aku dihampiri sosok Eva Saint, sesaat aku bingung, sepertinya aku mengenalnya. Dan benar saja dia JhonTaylor.

"Arisa, kenapa ada disini?? ini berbahaya ayo kita pergi" Teriak JhonTaylor seraya menarik lenganku.

"Aku tak sengaja, tadinya aku sedang hunting, tapi tiba-tiba terjadi perang ini" jawabku cepat

"Ya sudah, ayo sini masuk party" Ujarnya mengajakku, yg langsung kuterima. Lalu aku mengikutinya berlari, entah dia menuju kemana aku tak tahu.

"Jangan kaget, hal seperti ini sudah sering terjadi, sebisa mungkin kamu jangan sampai berstatus chaos juga, itu bisa membahayakanmu, kamu bisa terluka" Ujar JhonTaylor lagi tanpa menoleh padaku.

Kami melewati arena perang dengan hati-hati, saat aku melewati CrazYCroT yg sudah berdarah-darah spontan aku membacakan mantra Battle Heal untuknya beberapa kali, namun hanya sedikit yg bisa kupulihkan. Tindakan yg kulakukan mengakibatkan aku mengalami status chaos juga, CrazYCoT sempat menatapku lalu berteriak menyuruhku pergi dengan tatapan nanar. Kemudian JhonTaylor kembali menyeretku menjauh dari tempat itu. Beberapa kali aku merasakan tubuhku terciprat serpihan es tajam bertenaga magic milik seorang Mystic Muse, entah dari clan mana. Tak kupedulikan serpihan-serpihan es yg mengenai tubuhku, meski tubuhku terasa amat sakit tapi tetap ku ikuti JhonTaylor yg terus berlari menuju arah gerbang Varka Silenos Stronghold. Sebelum melewati gerbang aku kembali menoleh kebelakang, sepintas aku masih bisa melihat CrazYCroT tengah baku hantam dengan seorang orc dari clan Sanctuary dikejauhan. Dia tampak terluka disana sini, dibeberapa bagian tubuhnya terlihat mengeluarkan darah. Aku miris melihatnya, ingin sekali aku membacakan mantra Battle Heal untuknya sekali lagi, tapi itu tak mungkin aku lakukan. Dan aku berharap semoga dia selamat hingga pertempuran usai. 

Aku terkejut tak menduga sama sekali ketika JhonTaylor tiba-tiba mengerang kecil, ia diserang monster Varka. Aku dengan sigap langsung membantunya. Sekalipun levelnya lebih tinggi dariku, tapi JhonTaylor adalah Eva Saint yg tak memiliki skill serang yg kuat. Setelah monster yg menyerang JhonTaylor lumpuh kami pun kembali berlari kearah gerbang. Dengan wajah yg terlihat panik JhonTaylor menarik tubuhku yg mulai lemah dan terluka, dalam hitungan detik dia segera membawaku kembali kekota Goddardt dengan skill Party Recall-nya.

Setiba di kota Goddart aku sempat terhuyung, tubuhku terasa sakit sekali. JhonTaylor belum melepaskan pegangannya dari lenganku ketika pandanganku mulai buram, lalu gelap.


*to be continue*
                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar