"New Clan & First Love"
Panas semakin terik ketika aku tengah asik berburu monster, buff yg kudapatkan dari guide sejam yg lalu pun sudah habis. Aku memutuskan untuk beristirahat duduk dibawah sebatang pohon yg tak lagi memiliki daun. Suasana di Ant Nest memang benar-benar gersang dan tandus. Aku memandangi Knowledge tunicku, sudah mulai lusuh, bagian lengannya sobek ketika aku bertarung dengan Basilisk tadi. Ah rasanya aku ingin segera mengganti armor dan mendapatkan senjata baru, Sword of Mysticku nampak sudah tumpul walaupun sudah dienchantkan ChurChaL hingga +3 tapi rasanya pedang ini sudah hampir tak layak kugunakan. Shield Aspis ini juga sudah banyak yg penyok disana sini. Kemudian kubuka inventoryku aku menghitung adena yg kumiliki, melihat jumlahnya ini hanya cukup untuk membeli armor baru tanpa shield. Setelah kupikir-pikir
nanti sajalah mengganti armor dan weapon ketika aku sudah menyelesaikan
test profesi tingkat 2. Kini aku sudah level 32, tinggal 8 level lagi.
Ketika aku tengah asik melepas lelah tiba-tiba...
Jleeebb...!!! sebuah anak panah melesat cepat kearahku, beruntung aku sempat menghindarinya, namun sayang anak panah itu menyerempet lengan kananku, lenganku terluka, namun tidak begitu parah, segera aku bangkit. Lalu dari arah kanan kulihat seekor Skeleton Archer bersiap menyerangku kembali, namun aku segera bersiap menyambutnya. Dengan gerakan yg tidak terlalu gesit kugunakan skill sleep, seketika Skeleton archer itu terdiam, kemudian kulemparkan bola api dengan Flame strike seketika Skeleton itu seperti tersadar lalu mulai menyerangku kembali. Tak ayal anak panahnya kembali menghujaniku, aku mulai merasa lemah dan gerakanku melambat, benar-benar berat melawan monster tanpa buff. Aku mencoba berlari menghindar, tapi anak panah yg tertancap dibahuku membuatku mengalami pendarahan. Aku merasakan sakit yg luar biasa, ketika aku berlari aku melihat seekor basilisk dari arah yg berlawanan.
"Astaga, basilisk ini bisa-bisa akan ikut menyerangku." gumamku dalam hati.
Aku rasanya sudah benar-benar putus asa, skeleton archer itu terus menerus mengejarku. Aku terus berlari sekuat yg aku bisa. Tiba-tiba aku teringat ChurChaL.
"Ah andai saja kamu tidak pergi bodoh, aku pasti tidak akan mengalami bahaya seperti ini" Aku mengomel dalam hati.
Tiba-tiba dari balik pohon kering yg ada disebelah kiriku muncul sosok kamael, kupikir dia ChurChaL
yg datang menyelamatkanku. Kamael itu langsung menghajar skeleton yg
mengejarku, hanya dengan sekali ayunan pedangnya saja Skeleton itu roboh. Lalu aku terduduk lemas sambil memegangi bahuku dimana masih tertancap anak panah. Kemudian Kamael itu menghampiriku yg terduduk lemas.
"Terima kasih telah menolongku kk" ucapku dengan pandangan nanar. "ternyata dia bukan ChurChaL" gumamku dalam hati.
"iya, kamu terluka parah tampaknya, mari kita kegua itu disana lebih dingin biar kubantu obati lukamu" Kamael itu mencoba membantuku berdiri lalu berjalan menuju gua yg tak jauh dari tempat kami berada. Begitu sampai dimulut gua aku duduk dengan hati-hati. Tanpa banyak bicara kamael itu membuka tasnya dan tampak mengeluarkan beberapa botol potion dan kain. "mungkin itu perban" pikirku.
Kemudian kamael itu memandangku, entah kenapa tatapan matanya yg dingin
tiba-tiba membuat jantungku berdetak cukup kencang 1 kali, ya hanya 1
kali setelah itu biasa saja. Kamael itu tersenyum lalu berkata.
"Mungkin ini agak terasa sakit, aku akan mencoba mencabut anak panah ini, tahan ya?!"
Aku mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Lalu kurasakan sakit yg sangat luar biasa, rasanya ingin berteriak tapi kugigit bibir sambil memejamkan mata untuk menahan agar suaraku tak keluar. Seketika aku merasakan darah mengalir dari bahuku. Kamael ini berhasil mencabut anak panah yg menancap dibahuku. Aku melirik bahuku dan dia berkata.
"Beruntung anak panah ini tidak menancap terlalu dalam, ini kuberi potion penyembuh." Kemudian dia membalut lukaku dengan kain yg dia keluarkan dari tasnya tadi. Sungguh ajaib, rasa sakit dibahuku langsung berkurang.
"Sekali lagi terima kasih ya, aku berhutang budi padamu" jawabku dengan sungguh-sungguh.
"Iya sama-sama, aku senang bisa menolongmu. Kenapa kamu hunting sendirian?? Berbahaya sekali jika hunting seorang diri tanpa buff seperti tadi."
"Aku tak punya teman" Jawabku dengan wajah sedih
"Ooh.. maaf" Jawabnya dengan wajah penuh penyesalan.
"iya gk apa-apa kok, santai saja" aku mencoba tersenyum.
"Oh iya kita belum berkenalan, namaku Siera1st. Nama kamu siapa??" Dia mengulurkan tangan padaku, lalu aku menyambutnya sambil memperkenalkan diriku.
"Namaku ArisaFuschida, panggil Arisa saja juga boleh" Jawabku
"Oke Arisa, kamu kuat juga ya" pujinya padaku.
"Hah?? kuat? kuat bagaimana?" Aku tak mengerti dengan apa yg dia katakan.
"Iya tadi sewaktu aku mencabut anak panah ini, kamu tak berteriak kesakitan. Padahal aku tau itu rasanya pasti sakit sekali."
"Oh... iya memang sakit sekali rasanya napasku mau hilang, tapi sekarang sudah jauh lebih nyaman." jawabku tenang.
"Bagus deh kalau begitu, oh ya kamu tidak punya clan. Apa kamu mau bergabung diAcademy clanku?" dia bicara dengan nada serius.
Aku terdiam sejenak sambil berfikir, mungkin ada baiknya aku bergabung dengan clan lagi sudah lama aku berpetualang sendirian, siapa tau nanti aku bisa punya lebih banyak teman.
"Hemmm.. boleh juga, kebetulan aku sudah lama tak bergabung dengan clan. Jawabku dengan penuh semangat.
Lalu aku resmi bergabung dengan clannya Siera1st. Kemudian dia bercerita padaku jika dia sudah sejak 5 hari yg lalu mengamatiku hunting disini. Dia sebenarnya sudah ingin mengajak berkenalan, tapi dia melihat sikapku yg tampak acuh. Jadi dia mengurungkan niatnya untuk mengajak berkenalan. Dia bilang ekspresi wajahku terlalu jutek untuk ukuran seorang cewek. Tapi dia justru semakin penasaran, sampai hari ini dia melihat aku berada dalam bahaya. Secara spontan dia menolongku.
"Ah mungkin Kamael diciptakan memang benar-benar berhati malaikat, mereka baik. Baik ChurChaL atau pun Siera1st mereka sama-sama membantuku" kataku dalam hati.
Sejak aku bergabung dengan Clan baru aku menjadi ceria, teman-teman diclan menyambutku dengan baik. Terlebih Siera1st dia yg paling perhatian padaku. Dia membantuku dalam segala hal. Hari ini dia bilang aku harus mengganti weapon dan armorku. Karena yg kupakai sekarang sudah jelek. Dia mengajakku ke Merchant Armor dan weapon dikota Giran. Lalu membelikan aku 1 set Mirthil tunic lengkap dengan Hoplon lalu memberiku +5 Staff of Life. Blunt ini nampak bercahaya karena telah dienchant hinggat +5.
Setelah itu aku pamit hunting ke Ant Nest seperti biasanya. 1 jam kemudian Siera1st menyusulku. Dia mengahmpiriku ketika aku sedang memungut item yg dijatuhkan oleh monster yg aku bunuh.
"Arisa sedang sibuk ya?" tanyanya dengan wajah serius.
"Aku sedang hunting, tapi jika kamu mau bicara aku bisa break sebentar" Jawabku tak kalah serius.
"Iya ada yg ingin aku katakan sih, tapi..." Siera1st menggantungkan kata-katanya.
"Tapi apa?? ayo kita duduk dibawah pohon itu saja" aku menunjuk sebuah pohon yg tak jauh dari kami. Lalu kami berdua beranjak kearah yg kumaksud, Siera1st duduk tepat disampingku.
"Singkat saja yg mau aku katakan padamu, karena aku tak ingin menyita banyak waktumu" katanya dengan wajah tanpa ekspresi.
"He'em... silahkan bapak Siera1st bicara" jawabku sambil bergurau.
"Hemmm.. gini deh, sebenernya aku suka kamu. Kamu.. emmmhh... kamu mau jadi pacarku?" Siera1st bicara sambil sesekali mencuri pandang kearahku yg menatapnya dengan serius. tiba-tiba dia seperti salah tingkah dan membuang muka, wajahnya terlihat malu. Lucu sekali.
"Hahahahahahaha... kamu suka sama aku?? gk salah nih?" Aku tertawa terbahak-bahak, tapi aku sendiri tak tahu kenapa aku bisa tertawa sekeras itu dihapadapannya. Sejujurnya aku juga memang suka padanya, tapi aku tak mengira dia juga merasakan hal yg sama. Karena selama ini dia selalu bersikap dingin.
"Hei kenapa kamu tertawa, ah kamu pasti gk mau jadi pacarku" Dia terlihat sedih.
"Maaf, maaf bukan begitu. Ekspresi wajahmu lucu tau hahhahaha.." aku menjawab sambil tertawa.
"Oooyyy udah donk ketawanya, malu nih. Mau apa gk kamu jadi pacarku? aku serius sa" dia menyenggol ku dengan wajah manyun.
"Hahaha.. iya iya maaf, iya aku mau jadi pacarmu" Jawabku tegas, aku merasa pipiku menghangat. Sepertinya muncul rona merah dipipiku. Tapi aku tak mau Siera1st melihatnya.
"Yesss... akhirnya tuhan mengabulkan do'aku, terima kasih tuhan" Siera1st bergumam sambil menutup mata layaknya orang sedang berdo'a. Tingkahnya membuat aku semakin ingin tertawa.
"Hahaha.. sudah sudah, sebaiknya aku lanjut hunting. Ayo temani aku" Ajakku seraya menarik lengannya.
"Oke deh, pacarku ini penuh semangat sekali ya kalau urusan hunting" Jawabnya sambil tersenyum.
"Oh iyaaaa donk, biar cepet job 2 dan bisa hunting sama jagoan Bersekerku ini" Jawabku sambil mengayunkan tinju pelan ke lengan kanannya.
Sejak saat itu aku semakin bersemangat leveling, aku ingin mengejar level Siera1st yg sudah mencapai level 69 agar kami selalu bisa bersama-sama. Dia tetap hunting dengan teman-teman di clan aku pun hunting di tempat baru, kali ini aku hunting di Hardin Private Academy disekitar Hunter Village dan Giran. Meskipun hunting hanya berdua dengan petku aku merasa Siera1st selalu bersamaku. Setiap aku hunting dia selalu meyempatkan diri menyusulku, terkadang
1 sampai 2 jam kemudian dia pergi lagi melanjutkan hunting atau
membantu mengurus keperluan clan. Hari-hari yg indah bagiku hingga kini
aku sudah mencapai level 38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar