Selasa, 25 September 2012

Chapter 7

"My Secret Mind"


Sayup-sayup aku mendengar suara seseorang memanggil namaku, tapi sekujur tubuhku terasa amat sakit. Rasa nyeri dikepala kian terasa.

"Arisa, bangun Sa" Panggil suara itu dengan nada panik.

Perlahan kubuka mata, pandanganku masih belum begitu jelas, dihadapanku duduk seorang DarkElf cowok memperhatikanku, dia QueenSaveZ. Saat kesadaranku mulai pulih aku teringat kembali peristiwa beberapa saat sebelum kesadaranku menghilang, dan kini entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri. Didekat DarkElf itu ada MaggieLena, dia tampak sedang mengobatiku. Ya aku terluka ketika hunting tadi dan kini MaggieLena merawatku.

"Dari mana dia tahu aku terluka??" Tanyaku dalam hati. 

"Ah cc Arisa sudah mulai sadar" Ucap Lena pada QueenSaveZ

"Ah iya, Arisa maafkan aku ya tadi tak sempat menolongmu" Katanya penuh sesal

Aku mencoba duduk dibantu Lena, kuraba kepalaku yg terasa nyeri. Kusentuh pelipisku terasa cairan meleleh. Rupanya pelipisku terluka, Lena pun berusaha memulihkan aku lagi.

"Iya gk apa-apa, aku mengerti kamu juga tadi sedang kewalahan melawan monster-monster itu, aku udah baikan kok" Jawabku menenangkannya.

"Yang benar?? tapi aku tetap merasa bersalah padamu Sa, aku panik lalu aku membawamu kerune ini biar lebih aman, tapi kamu tak sadar-sadar juga aku sampai kebingungan" Jawabnya lagi.

"Iya tak apa, terima kasih sudah bersusah payah membawaku kemari" Kataku sambil tersenyum. Aku tak ingin membuatnya semakin merasa bersalah.

"Oh ya kok Lena tau aku terluka?" Tanyaku pada Lena.

"Tadi kebetulan aku sedang ada disekitar sini, lalu aku melihat cowok ini membawamu yg sedang teluka langsung saja aku hampiri" Terangnya padaku

"Oh begitu, terima kasih juga ya??" Jawabku

"Iya sama-sama cc, dulu juga cc pernah menolongku" Ucapnya sambil tersenyum.

"Oh iya Lena kenalkan ini temanku QueenSaveZ" Aku memperkenalkan QueenSaveZ pada Lena. Lalu mereka pun berkenalan. Setelah itu kami berpisah, karena masing-masing masih ada hal yg akan dilakukan. 

Aku pun memilih untuk beristirahat dulu, karena aku benar-benar merasa lelah. Dengan langkah pelan aku menuju rune harbor sendirian, aku ingin beristirahat disana.  Ditengah jalan aku bertemu dengan sosok DarkElf cewek yg rasanya aku kenal. Dia menatap lekat kearahku.

"Ah ya aku ingat, dia yg memberiku banyak adena ketika aku lulus Academy diclanku dulu juga yg mengeluarkan aku dari clan, Huh... dasar sombong" Omelku dalam hati sambil bersikap acuh dan pura-pura tak melihatnya. Namun tiba-tiba dia memanggil namaku.

"AriSaFusChiDa?!" Dia memanggilku dengan tatapan angkuh.

Aku memaksakan diri menoleh padanya.
"Ada apa??" Jawabku tak ramah.

"Ah ternyata benar kamu Arisa" Ucapnya sambil tersenyum sinis

"Memangnya ada urusan apa kau mau repot-repot menyapaku?" Tanyaku tak kalah angkuh

"Ah tak ada urusan apa-apa, aku hanya memastikan saja. Ternyata kamu bisa juga ya bertahan tanpa si pecundang itu" Katanya dengan nada penuh kebencian.

"Apa maksudmu?? Siapa pecundang??" Tanyaku heran

"Ya siapa lagi kalau bukan mantan pacarmu itu hahaha..." jawabnya sambil tertawa.

"Siera1st maksudmu??" Aku mempertegas pertanyaanku.

"Yah dia sudah meninggalkan mu tapi kamu masih saja menyebut namanya, sudah kubilang sebaiknya lupakan saja si pecundang itu" Jawabnya dengan suara tegas sambil berlalu meninggalkan aku.

Aku terpaku sesaat, lalu kulanjutkan lagi berjalan menuju rune harbor. Sepanjang jalan tak henti-hentinya aku berfikir apa maksud perkataan cewek tadi. Ada apa dan kenapa dengan Siera1st, tampaknya wanita itu amat tak suka pada Siera1st, padahal mereka kan 1 clan. Atau jangan-jangan dia juga pernah sepertiku?? pernah dekat dan mencintai Siera1st. Berbagai macam hal berkecamuk difikiranku. Aku mulai bertanya-tanya lagi dalam hati, bagaimana kabar Siera1st dan dimana kah dia sekarang.


Ketika aku sudah tiba di rune harbor aku menuju dermaga tempat aku duduk-duduk bersama Lena tempo hari. Aku merasa ada sesuatu yg terjadi pada Siera1st, aku ingin sekali mencarinya, tapi aku tak tahu harus kemana dan bertanya pada siapa. Dalam diam aku merasa sedih walaupun kini aku sudah punya beberapa teman baru yg baik, tapi rasanya Siera1st jauh sangat berbeda. Aku merindukan tatapan dingin dan senyuman jahilnya, Ah tiba-tiba aku begitu merindukannya. Teringat kembali pada saat pertama kali kami bertemu. Setelah ChurChaL dia orang kedua yg sudah mengajariku banyak hal.  

Ketika aku tengah asik dengan lamunanku tiba-tiba datang seseorang menghampiriku lalu duduk tak jauh dariku.

"Eh ini kan deRseRbeL, Orc yg aku kenal kemarin" Ucapku dalam hati 

"Hallo, mana kembaranmu..??!" Sapanya ramah padaku 

"Sudah kubilang kami cuma teman, tidak kembar" Jawabku ketus, mahluk ini mengajakku bercanda pada saat yg tak tepat. Moodku sedang tak baik.

"Waahh mulai deh galaknya, maaf ya kalau aku mengganggumu" Jawabnya santai. Lalu mulai memejamkan mata layaknya orang bersemedi. Tampaknya dia sangat menikmati suasana disini.

"Jangan memandangiku seperti itu" Ucapnya tiba-tiba.

Aku terkejut, sial dia tau aku sedang menatapnya padahal matanya tertutup.

"Rune harbor memang tempat yg nyaman untuk bersantai, tempat yg cukup pas untuk menyendiri dan merenung" Katanya tanpa membuka mata.

"Yah, mungkin" Jawabku sekenanya.

"Bukan mungkin, tapi memang benar" Jawabnya masih dengan sikap bersemedi.

"Terserahlah mau bicara apa" Kataku sambil membuang muka kearah laut.

"Hei jangan pasang tampang suram, nanti masa  depanmu juga suram" Cerocosnya masih tetap memejamkan mata.

Aku diam, aku tak ingin mendebatnya.

"Kamu mau kuajak kesuatu tempat yg menarik?? biar tampangmu gk suram gitu terus" Tawarnya padaku.

"Memang mau kemana??" tanyaku tak berminat

"Ada deh, yuk ikut" katanya sambil berdiri mendahuluiku.

Aku tak beranjak dari tempatku, rasanya aku tak ingin kemana-mana, lalu aku menatapnya sambil bertanya dalam hati. "Mau dibawa kemana aku?" 

Melihat aku yg masih diam deRseRbeL menyeretku meninggalkan rune harbor, aku mencoba menepis pengangan tangannya tapi tak bisa, terlalu erat.

"Hei mau kau bawa kemana aku?" Ucapku setengah berteriak sambil mencoba melepaskan tangannya. Tapi Orc ini tak menjawab, dia hanya diam sambil terus melangkah membawaku meninggalkan rune harbor.

* to be continue *    

Chapter 6

"Teman Baru"

Semilir angin di Outlaw Forest begitu sejuk kurasakan, sejak kemarin aku hunting disini sendirian. Aku sedang kelelahan setelah menghajar monster-monster disini. Monster naga seperti Hunter Gargoyle sesekali tampak menyerangku dengan cakar kakinya, Oel Mahum Witch Doctor yg tampak sangat kuat dan Ol Mahum Trancender yg terkadang bisa bertransformasi. Tak membuatku gentar sedikit pun, walau divine tunic ku sudah mulai sobek dibeberapa bagian dan Homunkulus's Sword ku terasa mulai tumpul aku tetap gigih berburu. Aku harus meningkatkan levelku secepatnya. Aku berharap suatu saat ChurChaL kembali.
Aku mulai merasakan buff-buffku mulai habis, kurasa aku harus kembali kekota untuk mendapatkan dari adventure guide lagi. Kini aku sudah level 54, rasanya aku harus mencari tempat hunting baru untuk memperoleh experience lebih besar. Tapi untuk itu aku perlu mengganti armorku dulu tampaknya. Aku membuka tasku da mengambil sebuah scroll escape, aku sudah hendak menarik simpul pada scroll itu, namun tiba-tiba aku melihat ada seorang human mystic sepertiku sedang berlari dengan panik dikejar seekor Hunter Gargoyle.

"Tolooonngg...?!!!" teriaknya dengan suara tertahan dan tampak ketakutan.

Secara spontan aku melemparkan bola api beberapa kali kearah Hunter Gargoyle itu.
Prominence...!!! Kemudian Hunter Gargoyle itu pun tumbang.

Dengan napas yg masih tampak tak teratur Human Mystic cewek itu menghampiriku.
"Tq ya cc udah nolongin aku" ucapnya padaku

"Iya sama-sama, kamu gk apa-apa?" Tanyaku.

"Iya aku baik-baik saja cc" jawabnya sambil sesekali memulihkan dirinya dengan Battle heal.

"Kenapa kamu sampai panik seperti tadi? kenapa tidak kamu hajar saja monster itu?? atau kamu kehabisan mana??" Tanyaku masih bingung.

"Tidak cc, aku tak punya skill serangan seperti cc tadi, karena aku bukan mage, aku Bishop" jawabnya tegas.

"Oohh.. jadi kamu buffer ya?" tanya sambil tersenyum.

"Iya cc, aku cuma buffer. Sangat sulit rasanya mau hunting sendiri seperti ini karena aku tak punya skill serang" Keluhnya sedih.

"Ya sudah kita hunting sama-sama saja" Tawarku.

"Waahhh... asiiikkk, boleh boleh, dengan senang hati" Jawabnya penuh kegembiraan.
Lalu dia mengajak ku party dan langsung memberiku buff-buff yg dia miliki lalu mulai hunting.

"Eh iya, kita belum berkenalan" Ucapku mengingatkan.

"Oh iya, namaku MaggieLena" jawabnya sambil mengulurkan tangan.

"Namaku AriSaFusChiDa" Jawabku menyambut jabatan tangannya.

Sejak hari itu kami selalu hunting bersama, MaggieLena adalah teman yg menyenangkan, dia baik dan ramah. Dia sangat sigap mengobatiku jika tiba-tiba aku terluka oleh monster. Terkadang kami hunting di Outlaw Forest, kadang di Valley Of Saint juga di Blazing Swamp. Kami sudah seperti saudara rasanya, akrab dan kompak. Aku juga sudah mengganti armorku dengan Karmian Tunic.

Lelah yg teramat sangat kurasakan ketika aku dan MaggieLena hunting di Valley of Saint hari ini. Matahari begitu menyengat ditengah hamparan pasir ini. MaggieLena pun kulihat beberapa kali menyeka keringatnya tampaknya dia pun turut kelelahan. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya kembali kekota dulu untuk beristirahat.


"Lena lelah ya?? kita kembali kekota dulu saja yuk?! Ajakku


"Hemmm.. yuk deh, cc pasti capek ya? kita bersantai di rune harbor saja yuk, disana pasti sejuk" Jawabnya 


"Iya terserah Lena saja" kataku sambil mengambil selembar scroll escape dari dalam tasku.

Setelah tiba dikota rune kami segera menuju ketempat yg dimaksud MaggieLena. Lena benar udara disini terasa lebih nyaman dibanding di Valley of Saint tadi. Lalu diujung dermaga aku melihat seseorang dari ras Orc tengah menghadap kelaut, aku penasaran dengan apa yg dia lakukan. Lalu aku mencoba menghampirinya, ternyata Orc ini sedang memancing. Tapi ada yg aneh, Orc ini memejamkan matanya.


"Apa dia sedang tidur ya?" gumamku

Tiba-tiba Orc itu membuka matanya lalu menoleh kearahku, sepertinya dia mendengar gumamanku tadi.


"Hei kenapa memandangiku seperti itu?? Aku tak tidur hanya memejamkan mata saja" Jawabnya tiba-tiba dengan nada tak ramah.

Aku pun segera berlalu tanpa berkata apa-apa, aku tak ingin berurusan dengan mahluk tinggi besar hijau yg tak ramah ini. Aku kembali duduk disebelah MaggieLena. Sampai tiba-tiba Orc itu datang menghampiri kami.


"Hei kalian kembar ya?" tanyanya tiba-tiba

Aku dan MaggieLena tersentak kaget mendengar suaranya yg besar dan tiba-tiba itu.


"Tidak, kami hanya berteman saja" Jawabku tak acuh


"Iya, kami juga berbeda profesi" Lena menimpali dengan suara yg lebih ramah.


"Oh iya, kalau diperhatikan memang berbeda sih, nama kamu siapa?" Tanya Orc itu.


"Namaku MaggieLena, dan ini cc AriSaFusChiDa temanku" Jawab Lena memperkenalkan aku juga.


"Nama ku deRseRbeL" Jawab Orc itu


"Lena masih mau lama-lama disini??" Tanyaku.


"Gk tau cc, cc Arisa udh mau hunt lagi ya??" Tanya Lena padaku


"Ah gk kok, cm mau kembali kerune dulu, persedian Blessed Spiritshot ku tinggal sedikit soalnya" Jawabku sekenanya.


"Oh ya udh cc duluan aja, aku juga sepertinya gk lanjut hunt lagi" Jawabnya mantap.


"Baiklah kalau begitu" Jawabku seraya beranjak dari tempat dudukku. MaggieLena pun memberikan buff-buffnya secara lengkap padaku, setelah itu aku pergi


"Aku duluan ya deRseRbeL" Ucapku sekilas padanya.

"Wah bisa ramah juga toh, hahaha??!!" Jawabnya sambil tertawa

Aku pun segera melangkah tanpa memperdulikan kata-katanya. Setelah membeli Blessed Spiritshot secukupnya aku pun ingin kembali hunting, tapi tidak di Valley of Saint lagi, karena disana terlalu panas. Aku pun bertelepot kekota Oren menuju Outlaw Forest. Karena disana udaranya lebih bersahabat.


Setibanya di Outlaw Forest aku bersiap mencari monser, aku berjalan kearah tempat aku biasa hunting sendirian. Tapi dari kejauhan, melihat seseorang tengah hunting juga ditempat biasa aku berburu, Seorang cowok DarkElf
.

"huh lagi-lagi darkelf" Sungutku tak suka, aku menatap dingin pada sosok yg tak jauh dariku. Hingga kemudian DarkElf ini menyadari kehadiranku.


"Hai, kenapa memandangku seperti itu??" Tanyanya ramah sambil memegangi inferno staffnya.


"Oh.. eh.. gk apa-apa" Jawabku tergagap.

"Rupanya DarkElf ini ramah juga, sepertinya dia  mage juga" Pikirku, sambil melirik karmian tunic yg dia pakai


"Mau hunting bareng?? Ajaknya padaku


"Hemm... boleh juga" Jawabku, kemudian dia mengajakku party lalu kami hunting bersama.


"Oh iya namaku QueenSaveZ" Katanya seraya mengulurkan tangan, setelah Oel Mahum the Doctor dihadapannya roboh.


"Namaku AriSaFsChiDa, panggil saja Arisa" Jawabku kali ini dengan suara yg lebih ramah juga.


"Kamu Mage apa buffer??" Tanya nya lagi


"Aku mage" Jawabku sambil melemparkan bola api kearah Hunter Gargoyle.


"Wah sama dong, aku juga mage" Jawabnya riang 


Aku tersenyum, sambil tetap hunting. Kini bertambah lagi 1 temanku. Aku merasa cukup senang, sekarang aku tak sendiri lagi seperti dulu.
                   
Ditengah lamunanku, tiba-tiba aku merasakan pukulan yg amat keras dipunggungku, 2 Oel Mahum the Doctor menyerangku sekaligus, serangan anginnya membuat dadaku sakit. Lalu seketika datang pula Hunter Gargoyle menyerangku, aku kewalahan. Kuedarkan pandangan kesekelilingku.

"Mana QueenSaveZ" Gumamku panik sambil mencoba bertahan dengan Aura flareku. Ternyata QueenSaveZ ada di balik pohon yg tak jauh dariku, dia juga tampak kewalahan mengalahkan 2 ekor Ol Mahum Transcender. Aku berusaha berlari menghampirinya, tapi sial cakar Hunter Gargoyle ini tajam sekali. Darah segar keluar dari pundakku, lalu Oel Mahum the Doctor itu juga menyerangku dengan serangan anginnya. Aku merasa nafasku seperti tertahan, Sekali lagi Hunter Gargoyle itu menghantam kepalaku. Aku tersungkur, sebelum kesadaranku menghilang, aku sempat mendengar QueenSaveZ berteriak memanggil sambil berlari kearahku.

 *to be continue*

Chapter 5

"No Clan"


Pagi yg indah ketika baru saja aku berpamitan pada teman-teman di clan untuk pergi hunting, 1 level lagi aku lulus academy sekaligus akan menyelesaikan test profesi tingkat 2. Kemarin aku sudah mengatakan hal ini pada Siera1st. Dan dia berjanji akan mendampingiku menyelesaikan misi. Aku cukup bersemangat hunting hari ini, monster raksasa seperti Turak Bugbear dengan mudah aku kalahkan. Ketika aku sudah naik level aku bergegas menghubungi Siera1st, aku bertanya padanya bagaimana aku harus menjalani test profesi tingkat 2. Namun aku tampaknya sedang tak beruntung, karena aku tak berhasil menghubunginya. Aku mencoba bertanya pada teman-teman diclan tapi tak ada seorang pun yg tahu keberadaan Siera1st. Akhirnya kuputuskan mencari tahu dan menjalani sendiri test kali ini. Aku tak boleh manja walaupun aku seorang cewek pikirku.

Sebelumnya aku pernah diberi tahu oleh salah satu teman clan jika aku bisa mengambil jalan yg mudah jika ingin menjalani test profesi tingkat 2 di kota Giran. Aku pun bergegas kekota itu. Kuberanikan diriku untuk bertanya pada orang-orang yg berlalu lalang dikota yg ramai ini. Beruntung salah satu dwarf yg kutanyai mau membantuku dan memberitahukan bagaimana cara menjalani test profesi yg kumaksud. Dwarf ini tampak sangat ceria sekali. Dia dengan senang hati menawariku untuk mengantarkan pada guide yg membantuku menjalani test.

Setelah aku menjalani test, memang benar tidak begitu sulit. Dan ketika aku menerima sertifikat profesi Sorceror, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yg aneh. Aku pun menerima sebuah Academy Circlet sebagai tanda aku telah lulus Academy. Namun aku masih tetap belum tahu apa yg aneh. Aku pun berjalan-jalan disekitar kota Giran, melihat-lihat orang yg tengah asik berdagang. Setelah lelah berjalan aku pun beristirahat dianak tangga didepan kuil kota Giran. Suasana kota Giran yg ramai bagiku tetap terasa sepi karena tak ada Siera1st. Tak lama kemudian muncul seorang DarkElf cewek dari clanku menghampiri.

"Arisa Selamat ya kamu sudah lulus academy, ini sertifikatmu dan sejumlah imbalan" Dia bicara dengan wajah dingin, Aku hanya diam. 

"Setelah lulus academy, maka kamu bukanlah anggota clan kami lagi" Lanjutnya dengan nada ketus. Wajahnya tampak tak acuh padaku, lalu membalikkan badan hendak pergi.
Aku terkejut sekaligus sedih, karena aku tak mengerti kenapa aku dikeluarkan dari clan. Padahal aku baru saja menyelesaikan test profesi tingkat 2 ku.

"Oh ya, tentang Siera1st. Saranku sebaiknya kamu melupakannya" Katanya sinis bahkan tanpa membalikkan badan sedikitpun. Lalu dia berlalu begitu saja entah kemana. 

Dengan perasaan sedih bercampur kecewa, aku beranjak berjalan keluar kota Giran, aku berdiri diatas jembatan memandangi arus sungai yg mengalir sambil berfikir apa yg akan aku lakukan setelah ini. Apakah aku harus mencari Siera1st ataukah aku lanjutkan hidupku tanpa dia lagi. Aku benar-benar gundah, perlahan kubuka kantung yg kuterima dari si DarkElf tadi, isinya adalah sebuah surat pernyataan jika aku telah lulus  academy kemudian sejumlah adena yg kurasa cukup banyak dan cukup untuk membeli armor dan weapon grade C. 

Tiba-tiba aku merasa marah sekali, kuhempaskan adena itu kelantai hingga berjatuhan. Aku merasa dicampakkan tanpa aku tahu apa kesalahanku.

"Tidak Siera1st, bukan ini yg aku butuhkan. Bukan apapun, yg aku butuhkan sekarang ini kamu" Jeritku tertahan. Rasanya ingin menangis, aku sungguh kecewa. Tapi tak ada sedikitpun air mata ini keluar. Aku kecewa, kami berpisah tanpa salam perpisahan sama sekali. Setidaknya aku ingin mengucapkan terima kasih atas apa yg dia berikan padaku selama ini. Apa semua Kamael seperti itu, datang tiba-tiba kemudian menghilang begitu saja.

"Ah semua Kamael sama saja, brengsek!!!" maki ku.
Lalu aku beranjak ke armor dan weapon, aku bertekat aku harus bisa lebih kuat. Aku tak boleh cengeng. Aku tak boleh bersedih-sedih terus.

"Emang kalian siapa hah?? Merasa jadi mahluk paling hebat?? Yang bisa datang lalu pergi seenaknya tanpa perasaan. Lihat saja nanti kalian akan menyesal, khusus buat kamu Siera1st, kamu pikir aku mencintai kamu?? Bullshit, aku tak akan mengingat kamu lagi" omelku sepanjang jalan menuju armor shop. Aku memaki-maki sepuasku untuk meluapkan kekesalanku. Terkadang ada beberapa orang yg memandangku dengan tatapan aneh, tapi aku tak perduli.

Di armor shop dan weapon shop aku membeli 1 set divine tunic dan sebuah Homunkulus's sword dan Knight Shield. Aku tak tahu apakah aku sudah benar dalam memilih armor dan weapon ini. Kemudian aku menuju kota Oren lalu ke Ivory Tower untuk melanjutkan hunting. Kini kesendirianku dimulai lagi, tapi aku yakin aku akan segera terbiasa karena ini bukanlah kali pertama. 

*to be continue* 

Chapter 4

"New Clan & First Love"

Panas semakin terik ketika aku tengah asik berburu monster, buff yg kudapatkan dari guide sejam yg lalu pun sudah habis. Aku memutuskan untuk beristirahat duduk dibawah sebatang pohon yg tak lagi memiliki daun. Suasana di Ant Nest memang benar-benar gersang dan tandus. Aku memandangi Knowledge tunicku, sudah mulai lusuh, bagian lengannya sobek ketika aku bertarung dengan Basilisk tadi. Ah rasanya aku ingin segera mengganti armor dan mendapatkan senjata baru, Sword of Mysticku nampak sudah tumpul walaupun sudah dienchantkan ChurChaL hingga +3 tapi rasanya pedang ini sudah hampir tak layak kugunakan. Shield Aspis ini juga sudah banyak yg penyok disana sini. Kemudian kubuka inventoryku aku menghitung adena yg kumiliki, melihat jumlahnya ini hanya cukup untuk membeli armor baru tanpa shield. Setelah kupikir-pikir nanti sajalah mengganti armor dan weapon ketika aku sudah menyelesaikan test profesi tingkat 2. Kini aku sudah level 32, tinggal 8 level lagi. Ketika aku tengah asik melepas lelah tiba-tiba...

Jleeebb...!!! sebuah anak panah melesat cepat kearahku, beruntung aku sempat menghindarinya, namun sayang anak panah itu menyerempet lengan kananku, lenganku terluka, namun tidak begitu parah, segera aku bangkit. Lalu dari arah kanan kulihat seekor Skeleton Archer bersiap menyerangku kembali, namun aku segera bersiap menyambutnya. Dengan gerakan yg tidak terlalu gesit kugunakan skill sleep, seketika Skeleton archer itu terdiam, kemudian kulemparkan bola api dengan Flame strike seketika Skeleton itu seperti tersadar lalu mulai menyerangku kembali. Tak ayal anak panahnya kembali menghujaniku, aku mulai merasa lemah dan gerakanku melambat, benar-benar berat melawan monster tanpa buff. Aku mencoba berlari menghindar, tapi anak panah yg tertancap dibahuku membuatku mengalami pendarahan. Aku merasakan sakit yg luar biasa, ketika aku berlari aku melihat seekor basilisk dari arah yg berlawanan.

"Astaga, basilisk ini bisa-bisa akan ikut menyerangku." gumamku dalam hati. 
Aku rasanya sudah benar-benar putus asa, skeleton archer itu terus menerus mengejarku. Aku terus berlari sekuat yg aku bisa. Tiba-tiba aku teringat ChurChaL.

"Ah andai saja kamu tidak pergi bodoh, aku pasti tidak akan mengalami bahaya seperti ini" Aku mengomel dalam hati. 

Tiba-tiba dari balik pohon kering yg ada disebelah kiriku muncul sosok kamael, kupikir dia ChurChaL yg datang menyelamatkanku. Kamael itu langsung menghajar skeleton yg mengejarku, hanya dengan sekali ayunan pedangnya saja Skeleton itu roboh. Lalu aku terduduk lemas sambil memegangi bahuku dimana masih tertancap anak panah. Kemudian Kamael itu menghampiriku yg terduduk lemas.

"Terima kasih telah menolongku kk" ucapku dengan pandangan nanar. "ternyata dia bukan ChurChaL" gumamku dalam hati.

"iya, kamu terluka parah tampaknya, mari kita kegua itu disana lebih dingin biar kubantu obati lukamu" Kamael itu mencoba membantuku berdiri lalu berjalan menuju gua yg tak jauh dari tempat kami berada. Begitu sampai dimulut gua aku duduk dengan hati-hati. Tanpa banyak bicara kamael itu membuka tasnya dan tampak mengeluarkan beberapa botol potion dan kain. "mungkin itu perban" pikirku. Kemudian kamael itu memandangku, entah kenapa tatapan matanya yg dingin tiba-tiba membuat jantungku berdetak cukup kencang 1 kali, ya hanya 1 kali setelah itu biasa saja. Kamael itu tersenyum lalu berkata.

"Mungkin ini agak terasa sakit, aku akan mencoba mencabut anak panah ini, tahan ya?!"

Aku mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Lalu kurasakan sakit yg sangat luar biasa, rasanya ingin berteriak tapi kugigit bibir sambil memejamkan mata untuk menahan agar suaraku tak keluar. Seketika aku merasakan darah mengalir dari bahuku. Kamael ini berhasil mencabut anak panah yg menancap dibahuku. Aku melirik bahuku dan dia berkata.

"Beruntung anak panah ini tidak menancap terlalu dalam, ini kuberi potion penyembuh." Kemudian dia membalut lukaku dengan kain yg dia keluarkan dari tasnya tadi. Sungguh ajaib, rasa sakit dibahuku langsung berkurang.

"Sekali lagi terima kasih ya, aku berhutang budi padamu" jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Iya sama-sama, aku senang bisa menolongmu. Kenapa kamu hunting sendirian?? Berbahaya sekali jika hunting seorang diri tanpa buff seperti tadi."

"Aku tak punya teman" Jawabku dengan wajah sedih

"Ooh.. maaf" Jawabnya dengan wajah penuh penyesalan.

"iya gk apa-apa kok, santai saja" aku mencoba tersenyum.

"Oh iya kita belum berkenalan, namaku Siera1st. Nama kamu siapa??" Dia mengulurkan tangan padaku, lalu aku menyambutnya sambil memperkenalkan diriku.

"Namaku ArisaFuschida, panggil Arisa saja juga boleh" Jawabku

"Oke Arisa, kamu kuat juga ya" pujinya padaku.

"Hah?? kuat? kuat bagaimana?" Aku tak mengerti dengan apa yg dia katakan.

"Iya tadi sewaktu aku mencabut anak panah ini, kamu tak berteriak kesakitan. Padahal aku tau itu rasanya pasti sakit sekali."

"Oh... iya memang sakit sekali rasanya napasku mau hilang, tapi sekarang sudah jauh lebih nyaman." jawabku tenang.

"Bagus deh kalau begitu, oh ya kamu tidak punya clan. Apa kamu mau bergabung diAcademy clanku?" dia bicara dengan nada serius. 

Aku terdiam sejenak sambil berfikir, mungkin ada baiknya aku bergabung dengan clan lagi sudah lama aku berpetualang sendirian, siapa tau nanti aku bisa punya lebih banyak teman. 

"Hemmm.. boleh juga, kebetulan aku sudah lama tak bergabung dengan clan. Jawabku dengan penuh semangat.
Lalu aku resmi bergabung dengan clannya Siera1st. Kemudian dia bercerita padaku jika dia sudah sejak 5 hari yg lalu mengamatiku hunting disini. Dia sebenarnya sudah ingin mengajak berkenalan, tapi dia melihat sikapku yg tampak acuh. Jadi dia mengurungkan niatnya untuk mengajak berkenalan. Dia bilang ekspresi wajahku terlalu jutek untuk ukuran seorang cewek. Tapi dia justru semakin penasaran, sampai hari ini dia melihat aku berada dalam bahaya. Secara spontan dia menolongku. 

"Ah mungkin Kamael diciptakan memang benar-benar berhati malaikat, mereka baik. Baik ChurChaL atau pun Siera1st mereka sama-sama membantuku" kataku dalam hati.

Sejak aku bergabung dengan Clan baru aku menjadi ceria, teman-teman diclan menyambutku dengan baik. Terlebih Siera1st dia yg paling perhatian padaku. Dia membantuku dalam segala hal. Hari ini dia bilang aku harus mengganti weapon dan armorku. Karena yg kupakai sekarang sudah jelek. Dia mengajakku ke Merchant Armor dan weapon dikota Giran. Lalu membelikan aku 1 set Mirthil tunic lengkap dengan Hoplon lalu memberiku +5 Staff of Life. Blunt ini nampak bercahaya karena telah dienchant hinggat +5.
Setelah itu aku pamit hunting ke Ant Nest seperti biasanya. 1 jam kemudian Siera1st menyusulku. Dia mengahmpiriku ketika aku sedang memungut item yg dijatuhkan oleh monster yg aku bunuh.

"Arisa sedang sibuk ya?" tanyanya dengan wajah serius.

"Aku sedang hunting, tapi jika kamu mau bicara aku bisa break sebentar" Jawabku tak kalah serius.

"Iya ada yg ingin aku katakan sih, tapi..." Siera1st menggantungkan kata-katanya.

"Tapi apa?? ayo kita duduk dibawah pohon itu saja" aku menunjuk sebuah pohon yg tak jauh dari kami. Lalu kami berdua beranjak kearah yg kumaksud, Siera1st duduk tepat disampingku.

"Singkat saja yg mau aku katakan padamu, karena aku tak ingin menyita banyak waktumu" katanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"He'em... silahkan bapak Siera1st bicara" jawabku sambil bergurau.

"Hemmm.. gini deh, sebenernya aku suka kamu. Kamu.. emmmhh... kamu mau jadi pacarku?" Siera1st bicara sambil sesekali mencuri pandang kearahku yg menatapnya dengan serius. tiba-tiba dia seperti salah tingkah dan membuang muka, wajahnya terlihat malu. Lucu sekali.

"Hahahahahahaha... kamu suka sama aku?? gk salah nih?" Aku tertawa terbahak-bahak, tapi aku sendiri tak tahu kenapa aku bisa tertawa sekeras itu dihapadapannya. Sejujurnya aku juga memang suka padanya, tapi aku tak mengira dia juga merasakan hal yg sama. Karena selama ini dia selalu bersikap dingin.

"Hei kenapa kamu tertawa, ah kamu pasti gk mau jadi pacarku" Dia terlihat sedih.

"Maaf, maaf bukan begitu. Ekspresi wajahmu lucu tau hahhahaha.." aku menjawab sambil tertawa.

"Oooyyy udah donk ketawanya, malu nih. Mau apa gk kamu jadi pacarku? aku serius sa" dia menyenggol ku dengan wajah manyun.

"Hahaha.. iya iya maaf, iya aku mau jadi pacarmu" Jawabku tegas, aku merasa pipiku menghangat. Sepertinya muncul rona merah dipipiku. Tapi aku tak mau Siera1st melihatnya.

"Yesss... akhirnya tuhan mengabulkan do'aku, terima kasih tuhan" Siera1st bergumam sambil menutup mata layaknya orang sedang berdo'a. Tingkahnya membuat aku semakin ingin tertawa.

"Hahaha.. sudah sudah, sebaiknya aku lanjut hunting. Ayo temani aku" Ajakku seraya menarik lengannya.

"Oke deh, pacarku ini penuh semangat sekali ya kalau urusan hunting" Jawabnya sambil tersenyum.

"Oh iyaaaa donk, biar cepet job 2 dan bisa hunting sama jagoan Bersekerku ini" Jawabku sambil mengayunkan tinju pelan ke lengan kanannya.

Sejak saat itu aku semakin bersemangat leveling, aku ingin mengejar level Siera1st yg sudah mencapai level 69 agar kami selalu bisa bersama-sama. Dia tetap hunting dengan teman-teman di clan aku pun hunting di tempat baru, kali ini aku hunting di Hardin Private Academy disekitar Hunter Village dan Giran. Meskipun hunting hanya berdua dengan petku aku merasa Siera1st selalu bersamaku. Setiap aku hunting dia selalu meyempatkan diri menyusulku, terkadang 1 sampai 2 jam kemudian dia pergi lagi melanjutkan hunting atau membantu mengurus keperluan clan. Hari-hari yg indah bagiku hingga kini aku sudah mencapai level 38. 

*to be continue* 

Chapter 3

"Berpisah dengan  sahabat terbaik"
 
Ketika aku sudah menyelesaikan test profesi tingkat 1 dan aku sudah menjadi seorang wizard, ChurChaL mengajakku mengunjungi kota-kota besar, dimulai dari gludio dan gluddin tempat aku menjalani test profesi tingkat 1. Kemudian dia mengajak aku mengunjungi kota oren, kota Giran yg sangat ramai dan sibuk, kota rune yg megah, desa hunter village yg sangat alami, kota dion yg mengingatkan ku pada Desa Talking Island, kota Goddart yg Klasik, Schuttgart yg dingin, lalu dia mengajak ku kekota Metropolitan di Aden. Kota ini sungguh luar biasa menarik, berbagai macam barang dijual disana. Ramai dan sibuknya kota giran masih kalah dibanding kota Aden. Setelah itu ChurChaL mengajak ku kekota Heine, dia bilang Heine adalah kota cinta yg mempesona. Aku tak mengerti maksudnya, tapi dia bilang suatu saat aku akan mengerti.
Aku dan ChurChaL kini benar-benar menjadi sahabat baik, terkadang bercanda, terkadang bertengkar lalu berbaikan kembali. Aku merasa nyaman, dia membuat aku merasa aman dan terlindungi. Dia tak pernah mengganggu ku ketika hunting, bahkan dia menjagaku jika aku kewalahan mengahadapi monster-monster yg menyerangku. Aku juga selalu mendengarkan ceritanya, tentang clan yg dia bangun. Juga memberitahuku tentang jenis armor dan weapon. Pada kesempatan itu dia menjelaskan armor yg dia pakai adalah 1 set Majestic Light itu adalah jenis armor grade A. Dia juga terlihat begitu berwibawa dengan Dragon Slayer yg selalu dia bawa kemana-mana. Memberikan kesan yg sangat elegan.

Sore ini kami tengah asik duduk-duduk digiran harbor mernikmati pemandangan sore yg indah, semilir angin berhembus sejuk. Kini aku sudah level 23 dan aku baru saja hunting dari ant nest hingga kemudian ChurChaL mengajakku bersantai pelabuhan ini. Hembusan angin yg lembut membuatku sungguh merasa nyaman, aku memejamkan mata lalu teringat kembali pada desa asalku Talking Island. Namun ketika aku tengah asik mengenang desa asalku tiba-tiba ChurChaL membuka suara memecah keheningan diantara kami.
"Hemmm... Sebelumnya maaf ya Arisa setelah hari ini mungkin aku tak bisa lagi selalu menemanimu kemana-mana, karena aku juga harus leveling dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan profesiku." Dia bicara dengan ekspresi sangat dingin, sedingin saat pertama kali kami bertemu.

"Aaapakah hari ini adalah hari terakhir kita bersama?" Aku menjawab sambil terbata.  suaraku terdengar bergetar saat aku mengucapkannya. Aku merasa sedih karena teman yg kupunya hanya ChurChaL.
"Hei tentu saja tidak, dasar cewek bodoh hahahaha...!!!" ChurChaL tertawa keras sekali.
"Kau pikir aku akan meninggalkan teman baru ku ini begitu saja hah? aku hanya leveling, tapi kita tidak bisa sama-sama karena level kita berbeda terlalu jauh. Kamu nanti leveling saja ditempat yg sesuai dengan levelmu, karena jika aku membawamu, kamu tidak akan memperoleh experience sedikitpun dan bahaya yg mengancammu pun lebih besar. Jadi sebaiknya secepatnya kamu leveling, hingga test profesi tingkat 2. Nanti aku akan membantumu lagi, tenang aja deh" Dia bicara panjang lebar hingga aku hanya bisa terdiam mendengar dia mengoceh.
"Yaahh.. baiklah, aku akan mulai fokus untuk mengejar level, kalau perlu aku akan mengimbangimu, lihat saja nanti huh...!!!" aku membuang muka menghindari tatapan jahilnya.
"Wah ada yg mau menantang nih ceritanya???" ChurChaL menatapku dengan tatapan sotoynya.

Aku hanya diam, lalu dia melanjutkan kalimatnya.

"Tenang saja Arisa, kita pasti ketemu lagi kok gk usah cemberut gitu donk, ntar gantengnya hilang lho, hahaha..." ChurChaL menggodaku hingga tertawa keras.

"Apa katamu?? ganteng?? enak aja kamu, masa aku dibilang ganteng dasar gk waras." aku bersungut-sungut sambul melayangkan tinju kelengan kanannya.

"Aduuhh tuh kan aku ditinju, sakit Sa galak banget sih kamu, makin kayak cowok tahu gk sih kamu" ChurChaL bicara dengan tampang yg dibuat pura-pura takut.
"Ah biarin, kamu nyebelin sih ngatain aku ganteng, aku kan cewek" Aku pasang tampang manyun.
"Iya-iya maaf, tapi jangan dibiasain gitu deh, kamu kan cewek masa main pukul, ntar gk ada cowok yg naksir kamu lho!" Kali ini dia bicara dengan tampang serius.

"Iyaaaa aku tau, aku ini cewek harus lembut. Tapi kalau ada yg kasar sama aku yo kukasarin balik" Aku bicara dengan penuh keangkuhan.

"Hahahaha.. ya kalau yg seperti itu ya gk apa-apa sih, kamu gebukin sampe memar-memar juga aku gk khawatir. Oh iya selama aku leveling kamu harus bisa jaga diri sendiri ya, aku percaya kamu adalah cewek yg kuat dan gk cengeng. Kamu juga pasti nanti akan ketemu temen-temen baru diluar sana. Tapi jangan lupa sama aku ya" ChurChaL tampak bicara sepenuh hati.

"Iya aku mengerti" Kali ini aku membuang muka kearah laut.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya, sudah ada janji dengan teman, sampai jumpa Arisa" Dia segera bangkit dan melambaikan tangan lalu melesat menghilang dari hadapanku.

"sepertinya dia terburu-buru sekali hingga sampai menggunakan Blessed Scroll Escape" gumamku dalam hati.
Dan kini kembali aku harus berpetualang seorang diri, menyebalkan. Setelah perpisahan itu aku memutuskan keluar Clan, karena di spirit of beauty seperti tak ada kehidupan setelah ChurChaL pergi. Lalu aku kembali menjalani hari-hariku seorang diri. Hunting dan hunting setiap hari, terkadang ada yg menawarkan party tapi begitu kukatakan aku adalah wizard mereka pun meninggalkanku. Pernah satu ketika saat aku sedang menghajar seekor Basilisk di Ant Nest datang seorang Orc dan seorang DarkElf cewek menghampiriku. Mereka mengira aku adalah Cleric yg bisa memberikan buff, dia mengajakku bergabung kedalam party. Setelah kukatakan jika aku bukan Cleric, DarkElf cewek itu membisikkan sesuatu pada si Orc lalu mereka pamit pergi meninggalkan aku. Benar-benar menyebalkan, apakah wizard seperti aku tak pantas untuk berteman dengan mereka, aku merasa sedih dan tersisih rasanya ingin menangis. Tapi aku teringat kata-kata terakhir ChurChaL kalau aku ini cewek kuat dan gk cengeng. Karena itulah aku kembali bersemangat, aku percaya suatu hari aku akan mendapatkan teman lagi.

*to be continue*

Chapter 2

"Spirit Of Beauty"

Hari yg cerah didesa Talking Island, setelah menempuh perjalanan yg cukup melelahkan aku pun tiba didesa ini. Suasana yg tampak begitu biasa saja menurutku. Semua orang beraktifitas dengan rutinitasnya masing-masing. Aku beristirahat dipelataran tugu ditengah desa. Aku melihat nampak beberapa orang sedang ngobrol disana, tapi aku tak begitu peduli. Aku ingin benar-benar memulihkan kondisiku karena aku ingin mulai berburu monster lagi untuk menaikan levelku. 
 
30 menit kemudian aku bangkit, aku ingin mencari guide didesa ini untuk meminta petunjuk dimana tempat hunting yg cocok untukku. Beberapa menit berjalan disekitar Talking Island kemudian aku melihat seorang tampak sedang bebicara pada guide, tak lama orang itu pergi, aku pun menghampiri guide itu untuk menanyakan bagaimana memulai petualanganku.

"Maaf apakah anda guide didesa ini?"
 
"Ya benar, lebih tepatnya saya adalah Guide untuk para pemula, kalau aku melihat dari penampilanmu apakah kamu juga seorang petualang pemula?" guide itu tampak sudah tau siapa diriku.
 
"Benar, aku adalah pemula. Tapi aku belum tau apa yg harus aku lakukan untuk memulai perjalanan, karena sekarang aku masih level 5" jawabku dengan sungguh-sungguh.
"Hemmm.. masih level 5 ya, baiklah aku akan membantumu. Untuk mencapai level selanjutnya kamu harus hunting, caranya dengan membunuh monster-monster sesuai kemampuanmu. Karena kamu masih level 5 sebaiknya kamu pergi kekamael village saja, kemudian bertelepot ke stronghold 1, 2, atau 3 untuk berburu monster."
"Oohh.. begitu baiklah aku mengerti, aku tadi memiliki beberapa lembar scroll telepot ke Kamael village diinventoryku."
"Nah kamu bisa menggunakan scroll itu untuk pergi kesana, tapi jika ingin bertelepot juga bisa melalui gatekeeper didesa ini."
"Baik terima kasih atas saranmu" jawabku sambil tersenyum.
"Oh ya jangan lupa membawa persedian seperti potion atau antidote, beli saja di grocery didesa ini. mungkin saja monster yg akan kamu buru nanti bisa mengeluarkan racun, jadi kamu punya obat untuk menyembuhkan nya. Berhati-hatilah, dan jangan lupa mintalah buff kepada guide. Ini untuk mengawali perjalananmu kuberikan beberapa buff padamu. Jangan lupa ketika hunting jika buffmu sudah mulai habis kembalilah dulu kekota untuk beristirahat dan meminta buff pada guide" Guide itu pun memberikan ku beberapa buff yg dimilikinya, menakjubkan tubuhku jauh terasa lebih nyaman dan bertenaga.
"Terima kasih atas banyak atas informasi dan bantuanmu, aku bersiap-siap dulu dan sampai jumpa." aku melambaikan tangan pada guide itu sambil beranjak mencari Grocery didesa ini. 

Begitu semua perbekalanku sudah siap aku memeriksa kantung uangku, adena yg kumiliki hanya tersisa beberapa ratus lagi. Yah tampaknya aku harus benar-benar bekerja keras, selain mengumpulkan Experience aku juga harus mengumpulkan adena untuk kelangsungan hidupku. Lalu aku segera menuju gatekeeper, dan sebelum minta ditelepotkan sekali lagi aku memandangi sekelilingku, ya desa Talking Island ini, aku akan meninggalkannya tapi suatu saat nanti aku pasti akan kembali lagi kedesa ini.
Kemudian aku pun diteleportkan oleh gatekeeper keKamael Village, kota yg agak sepi dan gelap. Lalu aku segera meminta ditelepotkan ke stronghold 1 kepada gatekeeper yg ada dikota ini tanpa diminta bayaran telepot sepeserpun. Kemudian aku memulai perburuanku dengan penuh semangat. Tidak terasa kini aku sudah mencapai level 10, aku berniat pindah tempat hunting ke Stronghold 2 lalu ke Stronghold 3 hingga levelku mencapai level 18. Benda apapun yg kutemukan dari hasil perburuan selalu kupungut, barangkali bisa berguna kelak. Bahkan terkadang aku menemukan pakaian dan semacam perisai yg kini aku gunakan, pakaian itu lumayan nyaman untuk menahan rasa dingin karena tampaknya hari mulai beranjak malam. Tak seperti didesa Talking Island, di Kamael Village ini seperti tak ada perbedaannya antara siang dan malam, aku tak pernah melihat matahari sejak menginjakkan kaki ditempat ini.
Ditengah rasa lelah yg menyerangku aku melihat dikejauhan sesosok mahluk laki-laki yg menurutku sangat aneh. 
Tubuhnya tinggi, membawa senjata besar, mengenakan pakaian yg seluruhnya putih, berambut biru dan... "hei dia bersayap, tapi hanya ada sebelah, mahluk apa ini?" Sosok itu nampak setengah berlari kearahku, "apakah dia sejenis monster?" tanyaku dalam hati. Wajahnya terlihat begitu dingin dengan tatapan mata yg tajam.
"siapa dia?" gumamku dalam hati sambil mencari tempat yg nyaman untuk beristirahat. Saat sosok itu sudah tepat berdiri dihadapanku, tiba-tiba dia menyapaku.
"Kamu sendiri?" tanya nya padaku.
Aku mengaggukkan kepalaku sambil tak lepas memandangnya.
"Sudah level berapa?" dia kembali bertanya padaku, nada bicaranya terdengar ramah, namun raut wajahnya tetap saja dingin.
"Aku baru level 18" jawabku hati-hati
"Wah sebentar lagi kamu akan menjalani test profesi tingkat 1 dong" Jawabnya sambil tertawa. Kali ini wajahnya tak sedingin tadi, hanya saja tatapan matanya tetap tajam.
"Profesi tingkat 1? test yg bagaimana itu?" tanyaku antusias.
"Ah ya kamu masih pemula sih ya, baiklah aku akan membantumu. Sebelumnya perkenalkan namaku ChurChaL aku sudah level 70 dan profesiku adalah Berseker, nama kamu siapa?" dia bicara dengan raut wajah yg kembali dingin seperti sebelumnya.
"Namaku ArisaFuschida, panggil Arisa saja" Jawabku
"Hemmmm.. nama yg cantik" katanya sambil tersenyum jahil kearahku.
"Ah bisa saja kamu, lalu apa yg kamu maksud dengan test profesi tingkat 1 tadi?" tanyaku sungguh-sungguh.
"Iya itu adalah test yg harus kamu jalani jika kamu ingin berganti profesi, memangnya kamu berencana ingin menjalani profesi apa?" Tanya nya.
"Kelak aku ingin menjadi mage, berdasarkan informasi yg kuketahui untuk menjadi seorang mage aku harus menjadi wizard terlebih dahulu. Untuk itu aku ingin menempuh test untuk menjadi seorang wizard saja" aku menjelaskan niatku yg sudah kurencanakan sejak awal.
"Kalau begitu bagaimana jika kamu bergabung saja dengan clanku agar aku bisa lebih mudah membantumu." Dia menawarkan ku untuk bergabung dengan clannya. Dan kupikir itu bukan ide yg buruk.
"Baiklah aku mau bergabung, tapi bimbing aku ya ChurChaL" Kataku dengan sepenuh hati.
"Tentu saja aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantmu." Jawabnya sambil tersenyum.
Akhirnya aku pun resmi bergabung dengan clan bernama Spirit Of Beauty. Kemudian ChurChaL membantuku menjalani test profesi tingkat 1, dia mengantarkan aku kepada master yg akan memberiku test dan juga menemani aku menjalankan misi. Aku jadi makin bersemangat menjalani misi karena kini aku sudah memiliki teman yg bisa kuandalkan. Sesekali dia mengajakku bercanda mengingatkan aku jika buff sudah habis. Pokoknya dia teman yg baik untukku saat ini.

 
# My First Clan Spirit Of Beauty #*to be continue*