Aku mengusap keringat yg mulai mengalir dipelipisku, entah kenapa hunting kali ini rasanya membuatku sangat lelah. Padahal efek buff masih terasa, vitality juga masih banyak. Aku pun memutuskan untuk beristirahat dulu dikaki bukit dekat Swamp Fortress. Dalam diam aku teringat kejadian 2 hari yg lalu. Gladiator itu, tatapan jahilnya entah kenapa selalu terbayang. Ah bodoh, kenapa rasanya jadi aneh. Aku buru-buru menepis pikiranku tentang df4e. Kemudian aku beranjak dari tempatku dan mulai berburu lagi. Beberapa saat kemudian aku memutuskan untuk kembali ke kota saja, rasanya ingin ke Giran. Sudah lama tidak kesana. Aku pun membuka inventory dan mengambil selembar scroll escape, dan ketika aku menarik simpul dari gulungan scroll tersebut tiba-tiba aku merasakan benturan dikepalaku, seketika aku merasa pusing dan castingku batal. Aku tak menyadari kehadiran seseorang yg berdiri tak jauh dariku, hingga sosok itu mendekatiku. Aku terkejut, orang ini seperti muncul begitu saja dihadapanku.
"Mau kemana sih?? buru-buru amat kayaknya" Ucap mahluk itu tiba-tiba. Kemudian sambil memegangi kepala ku yg masih terasa pusing aku menatap sosok itu, seorang kamael cowok berpenampilan elegan tengah memandangiku dengan senyum dingin nya. Ah aku seperti mengenal senyum itu, tapi..
"Nah kan bengong" Ujarnya sambil menepuk bahuku. Seketika aku tersadar dari keterpanaanku, aku mulai bisa menguasai diri dan berbicara.
"Kamu.. kita pernah bertemu?" Jawabku tak yakin, mataku tak lepas memandanginya, aku yakin aku pernah bertemu dengan kamael ini sebelumnya.
"Tentu, kita memang pernah bertemu. Dan mungkin aku orang pertama yg kamu temui saat kamu muncul didunia ini" Jawab kamael itu sambil menatap tajam kearahku, senyumnya hilang.
"Hah??? kamu... cHurcHaL" Jawabku masih tak yakin
"Yaahh.. ini aku sa" Jawabnya seraya merentangkan tangan. Aku kembali terpaku ditempatku, perasaan rindu, senang dan haru campur aduk menjadi satu. Mataku berkaca-kaca, ada banyak gumpalan kristal bening yg ingin tumpah dari kelopak mataku rasanya. Kemudian tiba-tiba dia meraih tanganku lalu memelukku erat sekali.
"Kamu kemana aja??" Tanya ku dengan suara sedikit terisak. Ada rasa haru yg membuncah mendapati kenyataan aku masih bisa bertemu dengannya lagi.
"Hei bodoh, jangan menangis. Aku sudah disini, bagaimana kabarmu??" Tanyanya sambil melepaskan pelukannya.
"Aku ya seperti yg kamu lihat sekarang, kamu pergi lalu tak ada kabar. Tega sekali kamu membiarkan aku mengembara sendirian" Jawabku sambil menyeka air mataku.
"Hehehe.. maafkan aku sa, bukannya aku tega membiarkanmu sendirian. Tapi aku benar-benar tak bisa mengajakmu, karena terlalu berbahaya untuk kamu" Ujarnya menjelaskan.
"Ya tapi setidaknya temuilah aku sesekali" Jawabku sewot
"Hahahaha... iya iya maaf, mulai sekarang kita sama-sama lagi ya? aku ingin mengajak mu berkeliling" Jawabnya riang sambil membelai lembut kepalaku.
"Beneran kita sama-sama lagi?? Janji??" Tanya ku padanya.
"Trust me..!!!" Jawabnya sungguh-sungguh
Kemudian kami kembali ke kota rune bersama-sama, berkeliling dari kota ke kota. Benar-benar hari yg sangat menyenangkan. Aku seperti menemukan kembali sesuatu yg hilang. Dia masih seperti dulu, menyenangkan.
Satu minggu kami lewatkan kebersamaan kami dengan berkeliling kota, melihat tempat-tempat yg belum pernah aku kunjungi. Belajar menempa armor dan weapon, ya walau hanya dengan grade rendah saja. Aku makin kagum melihat sosoknya dengan Draconic Lightnya. Dan hari ini kami memutuskan untuk hunting bersama di Swamp of Scream. Dia akan menemani ku, walau tanpa party. Karena levelnya masih berada 8 level diatasku, katanya dia tak mau aku memperoleh sedikit experience. Aku setuju-setuju saja, lalu kami mulai hunting, aku kembali bersemangat leveling. Walau monster-monster di swamp ini sudah tak seganas dulu lagi, tapi aku tetap waspada.
Ditengah asik hunting, tiba-tiba saja mataku menangkap sosok yg tak asing sedang mengamati kami. DarkElf cewek, aku terkesiap dan langsung terpaku ditempat usai menumbangkan seekor stakato dihadapanku. cHurcHaL pun menghampiriku.
"Kenapa sa?? kok tegang gitu? kamu terluka?" Tanyanya padaku
"Ah tidak" Jawabku singkat sambil menatap ke arah DarkElf cewek yg kini tengah beradu pandang denganku. Aku tak pernah lupa, tatapan penuh kebencian itu. Tatapan yg seolah ingin mencabut nafasku. Melihat ekspresiku, cHurcHaL pun mengarahkan pandangannya pada yg kulihat.
"Hei, kamu...??" Ucap cHuRcHaL ke arah DarkElf cewek itu. "Mau apa kamu kemari?? gk bosan-bosan ya bikin onar?" Sambungnya dengan suara tinggi. Terlihat jelas cHuRcHaL mengenal nya dan tak menyukai DarkElf cewek ini.
"Hahahaha... rupanya kalian ini sepasang kekasih ya?? dan aku heran, manusia lemah ini sepertinya sangat mengagumi mahluk cacat sepertimu, sayap satu huh" DarkElf cewek ini terbahak dan mulai mengeluarkan kata-kata tak menyenangkan.
"Heh.. jaga bicaramu..!!!" Jawabku setengah berteriak, aku tak suka mendengar hinaan nya pada cHuRcHaL.
"Sudah sa, biarkan saja. Perempuan ini memang besar mulut, tak heran musuhnya banyak. Sebaiknya kita pergi saja" Ujar cHuRcHaL seraya meraih tanganku lalu melangkah. Namun tiba-tiba sebuah serangan dadakan mengenai lenganku.
"Bleezzttt..!!!" sabetan Dynasti dagger DarkElf cewek ini mengenai lengan kananku, spontan genggaman tangan cHuRcHaL terlepas. Aku benar-benar tak menyangka cewek gelap ini menyerangku lagi.
Dengan sigap, cHuRcHaL menyerang balik DarkElf cewek itu. Namun sepertinya DarkElf cewek itu tak peduli. Dia tetap mengincarku, menghujaniku dengan jurus-jurus nya, dengan sabetan dan tusukan daggernya. Kali ini aku tak ingin tumbang lagi ditangannya. Dengan cepat aku membaca mantra dan menyerang balik padanya. Melihat Armor dan weapon yg dia gunakan, aku tahu aku tak sebanding dengannya. Tapi aku tak mau terhina untuk yg kedua kalinya. Ku maksimalkan semua kemampuan yg kupunya, sempat menyesali kenapa aku tak pernah melatih ilmu-ilmu sihirku walau hanya sekedar duel. Namun aku tak putus asa, dan terus melakukan perlawanan, cHuRcHaL pun tampaknya bukan lawan yg sebanding dengannya.
Hingga tanpa kuperkirakan, tiba-tiba DarkElf cewek ini melesat cepat kearah cHuRcHaL
"Bleezzttt..!!! Jreebbbss..!!! Bruukkkk..!!!" Aku melihat tubuh cHuRcHaL tumbang bersimbah darah, dengan luka menganga di bagian pundak dan sebuah dagger menancap didada kirinya, aku langsung Shock dan berteriak histeris.
"Aaaaaaaaaaaaahh... Apa yg kamu lakukan padanya iblis!!" Kemarahanku memuncak, aku menyerang DarkElf cewek tanpa terkendali. Aku merasakan kekuatan yg sangat luar biasa, berlari dan terus menyerangnya tanpa ampun. Aku benar-benar ingin membunuh setan bertubuh wanita ini. Berkali-kali dia kuhujani dengan lemparan bola api penuh kemarahan. Tak kuberi dia kesempatan untuk menyerangku.
"Cancellation..!!! Slow...!!! Prominence.. prominence.. Slow..!!! Rain to Fire... Prominence..!!!.. Aura Flash...!!!"
Entah berapa banyak aku merapalkan mantra-mantraku, aku menyerangnya tanpa ampun, hingga aku tak menyadari tubuhku pun terluka oleh serangan daggernya. Hingga akhirnya aku DarkElf itu tiba-tiba lenyap tanpa bekas, dia melarikan diri.
Dengan sigap aku menghampiri cHuRcHaL yg terkulai lemah, kulempar Humonkulu's sword dan Dark Crystal Shield ku ke tanah, dia mengalami pendarahan hebat, darahnya tak berhenti mengalir. Aku panik, dengan suara terisak dan air mata yg meleleh aku memberinya battle heal, namun tak membantu sama sekali. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah. Tiba-tiba cHuRcHaL membuka matanya, dia tak tersenyum dan aku masih menangis.
"A..ku ba..ik-bai...kk saja sa" Ucapnya terbata-bata
"Gk, aku harus membawamu kembali kekota, bertahanlah, kumohon" Ratap ku sedih.
"Hemmmm... ka..mu, yg te..rbaik sa" Ujarnya sambil berusaha mengacungkan jempolnya padaku.
"Gk, jangan bicara dulu, percaya padaku kamu akan kusembuhkan" Jawabku makin panik. Aku pun sekuat tenaga memapah tubuh Doombringer ini, walau pandanganku juga tak terang, karena kondisiku yg juga terluka.
Lalu dengan isyarat matanya aku meletakkan tubuhnya perlahan ketanah, kupangku kepalanya. Lalu dia menatapku dalam diam, aku masih menangis. cHuRcHaL tersenyum lalu bicara dengan suara berbisik dan terbata-bata.
"Ja..ga diri..mu bai..k ba..ik sa, ma...af ak..u gk bi..sa me..lin..dungi..mu de..ngan bai..kk" Kemudian matanya tertutup dengan sebuah senyuman yg membuat hatiku makin sedih dan menjadi dingin. Aku semakin histeris, rasa sakit didalam dadaku bahkan jauh lebih parah dari pada luka-luka ditubuhku, untuk pertama kalinya aku menangisi sebuah kematian. Tubuhnyan terbujur kaku dan mulai dingin hingga tubuh itu mulai lenyap, aku masih menangis. Kemudian pandanganku buram lalu semuanya menjadi gelap.
*to be continue*


Endingnya kok kayak ada yang kurang ya nur, ngambang gitu kayaknya...
BalasHapus