Ketika aku sudah menyelesaikan test profesi tingkat 1 dan aku
sudah menjadi seorang wizard, ChurChaL mengajakku mengunjungi kota-kota besar,
dimulai dari gludio dan gluddin tempat aku menjalani test profesi tingkat 1.
Kemudian dia mengajak aku mengunjungi kota oren, kota Giran yg sangat ramai dan
sibuk, kota rune yg megah, desa hunter village yg sangat alami, kota dion yg
mengingatkan ku pada Desa Talking Island, kota Goddart yg Klasik, Schuttgart yg
dingin, lalu dia mengajak ku kekota Metropolitan di Aden. Kota ini sungguh luar
biasa menarik, berbagai macam barang dijual disana. Ramai dan sibuknya kota
giran masih kalah dibanding kota Aden. Setelah itu ChurChaL mengajak ku kekota
Heine, dia bilang Heine adalah kota cinta yg mempesona. Aku tak mengerti maksudnya,
tapi dia bilang suatu saat aku akan mengerti.
Aku
dan ChurChaL kini benar-benar menjadi sahabat baik, terkadang bercanda,
terkadang bertengkar lalu berbaikan kembali. Aku merasa nyaman, dia
membuat aku merasa aman dan terlindungi. Dia tak pernah mengganggu ku
ketika hunting, bahkan dia menjagaku jika aku kewalahan mengahadapi
monster-monster yg menyerangku. Aku juga selalu mendengarkan ceritanya,
tentang clan yg dia bangun. Juga memberitahuku tentang jenis armor dan
weapon. Pada kesempatan itu dia menjelaskan armor yg dia pakai adalah 1
set Majestic Light itu adalah jenis armor grade A. Dia juga terlihat
begitu berwibawa dengan Dragon Slayer yg selalu dia bawa kemana-mana.
Memberikan kesan yg sangat elegan.
Sore
ini kami tengah asik duduk-duduk digiran harbor mernikmati pemandangan
sore yg indah, semilir angin berhembus sejuk. Kini aku sudah level 23
dan aku baru saja hunting dari ant nest hingga kemudian ChurChaL
mengajakku bersantai pelabuhan ini. Hembusan angin yg lembut membuatku
sungguh merasa nyaman, aku memejamkan mata lalu teringat kembali pada
desa asalku Talking Island. Namun ketika aku tengah asik mengenang desa
asalku tiba-tiba ChurChaL membuka suara memecah keheningan diantara
kami.
"Hemmm... Sebelumnya maaf ya Arisa setelah hari ini mungkin
aku tak bisa lagi selalu menemanimu kemana-mana, karena aku juga harus leveling
dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan profesiku." Dia bicara dengan
ekspresi sangat dingin, sedingin saat pertama kali kami bertemu.
"Aaapakah hari ini adalah hari terakhir kita bersama?" Aku menjawab sambil terbata. suaraku terdengar bergetar saat aku mengucapkannya. Aku merasa sedih karena teman yg kupunya hanya ChurChaL.
"Hei tentu saja tidak, dasar cewek bodoh
hahahaha...!!!" ChurChaL tertawa keras sekali.
"Kau pikir aku akan meninggalkan teman baru ku ini begitu
saja hah? aku hanya leveling, tapi kita tidak bisa sama-sama karena level kita
berbeda terlalu jauh. Kamu nanti leveling saja ditempat yg sesuai dengan
levelmu, karena jika aku membawamu, kamu tidak akan memperoleh experience
sedikitpun dan bahaya yg mengancammu pun lebih besar. Jadi sebaiknya secepatnya
kamu leveling, hingga test profesi tingkat 2. Nanti aku akan membantumu lagi,
tenang aja deh" Dia bicara panjang lebar hingga aku hanya bisa terdiam
mendengar dia mengoceh.
"Yaahh.. baiklah, aku akan mulai fokus untuk mengejar
level, kalau perlu aku akan mengimbangimu, lihat saja nanti huh...!!!" aku
membuang muka menghindari tatapan jahilnya.
"Wah ada yg mau menantang nih ceritanya???" ChurChaL menatapku dengan tatapan sotoynya.
Aku hanya diam, lalu dia melanjutkan kalimatnya.
"Tenang
saja Arisa, kita pasti ketemu lagi kok gk usah cemberut gitu donk, ntar
gantengnya hilang lho, hahaha..." ChurChaL menggodaku hingga tertawa
keras.
"Apa
katamu?? ganteng?? enak aja kamu, masa aku dibilang ganteng dasar gk
waras." aku bersungut-sungut sambul melayangkan tinju kelengan kanannya.
"Aduuhh
tuh kan aku ditinju, sakit Sa galak banget sih kamu, makin kayak cowok
tahu gk sih kamu" ChurChaL bicara dengan tampang yg dibuat pura-pura
takut.
"Ah biarin, kamu nyebelin sih ngatain aku ganteng, aku kan cewek" Aku pasang tampang manyun.
"Iya-iya
maaf, tapi jangan dibiasain gitu deh, kamu kan cewek masa main pukul,
ntar gk ada cowok yg naksir kamu lho!" Kali ini dia bicara dengan
tampang serius.
"Iyaaaa
aku tau, aku ini cewek harus lembut. Tapi kalau ada yg kasar sama aku
yo kukasarin balik" Aku bicara dengan penuh keangkuhan.
"Hahahaha..
ya kalau yg seperti itu ya gk apa-apa sih, kamu gebukin sampe
memar-memar juga aku gk khawatir. Oh iya selama aku leveling kamu harus
bisa jaga diri sendiri ya, aku percaya kamu adalah cewek yg kuat dan gk
cengeng. Kamu juga pasti nanti akan ketemu temen-temen baru diluar sana.
Tapi jangan lupa sama aku ya" ChurChaL tampak bicara sepenuh hati.
"Iya aku mengerti" Kali ini aku membuang muka kearah laut.
"Baiklah
kalau begitu aku pergi dulu ya, sudah ada janji dengan teman, sampai
jumpa Arisa" Dia segera bangkit dan melambaikan tangan lalu melesat
menghilang dari hadapanku.
"sepertinya dia terburu-buru sekali hingga sampai menggunakan Blessed Scroll Escape" gumamku dalam hati.
Dan
kini kembali aku harus berpetualang seorang diri,
menyebalkan. Setelah perpisahan itu aku memutuskan keluar Clan, karena
di spirit of beauty seperti tak ada kehidupan setelah ChurChaL pergi.
Lalu aku kembali menjalani hari-hariku seorang diri. Hunting dan hunting
setiap hari, terkadang ada yg menawarkan party tapi begitu kukatakan
aku adalah wizard mereka pun meninggalkanku. Pernah satu ketika saat aku
sedang menghajar seekor Basilisk di Ant Nest datang seorang Orc dan
seorang DarkElf cewek menghampiriku. Mereka mengira aku adalah Cleric yg
bisa memberikan buff, dia mengajakku bergabung kedalam party. Setelah
kukatakan jika aku bukan Cleric, DarkElf cewek itu membisikkan sesuatu
pada si Orc lalu mereka pamit pergi meninggalkan aku. Benar-benar
menyebalkan, apakah wizard seperti aku tak pantas untuk berteman dengan
mereka, aku merasa sedih dan tersisih rasanya ingin menangis. Tapi aku
teringat kata-kata terakhir ChurChaL kalau aku ini cewek kuat dan gk
cengeng. Karena itulah aku kembali bersemangat, aku percaya suatu hari
aku akan mendapatkan teman lagi.
*to be continue*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar