Selasa, 25 September 2012

Chapter 3

"Berpisah dengan  sahabat terbaik"
 
Ketika aku sudah menyelesaikan test profesi tingkat 1 dan aku sudah menjadi seorang wizard, ChurChaL mengajakku mengunjungi kota-kota besar, dimulai dari gludio dan gluddin tempat aku menjalani test profesi tingkat 1. Kemudian dia mengajak aku mengunjungi kota oren, kota Giran yg sangat ramai dan sibuk, kota rune yg megah, desa hunter village yg sangat alami, kota dion yg mengingatkan ku pada Desa Talking Island, kota Goddart yg Klasik, Schuttgart yg dingin, lalu dia mengajak ku kekota Metropolitan di Aden. Kota ini sungguh luar biasa menarik, berbagai macam barang dijual disana. Ramai dan sibuknya kota giran masih kalah dibanding kota Aden. Setelah itu ChurChaL mengajak ku kekota Heine, dia bilang Heine adalah kota cinta yg mempesona. Aku tak mengerti maksudnya, tapi dia bilang suatu saat aku akan mengerti.
Aku dan ChurChaL kini benar-benar menjadi sahabat baik, terkadang bercanda, terkadang bertengkar lalu berbaikan kembali. Aku merasa nyaman, dia membuat aku merasa aman dan terlindungi. Dia tak pernah mengganggu ku ketika hunting, bahkan dia menjagaku jika aku kewalahan mengahadapi monster-monster yg menyerangku. Aku juga selalu mendengarkan ceritanya, tentang clan yg dia bangun. Juga memberitahuku tentang jenis armor dan weapon. Pada kesempatan itu dia menjelaskan armor yg dia pakai adalah 1 set Majestic Light itu adalah jenis armor grade A. Dia juga terlihat begitu berwibawa dengan Dragon Slayer yg selalu dia bawa kemana-mana. Memberikan kesan yg sangat elegan.

Sore ini kami tengah asik duduk-duduk digiran harbor mernikmati pemandangan sore yg indah, semilir angin berhembus sejuk. Kini aku sudah level 23 dan aku baru saja hunting dari ant nest hingga kemudian ChurChaL mengajakku bersantai pelabuhan ini. Hembusan angin yg lembut membuatku sungguh merasa nyaman, aku memejamkan mata lalu teringat kembali pada desa asalku Talking Island. Namun ketika aku tengah asik mengenang desa asalku tiba-tiba ChurChaL membuka suara memecah keheningan diantara kami.
"Hemmm... Sebelumnya maaf ya Arisa setelah hari ini mungkin aku tak bisa lagi selalu menemanimu kemana-mana, karena aku juga harus leveling dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan profesiku." Dia bicara dengan ekspresi sangat dingin, sedingin saat pertama kali kami bertemu.

"Aaapakah hari ini adalah hari terakhir kita bersama?" Aku menjawab sambil terbata.  suaraku terdengar bergetar saat aku mengucapkannya. Aku merasa sedih karena teman yg kupunya hanya ChurChaL.
"Hei tentu saja tidak, dasar cewek bodoh hahahaha...!!!" ChurChaL tertawa keras sekali.
"Kau pikir aku akan meninggalkan teman baru ku ini begitu saja hah? aku hanya leveling, tapi kita tidak bisa sama-sama karena level kita berbeda terlalu jauh. Kamu nanti leveling saja ditempat yg sesuai dengan levelmu, karena jika aku membawamu, kamu tidak akan memperoleh experience sedikitpun dan bahaya yg mengancammu pun lebih besar. Jadi sebaiknya secepatnya kamu leveling, hingga test profesi tingkat 2. Nanti aku akan membantumu lagi, tenang aja deh" Dia bicara panjang lebar hingga aku hanya bisa terdiam mendengar dia mengoceh.
"Yaahh.. baiklah, aku akan mulai fokus untuk mengejar level, kalau perlu aku akan mengimbangimu, lihat saja nanti huh...!!!" aku membuang muka menghindari tatapan jahilnya.
"Wah ada yg mau menantang nih ceritanya???" ChurChaL menatapku dengan tatapan sotoynya.

Aku hanya diam, lalu dia melanjutkan kalimatnya.

"Tenang saja Arisa, kita pasti ketemu lagi kok gk usah cemberut gitu donk, ntar gantengnya hilang lho, hahaha..." ChurChaL menggodaku hingga tertawa keras.

"Apa katamu?? ganteng?? enak aja kamu, masa aku dibilang ganteng dasar gk waras." aku bersungut-sungut sambul melayangkan tinju kelengan kanannya.

"Aduuhh tuh kan aku ditinju, sakit Sa galak banget sih kamu, makin kayak cowok tahu gk sih kamu" ChurChaL bicara dengan tampang yg dibuat pura-pura takut.
"Ah biarin, kamu nyebelin sih ngatain aku ganteng, aku kan cewek" Aku pasang tampang manyun.
"Iya-iya maaf, tapi jangan dibiasain gitu deh, kamu kan cewek masa main pukul, ntar gk ada cowok yg naksir kamu lho!" Kali ini dia bicara dengan tampang serius.

"Iyaaaa aku tau, aku ini cewek harus lembut. Tapi kalau ada yg kasar sama aku yo kukasarin balik" Aku bicara dengan penuh keangkuhan.

"Hahahaha.. ya kalau yg seperti itu ya gk apa-apa sih, kamu gebukin sampe memar-memar juga aku gk khawatir. Oh iya selama aku leveling kamu harus bisa jaga diri sendiri ya, aku percaya kamu adalah cewek yg kuat dan gk cengeng. Kamu juga pasti nanti akan ketemu temen-temen baru diluar sana. Tapi jangan lupa sama aku ya" ChurChaL tampak bicara sepenuh hati.

"Iya aku mengerti" Kali ini aku membuang muka kearah laut.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya, sudah ada janji dengan teman, sampai jumpa Arisa" Dia segera bangkit dan melambaikan tangan lalu melesat menghilang dari hadapanku.

"sepertinya dia terburu-buru sekali hingga sampai menggunakan Blessed Scroll Escape" gumamku dalam hati.
Dan kini kembali aku harus berpetualang seorang diri, menyebalkan. Setelah perpisahan itu aku memutuskan keluar Clan, karena di spirit of beauty seperti tak ada kehidupan setelah ChurChaL pergi. Lalu aku kembali menjalani hari-hariku seorang diri. Hunting dan hunting setiap hari, terkadang ada yg menawarkan party tapi begitu kukatakan aku adalah wizard mereka pun meninggalkanku. Pernah satu ketika saat aku sedang menghajar seekor Basilisk di Ant Nest datang seorang Orc dan seorang DarkElf cewek menghampiriku. Mereka mengira aku adalah Cleric yg bisa memberikan buff, dia mengajakku bergabung kedalam party. Setelah kukatakan jika aku bukan Cleric, DarkElf cewek itu membisikkan sesuatu pada si Orc lalu mereka pamit pergi meninggalkan aku. Benar-benar menyebalkan, apakah wizard seperti aku tak pantas untuk berteman dengan mereka, aku merasa sedih dan tersisih rasanya ingin menangis. Tapi aku teringat kata-kata terakhir ChurChaL kalau aku ini cewek kuat dan gk cengeng. Karena itulah aku kembali bersemangat, aku percaya suatu hari aku akan mendapatkan teman lagi.

*to be continue*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar