Pagi yg cukup cerah dikota Heine, peristiwa di Parnassus kemarin cukup menjadi pelajaran untukku. Jika aku tak boleh asal terima ajakan teman untuk hunting. Ya aku memutuskan untuk kembali hunting untuk meningkatkan levelku. Aku pun segera menuju kota Aden mungkin akan lebih baik jika aku hunting di Forsaken Plains. Setiba di Aden aku melihat seseorang yg sepertinya aku kenal. Seorang kamael dengan tatapan yg begitu angkuh, aku masih sempat melihat dia menatapku sekilas, kemudian ia segera berlalu dan menghilang diantara orang-orang yg sibuk berdagang. Kemudian aku bicara pada Elisa dan minta ditelepotkan ke Forsaken Plains. Setiba di Forsaken Plains aku pun mulai mencari monster, tiba-tiba aku teringat sesuatu, ah aku belum menerima buff dari guide. Kemudian aku bergegas kembali kekota dengan scroll escape. Setiba di Aden aku segera keAdventure Guide untuk mendapatkan buff, lalu aku kembali ke Forsaken Plains. Di Forsaken Plains aku mulai hunting, monster demi monster ku kalahkan untuk memperoleh experience. Memang hunting sendiri harus lebih waspada, karena ketika aku terluka tak ada Lena yg bisa membantu menyembuhkan luka-lukaku dengan cepat. Yah sudah lama aku tak bertemu dengannya. Mungkin juga dia hunting bersama temannya yg lain. Selain cantik, Lena juga ramah, pasti dia punya lebih banyak teman.
Satu jam telah berlalu, tanpa terasa aku sudah naik 1 level. Tapi aku merasa ada yg mengawasiku. Aku mencoba menajamkan pedengaran dan penglihatan, karena di Forsaken Plains ini kabut sangat tebal, malam atau siang seperti tak ada bedanya. Aku memperhatikan sekelilingku, tapi tak ada siapa pun selain aku, petku dan monster-monster disini. Walaupun demikian aku tetap bersikap waspada. Ketika efek buff yg kumiliki sudah mulai menghilang aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum kembali kekota. Aku berjalan pelan kearah yg aman agar tidak diserang monster. Ketika aku berjalan aku seperti mendengar suara langkah mengikutiku, aku menoleh kebelakang tapi tak ada siapa-siapa. Hanya petku yg tampak terseok-seok mengikuti ku terlihat lucu sekali. Baby Kookabura ini memang tak pernah protes, walau terkadang menjadi incaran monster-monster yg kuburu. Baby Kookabura ini kuberi nama MyDear. Walaupun masih level 46 tapi dia sangat penurut.
Sekali lagi aku merasa ada yg mengawasiku, aku pun segera menyimpan petku dan kembali kekota Aden, rasanya tak baik jika aku terlalu berlama-lama sendiri disini. Ketika aku menarik simpul dari gulungan scroll escape, tiba-tiba aku merasakan pukulan keras di punggungku, castingku batal. Seketika aku merasakan hantaman lebih kuat lagi dikepalaku, aku berusaha menghindar, tapi aku terluka dan darah mulai menetes dari kepalaku bagian kiri. Rasa nyeri yg teramat sangat membuatku memutuskan untuk berlari tanpa menoleh sedikitpun. Merasakan sakitnya kini aku yakin ini bukan serangan monster. Ketika aku mencoba menoleh kebelakang, aku melihat seorang DarkElf cewek berusaha mengejarku, wajahnya tak asing. Senjata dagger yg dibawanya terlihat amat tajam. Tatapannya yg sangat angkuh seakan tak ingin kehilangan kesempatan untuk membunuhku. Aku berusaha menyerangnya kembali, tapi nihil, seranganku sangat lemah, karena kondisiku yg sudah terluka dan tanpa buff. Tiba-tiba Darkelf cewek itu bicara,
"Percuma saja kau mencoba melakukan perlawanan" teriaknya dengan nada angkuh lalu menghentikan langkahnya.
Aku pun berhenti menyerang dan menatapnya.
"Apa maumu?? kenapa kau melukaiku?" tanyaku sambil menahan sakit.
Dia diam membisu sambil menatap tajam kearahku,
"Aku benci human" Jawabnya sengit
"Benci?? memangnya apa salahku hingga kau membenci aku?" tanyaku tak mengerti.
"Kau mau tau apa salahmu?? Salahmu adalah terlahir sebagai human, ras yg sok bijak, dan kau harus mati ditanganku" jawabnya dengan tatapan penuh kebencian.
"Kau mau tau apa salahmu?? Salahmu adalah terlahir sebagai human, ras yg sok bijak, dan kau harus mati ditanganku" jawabnya dengan tatapan penuh kebencian.
"Oh ya?? Jadi kau membenciku karena aku human? kau pikir darkelf paling mulia?? kamu sendiri tak lebih rendah dari seekor basilisk" jawabku tak kalah angkuh
Kemudian dia melesat cepat kearahku, hanya dalam waktu 1 detik saja dia sudah berada tepat dibelakangku lalu, "Buuuggghh..!!!" Dia menancapkan daggernya tepat di punggungku, rasa sakit yg luar biasa dari punggung hingga menembus dada membuatku ambruk, dan sesaat aku sempat melihatnya tertawa puas dan penuh kemenangan.
"Kapanpun dan dimanapun kita bertemu, aku tak akan membiarkanmu hidup, because you are my enemy hahahaha.."
"Ya aku pun tak akan tinggal diam jika suatu saat kita bertemu lagi, aku akan mengalahkanmu suatu saat nanti" Jawabku penuh amarah
"Hei nona, kau sudah sekarat tak usah sok mengancamku" Jawabnya dengan tatapan dingin
Kemudian semua gelap dan akupun kehilangan kesadaran.
*to be continue*

Tidak ada komentar:
Posting Komentar