Kamis, 06 Desember 2012

Chapter 18

" Abu-abu Yang Kelabu " 


Sayup-sayup aku mendengar suara seseorang, aku tak tahu pasti apakah itu semacam mantra ataukah sebuah do'a. Aku berfikir, apakah aku sudah mati?? Tapi tubuhku masih terasa amat sakit, suara itu makin jelas. Kemudian aku merasakan tubuhku semakin ringan, perlahan kubuka mata. Samar-samar aku melihat seseorang mengamatiku, sosok elf yg kukenal. Lalu dalam beberapa detik saja aku merasa kondisiku mulai membaik. 

"Sudah benar-benar sadar sa?" Tanya Khodomo padaku

"He'emmm.." Jawabku lirih, aku berusaha bangun dibantu Khodomo. Tak jauh darinya aku juga melihat lpopol si archer

"Kenapa kamu bisa terluka separah ini sa?" Tanya lpopol padaku, sementara Khodomo memulihkan kondisiku.

"Aku diserang seorang dark elf dengan daggernya, entah apa salahku padanya, aku terluka dan temanku tewas" Jawabku pelan sambil menyeka tetesan darah di bagian tubuhku yg sudah berhenti keluar.

"Luk-luka mu benar-benar parah, sebaiknya kamu beristirahat dikota saja" Tiba-tiba LiSyaoran muncul.

"Yah mungkin memang seharusnya begitu, terima kasih ya kalian sudah menolongku" Jawabku tak bersemangat. Kemudian aku melangkah pergi, dan ke tiga elf itu tampak kebingungan. Aku tak peduli, yg aku tau sekarang, tak hanya tubuhku yg terluka, tapi hatiku juga terluka bahkan jauh lebih parah.

Rune Township

Kususuri setiap sudut-sudut kota Rune, kuperhatikan setiap bangunan-bangunan yg ku lihat. Tanpa tahu apa yg ingin aku dapatkan. Semua orang yg berlalu lalang di kota ini hanya kupandangi dengan tatapan kosong. Aktivitas perdagangan yg lumayan ramai dikota ini, tetap membuatku merasa sepi. Tak jarang aku bertemu dengan teman-teman yg lain, tapi aku memilih untuk menyendiri ketika mereka mengajak ku hunting.

Beberapa hari mengelilingi kota Rune Township membuatku merasa jenuh. Aku memutuskan untuk pergi kekota lain. Aku sudah tak bersemangat lagi untuk hunting, aku menuju Dion, sebuah Desa yg cukup tenang, aku berkeliling, tak banyak aktifitas disana. 2 hari kemudian aku menuju kota Oren, aku melakukan hal yg sama seperti seperti sebelumnya. Menyusuri setiap sudut kota tanpa tujuan jelas. Kemudian aku ke Desa Hunter Village, lalu ke Schuttgart. Kota yg teramat sangat dingin, di Schuttgart aku pun berpetualang ke Frozen Labirynth, berkeliling sendirian ditengah salju yg begitu dingin. Melihat kepingan-kepingan es di Forst Lake, lalu ke Ice Merchant Cabin, disini sangat mewakili perasaanku saat ini, sepi dan dingin.


Setelah hari ke 4 di Ice Merchant Cabin, entah kenapa aku sangat ingin sekali ke Kamael Village, tempat asalnya cHuRcHaL, juga tempat pertama kami bertemu. Tanpa membuang waktu lagi aku pun langsung kembali ke kota Oren, menuju Kota Metropolitan Aden lalu bertelepot ke Kamael Village. 
Setiba di Kamael Village aku lagi-lagi hanya berkeliling tanpa tujuan pasti, memasuki setiap bangunan-bangunan yg kuhampiri. Seakan berharap, aku menemukan cHuRcHaL di sana. Namun setidaknya membuatku mulai bisa menerima kematiannya. Beberapa hari berada di Kamael village membuatku tak tersentuh cahaya matahari sedikitpun. Aku pun beranjak kembali menuju desa asalku Takling Island, berharap akan mendapatkan ketenangan disana.


Menginjakkan kaki kembali di desa asalku Talking Island membuatku merasakan sesuatu yg berbeda. Kuhirup udara segar sebanyak-banyaknya hingga memenuhi paru-paruku, kemudian menghembuskannya perlahan, membuatku merasa lebih nyaman. Aku menuju pantai, membiarkan ombak-ombak kecil yg menyiram pantai membasahi kaki ku. Baru kali ini aku merasakan sensasi menenangkan seperti ini. Lalu perlahan aku mulai melangkah menuju bagian yg lebih dalam. Sedikit demi sedikit tubuhku mulai tenggelam, kemudian aku menarik napas dan menenggelamkan diri dalam air laut yg sejuk. Sambil menahan napas, kubiarkan tubuhku melayang didalam air laut ini. Terbayang kembali saat-saat aku memulai hidupku, bertemu dengan cHuRcHaL, Siera1st, MaggieLena juga teman-teman yg lainnya. Semua yg pernah kulalui benar-benar terbayang dengan sangat jelas. 

Beberapa saat kemudian aku memutuskan untuk kembali kedaratan, meskipun cHuRcHaL tak akan pernah lagi kembali, tapi aku harus tetap melanjutkan hidupku. Yah... aku tak boleh berlama-lama terpuruk dalam kesedihanku. Aku harus kuat, aku tak ingin selalu dianggap mahluk lemah oleh wanita darkelf itu, wanita iblis. Aku akan membuatnya merasakan sakit seperti yg pernah aku rasakan. 

Beberapa hari di Talking Island membuat perasaanku sedikit membaik, kuputuskan kembali leveling, namun jika aku bertemu wanita iblis itu lagi aku tak akan ragu untuk memburunya. Hari sudah mulai beranjak sore ketika aku meninggalkan Talking Island, butuh waktu satu malam menuju Rune Township, kali ini aku memilih naik kapal dari Gludin Harbor menuju Rune Harbor. Setiba di Rune hari sudah pagi, aku pun segera ke Grocery mempersiapkan perlengkapan untuk hunting. Setelah segala sesuatunya beres aku pun menghampiri Ilyana dan bertelepot kembali ke Swamp of Scream. Sebenarnya aku ingin mencoba hunting di Forest of the Dead, tapi aku tak tahu tempat itu karena memang belum pernah kesana. 

Ketika tiba di Swamp of Scream aku melihat seseorang yg ku kenal, seorang human cowok dengan dual swordnya, dia df4e. Melihatku yg baru tiba, dia pun tersenyum dan menghampiriku.

"Hai cc, kemana saja akhir-akhir ini?? tak pernah keliatan hunting, atau hunting di tempat baru ya?" Tanya nya tanpa basa basi

"Ah tidak, aku baru saja kembali dari desa asalku" Jawabku singkat.

"Oh begitu, mau hunting ya?" Tanya nya lagi

"Yah begitulah" Ujarku sambil mengeluarkan MydeaR

"Hemmm... cc tau gk, akhir-akhir ini aku selalu mencarimu" Ujarnya seraya mengedipkan mata.

"Oh untuk apa mencariku?? ada urusan ya?" Jawabku tanpa memperdulikan tingkahnya

"Tentu saja ada" Jawabnya tegas "Aku menyukaimu" Lanjutnya tiba-tiba dengan senyuman jahilnya

Aku terkejut, berani sekali orang ini bicara blak-blakan seperti ini.

"Aku sedang tak ingin bercanda" Jawabku ketus

"Aku tak bercanda, aku serius. Sejak pertama kita ketemu, entah kenapa aku suka dengan sikapmu, agak sinis namun terlihat manis" Jawabnya sambil menatapku lekat.

Aku diam, aku tak bisa menjawab, aku tak bisa merasakan apa-apa. Tersenyum pun kupaksakan. 

"Nah cc tersenyum, sepertinya perasaanku tak bertepuk sebelah tangan" Jawabnya penuh percaya diri.

"Aku tak tahu df4e, aku tak bisa memikirkan hal seperti itu sekarang" Jawabku tegas

"Baiklah, aku memberimu waktu 2 hari. 2 hari lagi jika cc mau menjadi kekasihku, temui aku di gerbang barat kota Oren, dan aku akan mengajakmu bergabung bersama clanku. Tapi jika cc tak mau, cukup kirimi aku surat dan aku harap kita tetap menjadi teman yg baik" Ucapnya tegas "Dan aku akan menunggumu hingga sore hari" Lanjutnya dengan tatapan penuh harap.  

Aku hanya terdiam, aku tak bisa berfikir dengan baik dengan waktu sesingkat itu.

"Oke tunggu saja kabar dariku" Jawabku santai

Lalu df4e melangkah kearahku, dia menundukkan wajahnya begitu dekat padaku, hingga tatapan mata kami bertemu. Saat itu aku baru menyadari "Dia tampan" gumamku dalam hati. 
Kemudian dia berbisik padaku

"Aku menyayangimu sa" Lalu dia mundur dan berbalik beranjak pergi, namun beberapa langkah kemudian dia menoleh dan menatapku lagi sambil berkata.

"Kuharap Arisa tetap mau bergabung dengan clanku, walaupun kita hanya berteman saja nantinya" Ujarnya padaku sambil tersenyum.

"Memang apa nama Clanmu?" Tanyaku 

df4e tersenyum bangga, lalu menjawab

"Musrik!!!" 

*to be continue*                                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar