Kamis, 27 Juni 2013

Chapter 27

"Blood in Varka Silenos Stronghold" 


Sudah 5 jam aku duduk ditepi anak tangga teras temple kota Giran ini, aku hanya diam dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Rasa tak peduli akan keadaan disekelilingku membuatku semakin leluasa tenggelam dalam pikiranku. Aku harus bangkit lebih kuat, aku harus bisa seperti mereka, aku yakin aku bisa. Aku pun berpikir keras  mencari jalan keluar. Aku harus bekerja keras mengumpulkan adena. Itu cara satu-satunya yg aku tahu untuk bisa mendapatkan Armor seperti mereka. Aku berpikir aku tak akan mendapatkan adena yg cukup jika hanya menjual barang-barangku yg tak terpakai yg kusimpan di Warehouse. 

Kemudian tiba-tiba saja aku teringat saat Ascleopus membantuku menjalankan misi di Varka Silenos Stronghold. Aku mengingat-ingat saat itu aku bisa mendapatkan lumayan banyak kepingan-kepingan adena dari monster yg terbunuh. Setelah menimbang-nimbang sesaat akhirnya aku memutuskan untuk mencoba hunting di Varka Silenos Stronghold dulu, barangkali jika aku bisa bersabar hunting disana aku bisa mengumpulkan adena. 

Hari semakin gelap, hawa dingin juga mulai terasa, aku memutuskan besok pagi pergi hunting di Varka Silenos Stronghold. Lalu aku segera beranjak ke Warehouse mengambil Elemental Sword ku dan sebagai cadangan juga membeli persediaan Blessed Spiritshot. Agar besok pagi aku tak perlu repot mempersiapkannya.

                                                        * * *
Varka Silenos Stronghold 

Baru sedetik yg lalu aku tiba di tempat ini, suasana masih amat lenggang, Cahaya mentari masih terasa hangat pagi ini, hanya ada beberapa orang yg duduk-duduk di tepi bebatuan. Kulirik seorang penjaga Gerbang Varka Silenos Stronghold yg tampak tak pernah peduli pada orang yg kerap berlalu lalang di tempat ini. Bahkan ketika terjadi keributan pun ia hanya diam saja tanpa ekspresi, seolah tak mendengar dan  tak melihat apapun. Setelah merasa cukup mengamati kondisi sekitar aku pun mengeluarkan MydeaR lalu beranjak melangkah melewati gerbang kayu dihadapanku. Belum jauh aku masuk kedalam, aku sudah dihadang beberapa monster yg sepertinya berdiam diri saja, walau begitu aku tetap waspada. Perlahan-lahan aku mulai menyerang monster satu per satu dengan hati-hati dan cekatan. Mengumpulkan apa yg bisa aku kumpulkan. Setiap 1 jam aku beristirahat untuk memulihkan kondisiku. Begitu terus berulang-ulang hingga hari semakin siang dan cuaca mulai panas.

Kuusap kening yg mulai berkeringat, nampak debu tipis mulai menempel di wajah dan tubuhku yg hanya dibalut Dark Crystal Robe. Panas makin terik, makin ganas memanggang apa saja yg kena sinarnya. Aku sengaja tak memakai Majestic Robe ku, karena aku tak mau Armor itu makin kotor terkena debu yg akan semakin menebal kala cuaca makin panas. Walau begitu rasanya aku masih tetap bersemangat hunting. Sesekali rambut pendekku jadi berantakan diterpa udara panas. 

Sepertinya aku sudah melewatkan setengah hari ini untuk hunting, inventoryku mulai terasa berat. Ketika aku hendak menuju sebuah pohon untuk beristirahat, tiba-tiba aku melihat seorang Duelist tengah berlari cepat melewatiku dari arah dalam menuju gerbang Varka Silenos Stronghold. Sekilas mirip sesorang yg kukenal, tapi aku yakin itu pasti bukan Calivso atau dongsoo. Karena sekilas tadi aku melihat lambang berbentuk kupu-kupu dengan warna biru, merah dan putih, itu member clan Sanctuary.

Aku tak begitu memperdulikan orang itu, aku segera duduk berteduh di bawah sebatang pohon yg cukup rindang. Tiba-tiba aku teringat lpopol, LiSyaoran, dan Khodomo. Dimana mereka sekarang dan apa yg mereka lakukan ya? aku merasa rindu juga pada ke 3 temanku itu. Jika teringat saat pertama bertemu mereka aku sering tersenyum sendiri, tak menyangka mereka begitu baik padaku. 

Setelah kurasa cukup aku beranjak berdiri ingin melanjutkan hunting lagi, meski matahari kian garang memanggang, tak menyurutkan niatku untuk berburu. Saat aku mulai menyerang monster aku merasakan getaran pada tanah yg kupijak. Aku melihat sekelilingku tapi tak ada apa-apa selain aku, MydeaR dan monster-monster ini. Aku kembali melanjutkan hunting, namun getaran itu kembali terjadi, 5 detik kemudian aku mendengar suara gemuruh orang berlarian. Lalu terdengar suara dentuman dan gesekan senjata bertubi-tubi. Lalu teriakan dan cacian yg beradu dengan suara hantaman senjata. Aku memandang arah gerbang, nampaknya suara itu berasal dari sana. Setelah melumpuhkan satu monster, kaki ku tergerak menuju gerbang. Secepat mungkin aku berlari ingin tahu apa yg terjadi. Semakin dekat semakin jelas aku mendengar suara hantaman senjata beradu, diiringi suara-suara yg sibuk merapalkan mantra. Ketika tiba di Gerbang, aku menyaksikan pemandangan yg mengenaskan. Banyak tubuh tak sadarkan diri bergelimpangan. Darah berceceran dimana-mana. Namun baku hantam antar kubu tetap berlangsung dengan sengit. 

Tanpa berfikir panjang aku membaur dalam kerumunan orang-orang yg sedang saling bunuh itu. Puluhan orang kini tengah berstatus chaos, pesta perang besar sedang berlangsung dihadapan mataku. Aku mengenali clan-clan yg tengah adu pedang ini. Aku mengenali lambang-lambang clan itu, ada member Sanctuary yg aku lihat beberapa saat tadi tengah adu ketajaman senjata dengan seorang Knight member clan Mongol, clan yg sangat kuhafal lambangnya. Ada juga clan Athens yg tampaknya baru saja berdatangan dari arah Garden Of Beast. Suasana benar-benar kacau, tapi aku yakin ini adalah kekacauan yg diinginkan oleh mereka. Tak ada clan besar yg tak haus perang. Puluhan orang dari masing-masing clan tampak dengan garang saling menyerang.

Ditengah kekacauan aku teringat CrazYCroT, dimana dia. Jangan-jangan dia sudah terkapar. Aku bergegas menghampiri satu  per satu tubuh yg tergeletak ditanah. Melihat dan mengamati tiap tubuh kamael yg bersimbah darah. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, langit memerah dan menjadi gelap. Setitik-demi setitik cairan merah menetes dari langit, seakan Einhasad turut berduka atas perang hari ini. Suasana yg kacau makin mencekam seiring dengan makin derasnya tetesan hujan darah. Aku berlari kesana kemari tapi tak menemukan CrazYCroT. Ditengah kepanikan yg kurasakan, tiba-tiba aku menabrak seorang wanita human sepertiku. Aku seperti mengenali wanita dari clan Mongol ini, dia Viecha.

"Heh... ngapain disini?? Mau mati kau??" Teriak Viecha padaku dengan wajah tegang, Destino Robenya tampak basah oleh cairan merah.

"Tidak, bukan begitu. Aku..." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Cardinal ini langsung menyeretku kesamping bebatuan. Lalu secepat kilat dia memberiku buff yg dimilikinya, kemudian melemparkan selembar Blessed Scroll Escape padaku dengan kasar. Aku paham maksudnya.

"Segera tinggalkan tempat ini, disini bukan tempatmu, cepaatttt..!!!" Perintahnya padaku lalu dia langsung melesat menuju arena berdarah dihadapanku.

Seketika aku melihat CrazYCroT menyongsong Viecha yg telah meninggalkanku. Dan aku termangu ketika menyaksikan bagaimana CrazYCroT begitu protect pada Cardinal lvl 82 itu. Dengan tangkas dia menyerang musuh yg mencoba melukai Viecha. Dan Viecha juga tampak dengan cekatan melindungi CrazYCroT dan teman-temannya yg lain dengan skill healnya yg kuat. 

Ditengah keterpanaanku, tiba-tiba aku dihampiri sosok Eva Saint, sesaat aku bingung, sepertinya aku mengenalnya. Dan benar saja dia JhonTaylor.

"Arisa, kenapa ada disini?? ini berbahaya ayo kita pergi" Teriak JhonTaylor seraya menarik lenganku.

"Aku tak sengaja, tadinya aku sedang hunting, tapi tiba-tiba terjadi perang ini" jawabku cepat

"Ya sudah, ayo sini masuk party" Ujarnya mengajakku, yg langsung kuterima. Lalu aku mengikutinya berlari, entah dia menuju kemana aku tak tahu.

"Jangan kaget, hal seperti ini sudah sering terjadi, sebisa mungkin kamu jangan sampai berstatus chaos juga, itu bisa membahayakanmu, kamu bisa terluka" Ujar JhonTaylor lagi tanpa menoleh padaku.

Kami melewati arena perang dengan hati-hati, saat aku melewati CrazYCroT yg sudah berdarah-darah spontan aku membacakan mantra Battle Heal untuknya beberapa kali, namun hanya sedikit yg bisa kupulihkan. Tindakan yg kulakukan mengakibatkan aku mengalami status chaos juga, CrazYCoT sempat menatapku lalu berteriak menyuruhku pergi dengan tatapan nanar. Kemudian JhonTaylor kembali menyeretku menjauh dari tempat itu. Beberapa kali aku merasakan tubuhku terciprat serpihan es tajam bertenaga magic milik seorang Mystic Muse, entah dari clan mana. Tak kupedulikan serpihan-serpihan es yg mengenai tubuhku, meski tubuhku terasa amat sakit tapi tetap ku ikuti JhonTaylor yg terus berlari menuju arah gerbang Varka Silenos Stronghold. Sebelum melewati gerbang aku kembali menoleh kebelakang, sepintas aku masih bisa melihat CrazYCroT tengah baku hantam dengan seorang orc dari clan Sanctuary dikejauhan. Dia tampak terluka disana sini, dibeberapa bagian tubuhnya terlihat mengeluarkan darah. Aku miris melihatnya, ingin sekali aku membacakan mantra Battle Heal untuknya sekali lagi, tapi itu tak mungkin aku lakukan. Dan aku berharap semoga dia selamat hingga pertempuran usai. 

Aku terkejut tak menduga sama sekali ketika JhonTaylor tiba-tiba mengerang kecil, ia diserang monster Varka. Aku dengan sigap langsung membantunya. Sekalipun levelnya lebih tinggi dariku, tapi JhonTaylor adalah Eva Saint yg tak memiliki skill serang yg kuat. Setelah monster yg menyerang JhonTaylor lumpuh kami pun kembali berlari kearah gerbang. Dengan wajah yg terlihat panik JhonTaylor menarik tubuhku yg mulai lemah dan terluka, dalam hitungan detik dia segera membawaku kembali kekota Goddardt dengan skill Party Recall-nya.

Setiba di kota Goddart aku sempat terhuyung, tubuhku terasa sakit sekali. JhonTaylor belum melepaskan pegangannya dari lenganku ketika pandanganku mulai buram, lalu gelap.


*to be continue*
                     

Selasa, 04 Juni 2013

Chapter 26

"Hati Yang Terusik"

 
“CrazYCroT!!!” Seruku tertahan, aku tak menyangka jika Doombringer ini menyaksikanku berubah menjadi seorang Archmage. Perlahan member Mongol yg berada dibarisan Main Clan ini menghampiriku dengan senyuman yg tak bisa kumengerti artinya.

“Sudah siap menggunakan Armor grade S?” Bisiknya padaku saat ia telah berada amat dekat denganku

“Armor grade S?” Ulangku tak mengerti

“Yah seperti Major Arcana atau Dynasti Robe misalnya” Jawabnya yakin

Aku baru terfikir sekarang, aku tak punya cukup adena untuk mendapatkan barang-barang itu, harusnya sejak mulai menginjak level 70 aku sudah memikirkan hal ini, mengumpulkan adena agar dapat memperoleh armor dan weapon grade S. Aku terdiam sejenak memikirkan ketidaksiapanku dari segi materi. Sesaat aku merasa gagal, bahkan untuk memenuhi kebutuhanku sendiri saja aku tak mampu. Aku mengutuki diriku yg tak berfikir kedepan, gampang putus asa dan sulit bangkit. Itulah yg menyebabkan kini aku menghadapi ketidaksiapan dalam mendapatkan armor dan weapon grade S ketika aku telah menjadi seorang Archmage.

“Hei..!!! Kok bengong??” Ujar CrazYCroT membuyarkan lamunanku

“Ah, tak apa” Jawabku dengan ekspresi yg masih terkejut

“Oke, sepertinya tugasku menemani cc Arisa sudah selesai ya?” Tiba-tiba Ascleopus bersuara dari pojok ruangan. Aku baru menyadari rupanya member TheLeague ini sejak tadi masih disini.

“Ah maaf, aku hampir melupakanmu” Jawabku dengan perasaan menyesal

“Tak apa cc, aku harus pergi sekarang. Sepertinya ada yg ingin aku lakukan bersama teman-temanku” Kata Ascleopus tegas

“Ya, baiklah. Terima kasih banyak ya atas bantuanmu hari ini, kalau kamu tidak membantuku mungkin hari ini aku belum menjadi Archmage” Jawabku penuh rasa haru

“Ah tidak perlu berlebihan seperti itu, selagi bisa tak ada salahnya kita saling bantu” Ujar Ascleopus mantap

“Waahh, aku juga harus bilang makasih yg sebesar-besarnya nih bro sudah meluangkan waktu buat menemani nonaku ini menyelesaikan misinya, kalau aku tak sibuk tentu kau tak akan direpotkan” Kata CrazYCroT dengan senyum ceria, dia bicara sambil mengelus lembut kepalaku

“Iya sama-sama, aku pergi sekarang. Hati-hati ya cc Arisa dan sampai jumpa” Jawab Ascleopus dengan sikap dingin, kemudian dia pergi meninggalkan kami berdua

Setelah Ascleopus pergi, aku dan CrazYCrot juga meninggalkan kuil master wizard perlahan sambil mengobrol. Dia menceritakan jika tadi dari kota Rune dia langsung menuju clan hall ForeignKNIGHTs untuk mencariku, dia tahu dari teman-teman di clan kalau aku sudah mencapai lvl 76. Tadinya dia berniat membantuku menyelesaikan misi, tapi terlambat. Saat dia melihatku dan Ascleopus menuju kuil dia mengikuti hingga prosesi perubahanku menjadi Archmage.

“Jujur aku sedikit kecewa, karena keterlambatanku aku tak bisa membantumu, tapi juga cukup senang karena kamu gk mengalami banyak hambatan menjalani misi-misi kamu. Khusus sama teman TheLeague mu tadi, aku benar-benar bersyukur dia mau membantumu”. Katanya panjang lebar, dan saat itu kami sudah sampai didepan teras temple kota megah ini. Aku hanya tersenyum saja menanggapi ucapannya.

“Oh ya, kemana saja akhir-akhir ini?? Banyak kegiatan clan?” Tanyaku kemudian

“Buat sementara sih aku gk ikut dulu kegiatan Raid Boss, paling cuma ikut kegiatan war field atau castle siege saja, tapi tidak rutin” Jawabnya datar sambil membenarkan letak Icarus Heavy Arms nya. “Aku sedang fokus leveling sama temen-temen Mongol lainnya juga, jadi kalau gk bisa ikutan war atau castle siege kami yg sedang fokus leveling langsung mengkonfirmasi ke JassJuss dan biasanya beliau langsung mengizinkan” Ujarnya melanjutkan cerita.

“Hemmm... memangnya hunting dimana kalian?? Sepertinya betah sekali” Tanyaku antusias

“Yah betah gk betah sih dijalanin aja, toh buat kepentingan kedepan juga” Jawabnya santai sambil beringsut mengambil posisi duduk. Kami hunting di Dreamy, disana kita tak pernah tahu seperti apa dunia diluar, tak tahu kapan siang dan kapan malam. Jadi jika mau kesana harus menyiapkan keperluan sebanyak mungkin. Biasanya kami baru akan kembali kekota setelah persediaan hampir habis, tapi jika waktu mendesak yg kembali kekota hanya 1 atau 2 orang saja, sisanya menunggu ditempat dreamy” Ujarnya menjelaskan padaku

“Jadi sekarang kau dapet tugas buat mengambil persediaan dreamy??” Tanyaku lagi

“Sebenarnya hari ini semua member party pada balik kekota, buat ambil persediaan masing-masing sesuai kebutuhan. Makanya begitu sudah mendapatkan semua keperluanku aku langsung mencarimu, karena didalam dreamy aku melihatmu memakai 1 set Dinasty Robe, cantik sekali” Jawab CrazYCroT dengan senyum jahilnya.

“Halaaahhh... Kebanyakan mimpi kau!” Jawabku meledeknya. “Jadi kau mau lanjut dreamy lagi sekarang?”

“Yah, tapi mungkin sekitar setengah jam lagi” Jawabnya santai

Ditengah asik mengobrol tiba-tiba aku mendengar suara wanita berteriak lantang

“Woooiiiii CrazYCroT ngapain kau disitu?? Dicari kemana-mana gk taunya malah disini” Gerutu seorang wanita sambil berjalan kearah kami.

Wanita ini seorang human mystic sepertiku juga, mengenakan 1 set Destino Robe lengkap dengan sigilnya serta Sword of Miraclenya yg menyala terang sekali, bahkan Sword of Valhallaku yg di enchant hingga +7 saja masih kalah terang.

“Ah berisik kau, bawel!!!” Sahut CrazYCroT pada wanita itu

“Jadi ikut Dreamy gk sih lo??” Ujar wanita itu lagi nyaris berteriak

“Iya, sebentar napa sih? Gk sabaran amat” Jawab CrazYCroT dingin “Oh iya Arisa kenalin nih temenku namanya Viecha, si Cardinal abal-abal” Ujar CrazYCroT dengan tatapan merendahkan kearah Viecha

“Enak aja, lo kali yg cupu” Jawab Viecha ketus

“Sikapnya jangan diambil hati ya Sa, memang begitu bawaannya, tapi aslinya dia baik kok” Ujar CrazYCroT meyakinkan aku

“Hai cc Viecha namaku AriSaFusChiDa dari ForeignKNIGHTs” Sapaku ramah

“Ehemm.. iya, aku sudah tahu” Jawabnya sinis

Aku melihat gelagat yg kurang bersahabat dari Cardinal ini, mungkin karena dia baru mengenalku. Tapi mungkin juga karena dia memang tak menyukaiku.

“Ayo kita balik ke Rune, yg lain sudah menunggu. Jadwal berangkat dimajukan setengah jam” Ujar Viecha seraya menggamit lengan CrazYCroT

“Kok dimajukan??” Tanya CrazYCroT sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Viecha
 
“Iya soalnya tadi dapet informasi, dreamy mulai rame, kalau kita kelamaan nanti antrian makin banyak” Jawab Viecha tegas

“Walaahh, padahal masih belum puas menghirup udara kota” Ujar CrazYCroT tampak kecewa

“Sudahlah, ntar kalau sudah level 85 kan bebas kalau mau berkeliaran dikota atau mana saja” Jawab Viecha sambil menyeret CrazYCroT menuju Gatekeeper

“Eeeehh.. Arisa, aku pergi dulu, sampai ketemu lagi” Ujar CrazYCroT setengah berteriak
Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum melihatnya pergi

“Iya, hati-hati” Bisikku lirih, mungkin hanya aku sendiri saja yg mendengar kata-kataku

 * * *

Seiring dengan levelku yg kini sudah mencapai lvl 76, aku pun ingin mencari lokasi hunting baru yg sesuai dengan levelku. Namun tempat hunting yg aku tahu hanya di Forest of the dead, walau begitu tetap kujalani juga. Kadang aku hunting sendirian di dalam Forest of the dead, walaupun monster disana sudah terlalu gampang karena levelku yg sudah jauh diatasnya. Tapi aku tak bisa berbuat banyak, hanya lokasi itu yg aku tahu. Atau kadang jika suasana clan sedang ramai, aku diajak hunting party dengan teman-teman di Giant Cave. Selama aku berada di clan ini yg paling sering mengajakku ngobrol adalah Aisha. Wanita Storm Screamer itu sangat ramah padaku, kadang juga dia mengajakku mengobrol dengan pimpinan clan. Aku menilai Aisha sangat akrab sekali dengan leader clan ini, mungkin karena pembawaannya yg supel dan ramah. Ada juga si Eva Saint wanita bernama Chaula, pada beberapa kesempatan aku pernah hunting bareng dia di Giant Cave bersama member ForeignKNIGHTs lain, ada Jeff dan Buzuzima si Berserker. 

Seperti saat itu aku kurang menyimak obrolan apa yg tengah mereka bahas, entah kenapa tiba-tiba Chaula terlibat adu mulut dengan Buzuzima ketika kami hunting bersama di Giant Cave. Sempat terjadi pertengkaran sengit, aku dan anggota party lain bingung harus bersikap seperti apa hingga akhirnya party dibubarkan. Aku mengejar Chaula yg pulang sendirian ke clan hall, lalu aku mencoba mengajaknya bicara baik-baik. Dari Chaula aku mendengar pengakuan, kalau dia marah pada Buzuzima karena dia dan teman-teman hitter lainnya tidak fokus dan terlalu banyak mengoceh, padahal Chaula sadar sebagai seorang Eva Saint dirinya yg sangat lemah terhadap serangan fisik sudah berusaha maksimal melakukan tugasnya dalam party itu, bahkan hingga Mana Powernya tandas. Namun dia merasa member party seperti tak mengerti bagaimana posisinya. Aku bisa memahami apa yg dirasakan Chaula, tapi menurutku dari sisi yg berbeda Buzuzima juga merasa apa yg dia lakukan sudah benar. Sehingga dia tak mau disalahkan, sama seperti Chaula yg tidak terima dilimpahkan kesalahan sedemikian rupa oleh Buzuzima.

Keesokan paginya aku mendapat kesempatan ngobrol dengan Buzuzima, dan benar analisaku. Buzuzima punya anggapan yg sama dengan Chaula, dia merasa sebagai seorang diposisi Hitter sudah melakukan tugasnya dengan benar, Buzuzima beranggapan Chaula lah yg terlalu lemah pertahanannya dan tidak tangkas bertindak. Disini aku berusaha meluruskan pandangan Buzuzima tentang profesi seorang Mystic. Secara fisik memang sudah takdirnya seorang Mystic itu lemah dalam hal pertahanannya, karena untuk armornya hanya menggunakan jenis Robe. Dan itu mutlak tak bisa di ganggu gugat. Sama halnya dengan Kamael yg terlahir dengan takdirnya menggunakan armor Light. Walaupun mungkin pertahanan fisik sedikit lebih tinggi dari pada armor jenis Robe yg berbahan lebih tipis. Dari hasil pembicaraan itu akhirnya Buzuzima bisa sedikit menerima penjelasanku. Jujur saja dalam hati pun sebenarnya aku merasa bersalah, karena memang profesi Magic tidak membantu apa pun dalam hunting di Giant Cave, karena monster di sana kebal terhadap serangan magic. Setelah kejadian itu aku tak pernah melihat atau mendengar Buzuzima dan Chaula bertegur sapa. Hingga dikemudian hari aku mendapati kabar kalau Buzuzima memutuskan hengkang dari ForeignKNIGHTs.

Aku sedih, karena aku merasa sebagai teman aku gagal mendamaikan mereka. Tapi tetap saja aku tak dapat berbuat banyak, aku berusaha bersikap netral. Aku tetap menjaga hubungan baik dengan keduanya. Sesekali masih hunting bareng Chaula atau pun Buzuzima.

Ada yg pergi kemudian ada pula yg datang, seminggu setelah Buzuzima hengkang dari clan aku dikejutkan oleh member baru yg amat kukenal. Seorang Doombringer dengan Dinasty Light itu tiba-tiba ikut nimbrung saat aku, Chaula, Jeffz dan Aisha tengah asik mengobrol seputar pendaftaran fortress. Dia adalah Rey0o3, dengan sapaan hangat aku  pun menyambutnya dengan suka cita. Rey0o3 mengatakan dia benar-benar tak menyangka kami bisa bergabung dengan clan yg sama. Karena memang sudah lama juga kami tidak bertemu.

Ada perasaan tak nyaman menghampiriku, rasa minder yg luar biasa membuatku menjadi sosok yg pendiam dan murung akhir-akhir ini. Aku iri melihat Chaula, Jeffz, Aisha, dan Rey0o3 yg kini telah memakai armor dynasti yg tampak mewah, terlebih saat tanpa sengaja aku melihat MaggieLena dikota Giran yg juga telah memakai 1 set Dynasti Robe. Tak seperti aku yg masih memakai Majestic Robe dan sesekali memakai Dark Crystal Robe yg tampak makin pudar warnanya. Sering aku memilih untuk menyendiri. Dan sudah beberapa kali aku menolak ajakan Aisha dan Chaula untuk hunting bareng. Jika pun harus hunting aku memilih hunting dengan MydeaR saja. Setidaknya dengan begitu aku tak merasa terusik karena rasa minder yg tak kenal kompromi. Meskipun tak ada yg mempermasalahkan kondisiku, tapi tetap saja perasaan itu menghantui pikiranku. Kadang aku merasa seperti berada dalam sebuah gua sempit, sesak dan gelap jika teringat betapa aku merasa kerdil di clan ini.

Sore ini, aku memilih duduk sendirian di Giran Harbor, menikmati suara ombak dan semilir angin yg lembut, berharap kegundahan ini bisa berkurang. Ketika aku tengah asik dengan kesendirianku, aku menangkap suara langkah berat dibelakangku. Namun aku tak tertarik untuk mencari tahu siapa pemilik langkah itu, yg pasti aku tak suka karena merasa kesendirianku terusik. Perlahan suara langkah itu makin mendekat, aku tetap tak peduli. Hingga aku tak mendengar lagi suara langkah itu. Mungkin si pemilik langkah itu menghentikan langkahnya.

“Ada lagi yg hobby melamun di dermaga” Ujar suara berat dibelakangku, suaranya sama beratnya dengan suara langkahnya yg aku dengar tadi. Aku memilih diam dan mengacuhkan suara dibelakangku, moodku sedang buruk.

“Ooiii... Manusia, tidur ya kamu?” Suara berat itu makin terdengar lantang

“Berisik...!!!” Jawabku ketus tanpa menoleh sedikitpun kepada sosok dibelakangku

“Hei, sepertinya aku mengenali suaramu” Sahutnya yakin

Mendengar jawabannya mau tak mau aku memalingkan muka dan melihat kearah suara itu. Dan dibelakangku kudapati sosok berwarna hijau lumut bertubuh tinggi besar memakai armor Imperial Crushader dan memegang sebuah blunt yg dinamakan Dynasti Crusher tengah menatapku, kini dia terlihat menggunakan lambang clan yg sama dengan Ascleopus, TheLeague. Aku masih ingat sosok itu, dia adalah deRseRbeL orang yg dulu pernah menyeretku dari Rune Harbor kekota Rune. Dan kali ini jangan-jangan dia juga akan menyeretku ke kota Giran. Aku heran dengan Orc ini, apa memang hobby nya nongkrongin orang di harbor apa ya?

“Huufftth... kau lagi” Aku mendengus kesal

“Wah benar rupanya aku mengenalmu, mana kembaranmu?” Tanyanya sambil beringsut duduk disebelahku

Aku diam, aku malas menanggapinya. Dan aku benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Orc ini. Kemudian aku beranjak dari tempat dudukku bersiap untuk meninggalkan tempat ini.

“Wah kok udah mau pergi aja?? Gk suka ya aku ada disini??? Maaf ya, aku saja yg pergi” Ujarnya dengan ekspresi bersalah. “Tapi sebelum aku pergi aku mau kasih ini ke kamu aja deh” Katanya sambil menyodorkan sebuah bungkusan padaku.

“Apa nih?” Tanyaku dengan tatapan curiga

“Ini pakaian, aku mendapatkannya dari hasil menjalankan misi dikota Aden, si Master yg memberi misi bilang, pakaian ini bisa dipakai oleh semua ras baik laki-laki atau perempuan bisa dipakai saat upacara pernikahan. Nama pakaian ini adalah Formal Wear, tapi setelah aku mencobanya aku merasa tidak nyaman. Aku bingung mau kuapakan pakaian ini. Aku mencoba menawarkan pada pedagang-pedagang di Aden tapi tak ada yg tertarik. Jadi dari pada kubuang lebih baik untukmu saja” Ujarnya menjelaskan padaku dengan tampang sedih lalu meletakkan bungkusan itu didekat kakiku.

Aku tak tahu harus merespon seperti apa, pernikahan? Formal Wear?? Apa maksudnya? Aku tak mengerti sama sekali.

"Maaf aku gk mau, aku gk membutuhkan benda itu" Jawabku dingin, lalu membuang muka kearah laut

“Sorry sudah mengganggu, aku harap suatu saat bisa melihatmu memakai pakaian ini, pasti terlihat indah” Setelah bicara seperti itu, Orc itu langsung pergi meninggalkan Giran Harbor.

Kemudian aku kembali duduk ditempatku semula, kutatap bungkusan yg tergeletak begitu saja didekatku. Dan aku tak merasa tertarik sedikitpun untuk menyentuhnya.



*to be continue*